153 melakukan kegiatan penanganan dan pendistribusian hasil tangkapan di PPN
Palabuhanratu. Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa secara keseluruhan biaya
investasi dan biaya produksi untuk hasil tangkapan tujuan ekspor tuna dan layur lebih besar dibandingkan dengan hasil tangkapan lainnya. Biaya investasi dan
biaya produksi tersebut dikeluarkan oleh perusahaan pengumpul yang melakukan penanganan terhadap hasil tangkapan tersebut sebelum didistribusikan.
Kekurangan dari penanganan hasil tangkapan tuna dan layur adalah penanganan hasil tangkapan tersebut lebih terfokus pada hasil tangkapan yang
layak di ekspor saja. Hasil tangkapan tuna dan layur yang tidak layak ekspor dan hanya didistribusikan lokal dan nasional tidak terlalu diperhatikan oleh nelayan
dan pedagang pengecer. Hal tersebut terlihat dari biaya produksi penanganan hasil tangkapan tersebut di tempat pedagang pengecer yang lebih kecil dibandingkan
ikan kecil lainnya. Sebaiknya penanganan hasil tangkapan yang bukan tujuan ekspor lebih
diperhatikan untuk menjaga kualitasnya walaupun biaya investasi dan biaya produksi yang dikeluarkan lebih besar. Hal ini sangat berat bagi nelayan dan
pedagang karena walaupun investasi dan biaya produksi penanganan meningkat, namun permintaan dan harga tidak meningkat. Hal ini disebabkan karena
konsumen Indonesia lebih mementingkan kuantitas dibandingkan kualitas.
7.2 Biaya Pendistribusian
Pendistribusian hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu dapat berupa pendistribusian di dalam PPN Palabuhanratu pengangkutan hasil tangkapan dari
satu tempat pelaku pemasaran hasil tangkapan ke tempat pelaku pemasaran lainnya tetapi masih di dalam PPN Palabuhanratu maupun pengangkutan hasil
tangkapan dari dalam PPN Palabuhanratu ke luar PPN Palabuhanratu. Contoh dari pendistribusian di dalam PPN Palabuhanratu adalah pengangkutan hasil
tangkapan tuna dari tempat pendaratan ke tempat perusahaan pengumpul tuna, sedangkan contoh dari pendistribusian ke luar PPN Palabuhanratu adalah
pendistribusian layur dari PT AGB PPN Palabuhanratu ke PT AGB Muara Angke Jakarta.
154 Pendistribusian tersebut memerlukan biaya yang terdiri dari biaya investasi
dan biaya produksi pendistribusian. Berikut ini merupakan hasil perhitungan investasi dan biaya produksidalam pendistribusian hasil tangkapan di PPN
Palabuhanratu tahun 2010 berdasarkan jenis hasil tangkapannya : Tabel 57 Besaran biaya pendistribusian hasil tangkapan berdasarkan jenisnya di
tempat pedaratan, di tempat pedagangperusahaan pengumpul dan di tempat pedagang pengecer di PPN Palabuhanratu tahun 2010
Jenis ikan Besaran Rp
Biaya investasi
Biaya produksi P
TFC TVC
TC
A. di tempat pendaratan
1. Tuna -
- 1.600.000
1.600.000 -
2. Tuna-tuna kecil -
- 800.000
800.000 -
3. Cakalang -
- 3.500.000
3.000.000 -
4. Tongkol -
- 3.500.000
3.000.000 -
5. Layur -
- -
- -
6. Ikan kecil lainnya
- -
- -
-
B. di tempat pedagangperusahaan pengumpul
1. Tuna 375.000.000
21.400.000 21.400.000 373.150.000
- 2. Tuna-tuna kecil
150.000.000 8.600.000 140.700.000 149.300.000
- 3. Cakalang
- 60.000 192.850.000 192.910.000
- 4. Tongkol
- 50.000 385.700.000 385.750.000
- 5. Layur
a. oleh pedagang pengumpul
- 75.000
6.000.000 7.075.000
- b. oleh PT AGB
225.000.000 13.500.000 216.300.000 229.800.000
- 6. Ikan kecil
lainnya -
35.000 192.850.000 192.885.000 -
Keterangan : TFC = total fixed costjumlah keseluruhan biaya tetap; TVC = total variable
costjumlah keseluruhan biaya varibel; TC = total costjumlah keseluruhan biaya produksi; P = pinjaman
Berdasarkan Tabel 58 di atas diketahui bahwa secara umum yang mengeluarkan biaya investasi dalam pendistribusian hasil tangkapan dikeluarkan
oleh perusahaan pengumpul tuna, tuna-tuna kecil dan layur. Hal ini bukan berarti pendistribusian hanya dilakukan oleh ketiga pelaku tersebut, terdapat pelaku
pendistribusian lainnya yang tidak mengeluarkan biaya investasi untuk melakukan pendistribusian hasil tangkapannya. Bentuk investasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan pengumpul tuna, tuna-tuna kecil dan perusahan pengumpul layur PT
155 AGB sama yaitu pembelian mobil bak tertutup. Besaran biaya invetasi
perusahaan pengumpul di PPN Palabuhanratu tahun 2010 untuk tuna berjumlah Rp 375.000.000,00 5 unit mobil bak tertutup, untuk tuna-tuna kecil berjumlah
Rp 150.000.000,00 2 unit mobil bak tertutup dan untuk layur berjumlah Rp 225.000.000,00 3 unit mobil bak tertutup.
