Kelembagaan terkait mutu hasil tangkapan

95

5.5 Mutu Hasil Tangkapan Didaratkan

5.5.1 Kelembagaan terkait mutu hasil tangkapan

1 Laboratorium Bina Mutu di PPN Palabuhanratu Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Laboratorium Bina Mutu LBM dan pihak pengelola PPN Palabuhanratu diketahui bahwa laboratorium ini merupakan tempat pengujian sampel hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Palabuharatu. Laboratorium Bina Mutu berdiri pada tahun 2004, namun mulai beroperasi pada tahun 2006. Tugas dari LBM menurut Peraturan Tingkat I Propinsi Jawa Barat nomor 11 tahun 1991 ayat 1 tentang pengujian dan pembinaan mutu hasil perikanan Perda Jawa Barat adalah : a Menginventarisasi semua unit pengolahanpengawetan dan pelaku tata niaga hasil perikanan di daerah; b Mencatat dan menguji secara organoleptik dan atau laboratoris mutu produk akhir hasil perikanan yang diproduksi dan atau diperdagangkan di daerah dan atau melintasi daerah dan diekspor; c Melakukan pembinaan terhadap unit pengolahanpengawetan dan pelaku tata niaga hasil perikanan dalam hal penanganan, pengolahan, pengepakaan dan penyimpanan hasil perikanan; d Melakukan pembinaan terhadap laboratorium penguji mutu hasil perikanan milik swasta; e Melakukan pengujian terhadap bahan baku, bahan pembantu serta produk akhir hasil perikanan. Selanjutnya masih dalam peraturan yang sama ayat 2 menyatakan bahwa berdasarkan hasil pengujian maka LBM mengeluarkan sertifikat mutu dan surat keterangan mutu. Sertifikat mutu adalah surat yang menyatakan bahwa produk akhir hasil perikanan yang akan diekspor, berdasarkan laporan hasil pengujian adalah telah sesuai dengan standar mutu. Surat keterangan mutu adalah surat yang menerangkan bahwa produk akhir hasil perikanan yang dipasarkan pada pasar domestik, berdasarkan hasil pengujian laboratorium adalah layak dikonsumsi manusia. Kondisi aktual di lapangan menyatakan bahwa tugas butir b dan c telah dilakukan oleh LBM di PPN Palabuhanratu. Berdasarkan laporan LBM PPN Palabuhanratu diketahui bahwa LBM telah melakukan pengujian formalin Tabel 96 30, organoleptik Tabel 34 dan angka lempeng total Tabel 35. Pada saat penelitian dilakukan, LBM sedang melakukan pembinaan kepada nelayan di aula milik LBM dan berdasarkan hasil wawancara dengan petugas laboratorium maupun nelayan diketahui bahwa kegiatan pembinaan sudah beberapa kali dilakukan oleh LBM terkait hasil tangkapan. Menurut hasil wawancara dengan pengelola PPN Palabuhanratu dan petugas LBM PPN Palabuhanratu, Laboratorium Bina Mutu PPN Palabuhanratu juga melakukan pengujian suhu terhadap hasil tangkapan. Pengujian suhu dan organoleptik terhadap hasil tangkapan dilakukan langsung pada saat inspeksi di lapangan, sedangkan pengujian lainnya dilakukan di laboratorium dengan sampel yang diambil dari lapangan. Pada tahun 2008 pengujian yang dilakukan terhadap sampel tersebut adalah uji formalin. Pengujian angka lempeng total ALT merupakan pengujian jumlah koloni mikroba yang terdapat pada 1 gram sampel