Respon dan Manifestasi Fisiologis Tubuh Terhadap Stres

urat sendi, menyebabkan rasa sakit Losyk, 2007. Dalam kasus yang parah, hal ini dapat menyebabkan kejanggalan dan kelainan postur tubuh, selain kelabilan sendi. Seiring dengan rangsangan stres yang berulang, ketegangan otot dapat muncul dalam bentuk sakit kepala akibat tegang, kaku leher, nyeri pungggung bawah dan kram perut National Safety Council, 2004. e. Sistem Lain Kulit adalah organ sasaran terhadap reaktivasi stres, dan bila stres terjadi, pembuluh darah konstriksi dan aliran darah perifer menurun. Gangguan lain yang dihubungkan dengan stres meliputi ekzem, urtikaria, psoriasis dan jerawat Jan, 2000. Sistem pernapasan berpartisipasi dalam reaksi stres akut melalui hiperventilasi. Stres dapat ditunjukkan juga dengan sinusistis alergis yang diperberat dan episode asma bronkial. Awitan serangan asma akut dapat terjadi pada kekurangan tidur, kekhawatiran, dan berkabung Jan, 2000.

2.1.8. Cara Mengatasi Stres

Menurut Selye bahwa untuk mengatasi stres dapat dilakukan dengan berbagai cara Azhari, 2004, diantaranya: a. Lakukan sesuatu yang membutuhkan kekuatan fisik dan membantu timbul suatu semangat yang positif. b. Lakukan latihan-latihan jasmani atau olahraga yang sesuai dengan keadaan fisik, bertujuan untuk meregangkan ketegangan dalam otak. c. Keluarkan perasaan secara positif, misal: membicarakan perasaan kepada orang lain yang dapat dipercaya atau melalui tulisan di buku harian. d. Beri batas waktu untuk bersedih misal: dengan menangis sepuasnya. e. Musik dan bacaan. Mendengarkan musik-musik yang menjadi kegemaran atau membaca bacaan ringan yang menggembirakan. f. Meditasi dan berbicara kepada diri sendiri. g. Mengendalikan kondisi yang menyebabkan stres. h. Hindari pelampiasan yang negatif seperti agresif, regresif, proyektif dan bentuk pelampiasan lainnya yang dapat merusak diri sendiri dan orang lain.

2.1.9. Pengukuran Stres

Penilaian terhadap stres merupakan perkiraan terhadap berbagai tingkatan stres yang dialami seseorang Hancock Szalma, 2008. Penilaian stres ini bisa diukur dengan berbagai skala, diantaranya adalah dengan menggunakan Stresss Indicators Questionnaire dari The Counseling Team International. Stress Indicators Questionnaire ini terdiri dari beberapa indikator stres, yaitu indikator fisik 21 item pernyataan, indikator tidur 5 item pernyataan, indikator perilaku 17 item pernyataan, indikator emosi 21 item pernyataan, dan indikator kebiasaan personal 9 item pernyataan. Penilaian tingkat stres berdasarkan masing-masing indikator setelah dijumlahkan. Penilaian tingkat stres dibagi menjadi 5 tingkatan, yaitu tingkat stres sangat rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi dan tingkat stres bahaya. 2.2. Konsep Gangguan Pencernaan 2.2.1. Gangguan Pencernaan Berbagai gangguan dapat timbul dalam saluran pencernaan yang berhubungan dengan proses pencernaan, dan penyerapan makanan. Gangguan peristaltik yang dapat mengakibatkan buang air besar terlampau jarang sembelit atau terlampau sering diare Tan Rahadja, 2010. Gangguan pencernaan bisa berupa nyeri abdomen, sulit menelan, refluks asam, nyeri retrostenal, dan lain-lain Gleadle, 2007. Selain itu, bisa meliputi rasa tidak nyaman sehabis makan, irritable bowel syndrome penyakit noninflamasi kronis yang ditandai dengan diare atau konstipasi, gastritis radang lambung, diverticular dysbiosis keadaan flora bakteri lambung yang berubah dan konstipasi Vitahealth, 2006. Fungsi utama sistem pencernaan adalah menguraikan makanan dan menyerap nutrisi. Jika fungsi tersebut terganggu, penyerapan nutrisi penting akan terganggu begitu pula kesehatan tubuh. Selain itu, alat pencernaan merupakan sistem yang saling berkaitan. Jika salah satu bagian terganggu, secara keseluruhan sistem juga terganggu. Misalnya jika liver yang memproduksi empedu yang penting untuk mengabsorpsi lemak, minyak, dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak terganggu sehingga tidak mampu memproduksi cukup empedu, maka BAB Buang Air Besar akan keras dan sulit lewat Vitahealth, 2006.

Dokumen yang terkait

Gambaran Kebutuhan Perawatan Maloklusi Berdasarkan Malalignment Index Pada Santriwati Pondok Pesantren Modern Dengan Pondok Pesantren Tradisional;

0 7 17

Hubungan Tingkat Stres Dengan Gejala Gangguan Pencernaan Pada Santriwati Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II Payaman Magelang Tahun 2015

1 8 160

TEKNIK PEMBINAAN KEDISIPLINAN SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN PUTRI IMAM SYUHODO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Teknik Pembinaan Kedisiplinan Santriwati Di Pondok Pesantren Putri Imam Syuhodo Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 5 19

TEKNIK PEMBINAAN KEDISIPLINAN SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN PUTRI IMAM SYUHODO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Teknik Pembinaan Kedisiplinan Santriwati Di Pondok Pesantren Putri Imam Syuhodo Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA SYUKUR DENGAN STRES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODEREN ISLAM Hubungan Antara Syukur Dengan Stres Pada Santri Di Pondok Pesantren Moderen Islam Assalaam.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN GEJALA SOMATISASI PADA SANTRIWATI BARU KELAS Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Gejala Somatisasi pada Santriwati Baru Kelas VII SLTP di Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo.

0 0 18

PENDAHULUAN Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Gejala Somatisasi pada Santriwati Baru Kelas VII SLTP di Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo.

0 1 9

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA SANTRIWATI MUALLIMIN PONDOK PESANTREN AL-MUKMIN NGRUKI SUKOHARJO TAHUN 2009.

0 3 16

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUPPADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN WALISONGO Hubungan Religiusitas Dengan Kebermaknaan Hidup Pada Santriwati Pondok Pesantren Walisongo Desawado Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.

0 1 15

HUBUNGAN TINGKAT ANEMIA DENGAN TINGKAT DISMENORHEA PADA SANTRIWATI UMUR 17-20 TAHUN DI PONDOK PESANTREN NGRUKEM BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2009

0 0 9