Selain mengeluarkan biaya investasi, pelaku pendistribusian hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu berdasarkan hasil wawancara juga mengeluarkan biaya
produksi pendistribusian. Biaya produksi tersebut terdiri dari biaya tetap selalu dikeluarkan dan tidak bergantung pada jumlah hasil tangkapan yang
didistribusikan dan biaya variabel tidak selalu dikeluarkan dan bergantung pada besaran jumlah hasil tangkapan yang didistribusikan. Berikut ini dijelaskan biaya
produksi pendistribusian per jenis hasil tangkapannya : Tuna
Biaya produksi pendiribusian tuna di PPN Palabuhanratu dikeluarkan oleh nelayan dan perusahaan pengumpul tuna. Biaya produksi pendistribusian tuna
yang dikeluarkan oleh nelayan merupakan biaya variabel yaitu upah angkut tuna dari tempat pendaratan ke tempat perusahan pengumpul tuna. Biaya tersebut tahun
2010 berjumlah Rp 1.600.000,00 Tabel 59. Biaya produksi pendistribusian tuna oleh perusahaan pengumpul tuna berjumlah Rp 373.000.000,00 yang terdiri dari
biaya tetap Rp 21.250.000,00 dan biaya variabel Rp 351.750.000,00 Lampiran 33. Biaya tetap yang dikeluarkan berupa penyusutan, perawatan mobil bak
tertutup dan alat tulis kantor, sedangkan biaya variabel yang dikeluarkan berupa pas masuk mobil ke pelabuhan, bensin mobil, gaji sopir dan gaji kenek mobil.
Tuna-tuna kecil Keseluruhan biaya produksi pendistribusian tuna-tuna kecil oleh nelayan di
PPN Palabuhanratu tahun 2010 berjumlah Rp 800.000,00 Tabel 59. Biaya tersebut berupa upah angkut tuna-tuna kecil dari tempat pendaratan ke tempat
pedagang pengumpul. Biaya produksi pendistribusian tuna-tuna kecil yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul PPN Palabuhanratu berjumlah Rp
149.300.000,00 yang terdiri dari biaya tetap Rp 8.600.000,00 dan biaya variabel Rp 140.700.000,00. Biaya tetap yaitu hasil penjumlahan penyusutan dan
156 perawatan mobil bak tertutup dan alat tulis kantor, sedangkan biaya variabel yaitu
penjumlahan biaya pas masuk PPN Palabuhanratu, sewa mobil pick up dan bensin mobil Lampiran 34.
Cakalang Pendistribusian cakalang oleh nelayan di PPN Palabuhanratu tahun 2010
menurut Tabel 59 memerlukan biaya produksi sejumlah Rp 3.000.000,00. Biaya tersebut dikeluarkan nelayan berupa upah angkut hasil tangkapan cakalang dari
tempat pendaratan ke tempat pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul mengeluarkan biaya produksi pendistribusian cakalang dengan jumlah Rp
192.910.000,00 Tabel 59. Biaya tersebut merupakan pernjumlahan biaya tetap Rp 60.000,00 berupa alat tulis kantor dengan biaya variabel Rp 192.850.000,00
berupa penjumlahan biaya sewa mobil pick up, bensin mobil dan pas masuk PPN Palabuhanratu Lampiran 35.