ikan. Pengujian ALT dilakukan pada tahun 2009, sedangkan pengujian histamin dilakukan pada tahun 2011 terhadap hasil tangkapan tuna, tuna-tuna kecil, cakalang dan setuhuk. Alat pengujian ALT yang dimiliki oleh LBM PPN Palabuhanratu adalah alat penghitung koloni Colony Counter seperti pada Gambar 19, sedangkan alat pengujian histamin adalah Reader Stat Fax 450 nm seperti pada Gambar 20. Gambar 19 Alat penghitung koloni Colony Counter untuk pengujian ALT di Laboratorium Bina Mutu PPN Palabuhanratu tahun 2010. 97 Gambar 20 Alat Reader Stat Fax 450 nm untuk pengujian histamin di Laboratorium Bina Mutu PPN Palabuhanratu tahun 2010. Petugas LBM menyatakan bahwa pengujian formalin yang dilakukan oleh LBM PPN Palabuhanratu mencakup pengujian formalin terhadap ikan segar dan terhadap produk olahan. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pada ikan segar atau produk olahan tersebut terkandung formalin. Formalin adalah zat kimia yang berfungsi mengawetkan ikan segar dan produk olahan agar tidak cepat membusuk, namun zat ini berbahaya bagi kesehatan manusia sebagai konsumen ikan segar dan produk olahan tersebut. Berikut ini adalah hasil pengujian formalin ikan segar dan produk olahan yang dilakukan oleh LBM PPN Palabuhanratu tahun 2008-2009. Tabel 31 Hasil uji formalin terhadap ikan segar dan produk olahan Laboratorium Bina Mutu PPN Palabuhanratu tahun 2008-2009 Tahun uji Hasil uji formalin terhadap ikan segar ekor Hasil uji formalin terhadap produk olahan ekor Jumlah sampel Negatif - Positif + Jumlah sampel Negatif - Positif + 2008 501 501 - 289 285 4 2009 63 63 - 65 59 6 Sumber: LBM PPN Palabuhanratu 2010 diolah kembali Berdasarkan Tabel 31 di atas diketahui bahwa jumlah sampel yang diambil pada tahun 2009 menurun jika dibandingkan tahun 2008. Jumlah sampel yang positif mengandung formalin pada tahun 2008 adalah sebanyak 1,38 dari sampel yang diambil, sedangkan pada tahun 2009 sampel produk olahan yang positif mengandung formalin berjumlah 10,17 dari sampel yang diambil. 98 Tabel 32 Hasil uji formalin berdasarkan jenis ikan segar di Laboratorium Bina Mutu PPN Palabuhanratu tahun 2009 Jenis ikan JS ekor - + Bulan uji I. Penjual ikan pasar tradisional 1. Eteman Mene maculata 1 1 - Mei 2. Kakap Lutjanus sp. 3 3 - Januari, Mei, Oktober 3. Kembung Rastrelliger sp. 1 1 - Januari 4. Kurisi Nemitarus nematopharus 1 1 - Oktober 5. Lemcam Lethrinus lentjam 1 1 - Oktober 6. Layur Trichiurus savala 2 2 - Januari, Oktober 7. MarlinJangilus Makaira indica 2 2 - Januari, Mei 8. Sardenselayang Sardinella longiceps 1 1 - Januari 9. SwangiCamaul Priacanthus sp. 2 2 - Mei, Oktober 10. Tongkol Auxis sp. 2 2 - Januari, Mei 11. Tuna Thunnus sp. 1 1 - Januari II. TPI 1. Cumi-cumi Loligo edulis 1 1 - Februari 2. Kakap 2 2 - Februari, Juni 3. Kembung 1 1 - Juni 4. Kerong-kerong Terapan sp. 1 1 - Agustus 5. Kuwe Caranx melampygus 1 1 - Agustus 6. Layang Decapterus sp. 2 2 - Februari, Agustus 7. Layur 2 2 - Februari, Agustus 8. MarlinJangilus 1 1 - Juni 9. SwangiCamaul 1 1 - Juni 10. TetengkekSelar Megalaspis cordyla 1 1 - Agustus 11. Tongkol 2 2 - Juni, Agustus 12. Tuna 1 1 - Februari III. Pasar ikan PPN Palabuhanratu 1. Baronang Siganus sp. 1 1 - Maret 2. Bawal Formio niger 1 1 - Desember 3. Cumi-cumi 1 1 - Maret 4. Eteman 1 1 - November 5. Kakap 2 2 - Juli, Desember 6. Kerapu Epinephelus sp. 1 1 - Maret 7. Kuwe 2 2 - Juli, Desember 8. Layang 1 1 - Maret 99 Lanjutan Tabel 32 Jenis ikan JS ekor - + Bulan uji 9. Layur 3 3 - Juli, November, Desember 7. MarlinJangilus 1 1 - November 8. Sardenselayang 1 1 - Juli 9. SwangiCamaul 1 1 - November 10. Tongkol 2 2 - Maret, November 11. Tuna 2 2 - Juli, Desember V. Penjual ikan dermaga 2 1. Eteman 1 1 - April 2. Kakap 1 1 - September 3. Kembung 1 1 - April 4. Kuwe 1 1 - September 5. Layur 2 2 - April, September 6. Sardenselayang 1 1 - April 7. Semarserepet Lampis guttatis 1 1 - September 8. Tongkol 1 1 - September 9. Tuna 1 1 - April Jumlah sampel ekor 63 63 - Keterangan : JS = jumlah sampel; - = negatif atau tidak mengandung formalin; + = positif atau mengandung formalin Sumber: LBM PPN Palabuhanratu 2010 diolah kembali Pengujian formalin terhadap ikan segar yang dilakukan LBM PPN Palabuhanratu pada Tabel 32 meliputi ikan-ikan yang terdapat pada penjual ikan di pasar tradisional, TPI, pasar ikan PPN Palabuhanratu dan penjual ikan dermaga dua. Total sampel yang diuji oleh LBM tahun 2009 berjumlah 63 ekor ikan, yaitu jenis bawal, bronang, camaul, cumi-cumi, eteman, kakap, kembung, kerong- kerong, kurisi, kuwe, layang, layur, marlin, selayang, semar, selartetengkek, tongkol dan tuna. Hasil pengujian menunjukkan bahwa 63 sampel negatif, yang artinya tidak mengandung formalin. Tidak terdapat sampel yang hasil ujinya positif, yang artinya tidak terdapat sampel yang mengandung formalin LBM PPN Palabuhanratu, 2010. Pengujian formalin terhadap produk olahan yang dilakukan LBM PPN Palabuhanratu berdasar Tabel 33 meliputi ikan-ikan yang terdapat di pasar tradisional Palabuhanratu dan pasar ikan PPN Palabuhanratu. Jenis produk olahan 100 yang mendapat pengujian formalin adalah jambal, teri asin, pari asin, cumi asin, layur asin, dendeng ikan, sepat asin, japuh asin, swangi asin, cucut asin, peda asin, bakso, eteman asin, marlin asin, terasi, tembang asin, ikan pindang, kapasan asin dan teri rebus cue LBM PPN Palabuhanratu, 2010. Tabel 33 Hasil uji formalin berdasar jenis produk olahan di Laboratorium Bina Mutu PPN Palabuhanratu tahun 2009 Jenis produk olahan Sampel ekor Negatif - Positif + I. Pasar tradisonal Palabuhanratu 1. Jambal 4 4 - 2. Teri asin 7 6 1 3. Pari asin 4 4 - 4. Cumi asin 3 3 - 5. Layur asin 2 2 - 6. Dendeng ikan 2 2 - 7. Sepat asin 1 1 - 8. Japuh asin 2 2 - 9. Swangi asin 1 1 - 10. Cucut asin 2 2 - 11.Peda asin 3 3 - 12.Bakso 3 3 - 13. Eteman asin 2 2 - 14.Marlin asin 1 1 - II. Pasar ikan di PPN Palabuhanratu 1. Jambal 3 3 - 2. Teri asin 5 5 3. Peda asin 1 1 - 4. Cumi asin 4 4 - 5. Terasi 1 1 - 6. Tembang asin 4 4 - 7. Ikan pindang 2 2 - 8. Kapasan asin 2 2 - 9. Dendeng ikan 2 2 - 10. Teri rebus Cue 1 1 - 11. Layur asin 1 1 - 12. Cucut asin 1 1 - 13. Eteman asin 1 1 - Jumlah sampel ekor 65 59 6 Keterangan : = ikan olahan air tawar Sumber: LBM PPN Palabuhanratu 2010 diolah kembali 101 Selanjutnya LBM PPN Palabuhanratu menyatakan bahwa dari jumlah total sampel produk olahan yang diuji oleh LBM tahun 2009 berjumlah 65 produk olahan didapatkan bahwa 59 sampel negatif yang artinya tidak mengandung formalin dan 6 sampel positif yang artinya terdapat 6 sampel produk olahan yang mengandung formalin. Sampel produk olahan yang positif mengadung formalin adalah teri asin yang berasal dari pasar tradisional Kecamatan Palabuhanratu dan dari pasar ikan di PPN Palabuhanratu. Kekurangan dari pengujian formalin terhadap ikan segar dan terhadap produk olahan adalah setiap hasil tangkapan atau produk olahan tidak diuji setiap bulan dalam satu tahun. Pengujian terbanyak yang dilakukan untuk satu jenis ikan segar atau produk olahan adalah tiga kali dalan satu tahun. Hal ini membuat pengujian yang dilakukan tidak merata karena ada ikan atau produk yang diuji 3 kali dalam setahun dan ada pula yang hanya sekali dalam setahun. Selain itu sampel yang diambil hanya 1 ekor ikan segar atau produk untuk setiap jenisnya. Pengujian organoleptik ikan segar yang dilakukan oleh LBM di PPN Palabuhanratu meliputi beberapa tempat yaitu penjual ikan pasar tradisional, TPI, pasar ikan PPN Palabuhanratu dan penjual ikan dermaga 2. Jenis hasil tangkapan ikan segar dari semua tempat tersebut yang mendapat pengujian formalin adalah ikan bawal, bronang, camaul, cumi-cumi, eteman, kakap, kembung, kerapu, kerong-kerong, kuwe, layang, layur, marlin, selayang, serepet, tetengkek, tongkol dan tuna LBM PPN Palabuhanratu, 2010. Selanjutnya LBM PPN Palabuhanratu memberikan informasi bahwa total sampel ikan segar yang diuji organoleptik oleh petugas LBM tahun 2009 berjumlah 63 ekor Tabel 34. Hasil pengujian organoleptik tersebut menunjukkan bahwa nilai skala organoleptik sampel ikan segar tersebut berada diantara 6 sampai dengan 9. Hal ini berarti ikan segar di keempat tempat tersebut masih bisa untuk dikonsumsi; dikarenakan sesuai dengan Deptan 1984 di Indonesia ikan dengan nilai skala organoleptik 9 sampai 6 masih layak untuk dikonsumsi oleh konsumen. Pengujian ini seperti halnya pengujian formalin hanya dilakukan terhadap 1 sampel ikan segar dan tidak dilakukan setiap bulan dalam satu tahun, sehingga kurang mewakili populasi ikan segar yang dijual di keempat hasil tangkapan tersebut. 102 Tabel 34 Hasil uji organoleptik ikan segar di Laboratorium Bina Mutu PPN Palabuhanratu tahun 2009 Jenis ikan segar Sampel ekor Hasil uji organoleptik skala 1-9 Bulan uji I. Penjual ikan pasar tradisional 1. Eteman Mene maculata 1 7 Mei 2. Kakap Lutjanus sp. 2 8 dan 7 Januari, Oktober 3. Kembung Rastrelliger sp. 1 7 Januari 4. Kurisi Nemitarus nematopharus 1 8 Oktober 5. Lemcam Lethrinus lentjam 1 7 Oktober 6. Layur Trichiurus savala 3 7, 6 dan 7 Januari, Mei, Oktober 7. MarlinJangilus Makaira indica 2 7 dan 7 Januari,Mei 8. Sardenselayang Sardinella longiceps 1 7 Januari 9. SwangiCamaul Priacanthus sp. 2 6 dan 7 Mei, Oktober 10. Tongkol Auxis sp. 2 6 dan 7 Januari, Mei 11. Tuna Thunnus sp. 1 8 Januari II. TPI 1. Cumi-cumi Loligo edulis 1 8 Februari 2. Kakap 2 7 dan 6 Februari, Juni 3. Kembung 1 6 Juni 4. Kerong-kerong Terapan sp. 1 8 Agustus 5. Kuwe Caranx melampygus 1 7 Agustus 6. Layang Decapterus sp. 2 8 dan 7 Februari, Agustus 7. Layur 2 6 dan 8 Februari, Agustus 8.Marlin 1 7 Juni 9. Swangi 1 7 Juni 10. Tetengkek Selar Megalaspis cordyla 1 7 Agustus 11.Tongkol 2 7 dan 7 Juni, Agustus 12.Tuna 1 7 Februari III. Pasar ikan PPN Palabuhanratu 1. Baronang Siganus sp. 1 6 Maret 2. Bawal Formio niger 1 8 Desember 3. Cumi-cumi 1 7 Maret 4. Eteman 1 7 November 5. Kakap 2 7 dan 7 Juli, Desember 103 Lanjutan Tabel 34 Jenis ikan segar Sampel ekor Hasil uji organoleptik skala 1-9 Bulan uji 6. Kerapu Epinephelus sp. 1 8 Maret 7. Kuwe 2 7 dan 8 Juli, Desember 8. Layang 1 7 Maret 9. Layur 3 6, 8 dan 8 Juli, November, Desember 10. MarlinJangilus 1 7 November 11. Sardenselayang 1 7 Juli 12. SwangiCamaul 1 6 November 13. Tongkol 2 7 dan 7 Maret, November 14. Tuna 2 7 dan 6 Juli, Desember IV. Penjual ikan Dermaga 2 1. Eteman 1 7 April 2. Kakap 1 7 September 3. Kembung 1 8 April 4. Kuwe 1 8 September 5. Layur 2 7 dan 8 April, September 6. Sardenselayang 1 8 April 7. Semarserepet Lampis guttatis 1 7 September 8. Tongkol 1 7 September 9. Tuna 1 7 April Total sampel ekor 63 Sumber: LBM PPN Palabuhanratu 2010 diolah kembali Pengujian ALT yang dilakukan oleh LBM PPN Palabuhanratu tahun 2009 berdasarkan tabel 35 meliputi : a Pengujian terhadap ikan segar di Tempat Pelelangan Ikan TPI yang terdiri dari ikan tongkol, tuna, kuwe, kembung, layur, kakap, selayang, eteman, swangi dan marlin b Pengujian ikan olahan yang terdapat pada penjual ikan di pasar tradisional yaitu terhadap teri asin, cumi asin, sepat asin, peda asin, japuh asin, gabus asin dan bakso ikan c Pengujian terhadap ikan segar di pasar ikan PPN Palabuhanratu dengan jenis yang diuji adalah ikan kakap, layur, bawal dan kuwe 104 Tabel 35 Hasil uji angka lempeng total di Laboratorium Bina Mutu PPN Palabuhanratu tahun 2009 Jenis ikan segarproduk lahan Sampel ekor Nilai ALT kolonigr Bulan uji I. TPI 1. Tongkol segar 2 2,6x10 3 dan 9,4x10 2 Oktober, November 2. Tuna segar 1 4,2x10 4 Oktober 3. Kuwe segar 1 4,6x10 3 Oktober 4. Kembung segar 1 2,2x10 3 Oktober 5. Layur segar 2 3,7x10 2 dan 1,0x10 3 Oktober, November 6. Kakap segar 1 1,2x10 3 Oktober 7. Sarden segar 1 2,1x10 3 Oktober 8. Eteman segar 1 1,9x10 3 November 9. Swangi segar 1 1,0x10 3 November 10. Marlin segar 1 1,5x10 3 November II. Penjual ikan pasar tradisional 1. Teri asin 1 5,8x10 4 Oktober 2. Cumi asin 1 1,4x10 3 Oktober 3. Sepat asin 1 1,8x10 3 Oktober 4. Japuh asin 1 2,4x10 3 Oktober 5. Gabus asin 1 2,8x10 3 Oktober 6. Bakso 1 2,8x10 3 November III. Pasar ikan PPN Palabuhanratu 1. Kakap segar 1 3,1x10 4 Desember 2. Tuna segar 1 3,2x10 3 Desember 3. Layur segar 1 1,2x10 4 Desember 4. Bawal segar 1 1,9x10 4 Desember 5. Kuwe segar 1 2,4x10 3 Desember Jumlah Sampel 24 Layak Konsumsi 24 Tidak Layak Konsumsi Keterangan : = ikan olahan air tawar Sumber: LBM PPN Palabuhanratu 2010 diolah kembali Berdasarkan Tabel 35 juga diketahui bahwa pada sampel ikan segar di penjual ikan pasar tradisional nilai ALT berkisar antara 3,7x10 2 kolonigr sampai dengan 4,2x10 4 kolonigr, artinya jumlah mikroorganisme aerob maupun anaerob yang terkadung di dalam sampel tersebut berjumlah antara 3,7x10 2 kolonigr sampai dengan 4,2x10 4 kolonigr. Hasil uji ALT pada sampel ikan segar di pasar ikan PPN Palabuhanratu berkisar antara 2,4x10 3 kolonigr sampai 3,1x10 4 105 kolonigr, yang berarti pada sampel ikan segar tersebut terkandung mikroorganisme aerob dan anaerob 2,4x10 3 kolonigr sampai 3,1x10 4 kolonigr. Ikan olahan yang dijual oleh penjual ikan pasar tradisional memiliki hasil uji ALT sebesar 1,4x10 3 kolonigr sampai 5,8x10 4 kolonigr, yang artinya jumlah mikoorganisme aerob dan anaerob yang terkadung dalam sampel produk olahan tersebut berkisar antara 1,4x10 3 kolonigr sampai 5,8x10 4 kolonigr. Menurut DKP Provinsi Riau 2011 yang didasarkan pada SNI 01-2729.1- 2006, batas dan standar maksimal nilai ALT pada produk perikanan adalah 5 x 10 5 kolonigram. Berdasarkan ketentuan tersebut dan dibandingkan dengan hasil pengujian ALT oleh LBM PPN Palabuhanratu Tabel 36 diketahui bahwa hasil pengujiannya tidak melebihi batas maksimal dari SNI 01-2729.1-2006 sehingga ikan-ikan tersebut layak untuk dikonsumsi. 2 Pengawasan mutu harian hasil tangkapan yang didaratkan dan dipasarkan di PPN Palabuhanratu Menurut Pane 2012 pengawasan mutu harian adalah pengecekan mutu hasil tangkapan yang dilelang atau dipasarkan di suatu TPI pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan yang dilakukan oleh petugas khusus pada setiap hari dan pelelangan hasil tangkapan. Pengecekan harian ini sangat penting dilakukan agar mutu hasil tangkapan yang beredar dan berasal dari suatu pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan tidak mengandung zat-zat yang membahayakan konsumen seperti formalin, mutunya terjamin aman dan baik dikonsumsi konsumen. Pengawasan mutu harian hasil tangkapan yang didaratkan dan dipasarkan di PPN Palabuhanratu belum dilakukan. Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam Pane 2010 yang menyatakan bahwa organisasi pengontrolan mutu ikan di PPN Palabuhanratu masih lemah, belum terdapat petugas berwenang yang mengontrol mutu hasil tangkapan yang didaratkan dan dijual setiap hari. Seharusnya pengawasan mutu harian ini menjadi salah satu hal penting diperhatikan oleh PPN Palabuhanratu. Pengawasan mutu harian ini seharusnya dilakukan oleh petugas pengawas perikanan yang terdapat di PPN Palabuhanratu. Pada saat ini pengawas perikanan PPN Palabuhanratu hanya mencatat jumlah 106 hasil tangkapan didaratkan, jenis hasil tangkapan dan kebutuhan melaut kapal perikanan.

5.5.2 Pengujian organoleptik