Tongkol Bentuk biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh nelayan untuk
pendistribusian tongkol di PPN Palabuhanratu tahun 2010 adalah upah angkut dari tempat pendaratan ke tempat pedagang pengumpul. Biaya tersebut berjumlah Rp
3.000.000,00 Lampiran 36. Biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh pedagang pengumpul untuk mendistribusikan hasil tangkapan tongkol dari PPN
Palabuhanratu tahun 2010 berjumlah Rp 385.700.000,00. Jumlah tersebut merupakan penjumlahan biaya tetap berupa alat tulis kantor dengan biaya variabel
yang terdiri dari sewa mobil pick up, pas masuk PPN Palabuhanartu dan bensin mobil. Besar biaya tetapnya adalah Rp 50.000,00 sedangkan besar biaya
variabelnya adalah Rp 385.700.000,00. Layur
Besaran biaya produksi pendistribusian yang dikeluarkan oleh PT AGB selaku perusahaan penanganan layur adalah Rp 229.300.000,00. Biaya produksi
PT AGB tersebut terdiri dari biaya tetap Rp 13.000.000,00 dan biaya variabel Rp 216.300.000,00 Lampiran 37. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh PT AGB terdiri
157 dari alat tulis kantor, penyusutan dan perawatan mobil bak tertutup.. Biaya
variabel yang dikeluarkan oleh PT AGB terdiri dari pembayaran pas masuk PPN Palabuhanratu, bensin mobil, gaji sopir dan gaji kenek.
Ikan kecil lainnya Biaya produksi pendistribusian ikan kecil lainnya di PPN Palabuhanratu
tahun 2010 hanya dikeluarkan oleh pedagang pengumpul dengan jumlah Rp 192.885.000,00. Biaya tersebut teridiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Berdasarkan Lampiran 38 biaya tetap yang dikeluarkan adalah alat tulis kantor dengan jumlah Rp 35.000,00. Biaya variabel yang dikeluarkan berupa sewa mobil
pick up, pas masuk PPN Palabuhanartu dan bensin mobil yang kesemuanya berjumlah Rp 192.850.000,00.
Berdasarkan uraian pada bab 7.2 secara keseluruhan diketahui bahwa investasi hanya dikeluarkan oleh perusahaan pengumpul tuna, tuna-tuna kecil dan
layur. Hal ini karena perusahaan tuna, tuna-tuna kecil dan layur melakukan pengadaan mobil bak tertutup untuk pendistribusian ikannya. Pelaku
pendistribusian lainnya tidak melakukan pengadaan alat yang berupa investasi, gerobak dan mobil bak terbuka yang digunakan dalam pendistribusian disewa
oleh pelaku sehingga termasuk ke dalam biaya operasional. Biaya produksi secara keseluruhan dikeluarkan oleh 3 pelaku yaitu nelayan,
pedagang pengumpul dan perusahaan pengumpul. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh nelayan jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan biaya
produksi yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul atau perusahaan pengumpul. Hal ini karena perbedaan jarak pendistribusian dimana nelayan
melakukan pendistribusian di dalam PPN Palabuhanratu, sedangkan pedagang pengumpul atau perusahaan pengumpul melakukan pendistribusian ke luar PPN
Palabuhanratu. Selain itu terdapat perbedaan alat yang digunakan dan jumlah hasil tangkapan yang didistribusikan.
Biaya produksi yang paling besar dikeluarkan oleh pedagang pengumpul tongkol, walaupun tongkol hanya didistribusikan untuk tujuan lokal dan nasional.
Biaya produksi tongkol tersebut lebih besar dibandingkan biaya produksi tuna, tuna-tuna kecil dan layur yang merupakan komoditas ekspor. Hal ini karena
158 pedagang pengumpul tongkol masih menyewa mobil bak terbuka kepada orang
lain yang dimasukkan ke dalam biaya produksi, sedangkan perusahaan pengumpul tuna, tuna-tuna kecil dan layur melakukan investasi berupa mobil bak tertutup
sehingga tidak terdapat penyewaan mobil di dalam biaya produksinya.
159
8 KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan