Instrumen Penelitian Metode Pengumpulan Data 1. Jenis Data

nilai signifikansi 5. Hasil pernyataan yang tidak valid adalah point nomor 23, dikarenakan pada point tersebut r hitung r tabel, sehingga tidak digunakan dalam penelitian. Maka jumlah pernyataan yang valid dan digunakan dalam kuesioner gejala pencernaan adalah 29 item. Sedangkan untuk kuesioner stres telah digunakan dan dinilai validitasnya oleh peneliti sebelumnya Sholiha, 2013, yang dilakukan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, yang mana lokasi dan respondennya mempunyai kriteria yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan. Uji validitas dilakukan dengan melihat nilai Pearson Correlation yang dibandingkan dengan r tabel dengan ketentuan kevalidan instrument apabila nilai r hitung r tabel 0,312 pada N=40 atau nilai signifikansi 5.

4.5.2. Uji Reliabilitas

Setelah mengukur validitas, maka perlu mengukur reliabilitas data. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Notoatmodjo, 2010. Dalam mengukur reliabilitas dapat digunakan beberapa rumus, diantaranya: rumus belah dua dan Spearman Brown, jika untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes Kuder Richardson-20, Anova Hoyt, dan Alpha Hidayat, 2011. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan untuk lebih dari satu variabel. Namun sebaiknya uji reliabilitas dilakukan pada masing-masing variabel pada lembar kerja yang berbeda sehingga diketahui konstruk variabel mana yang tidak reliabel. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbrach’s Alpha 0,6. Gumilar, 2007. Uji reliabilitas kuesioner gejala gangguan pencernaan dilakukan di Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II Payaman Magelang. Jumlah responden yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah 30 responden Umar, 2005. Lokasi tersebut sama dengan lokasi penelitian, sehingga responden yang telah diteliti dalam uji coba instrumen tidak termasuk responden dalam penelitian. Hasil uji reliabilitas sebelum item pernyataan yang tidak valid dihilangkan didapatkan Cronbrach’s Alpha 0,939, sedangkan setelah item yang tidak valid dihilangkan didapatkan Cronbrach’s Alpha 0,941. Berdasarkan hasil tersebut maka konstruk pernyataan yang merupakan dimensi variabel gejala gangguan pencernaan dinyatakan reliabel karena Cronbrach’s Alpha 0,6. Sedangkan untuk kuesioner stres telah digunakan dan dinilai reliabilitasnya oleh peneliti sebelumnya Sholiha, 2013, yang dilakukan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, yang mana lokasi dan respondennya mempunyai kriteria yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan dengan hasil pengolahan data menunjukkan Cronbrach’s Alpha 0,6 yaitu nilai Cronbrach’s Alpha 0,880. Maka dapat disimpulkan konstruk pernyataan yang merupakan dimensi variabel stres adalah reliabel.

4.6. Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh tidak akan banyak manfaatnya apabila tidak diolah dan dianalisis. Sebuah data akan dapat banyak bercerita, apabila telah dilakukan pengolahan dan analisa, sehingga dapat dengan mudah dipahami untuk kemudian disimpulkan. Proses kegiatan pengolahan data data processing ini terdiri dari tiga jenis kegiatan Imron Munif, 2010, yaitu: 4.6.1. Memeriksa Data Editing Proses editing adalah memeriksa data hasil pengumpulan data yang berupa pertanyaan, buku register dan lain-lain. Dalam melakukan kegiatan memeriksa data, meliputi perhitungan dan penjumlahan serta koreksi. Kegiatan perhitungan dan penjumlahan adalah menghitung banyaknya lembaran-lembaran kuesioner atau daftar pertanyaan yang telah diisi dan kembali, dimaksudkan untuk mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang disebarkan atau ditentukan. Sedangkan yang termasuk di dalam kegiatan koreksi adalah memeriksa kelengkapan, kesinambungan, dan keseragaman data. 4.6.2. Memberi Kode Coding Supaya memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau data hasil penelitian sangat perlu untuk disederhanakan agar pada saat pengolahan data dilakukan dengan mudah, yaitu dengan memberikan simbol-simbol tertentu, biasanya dalam bentuk angka untuk masing- masing data atau pertanyaan yang telah diklasifikasikan. Setelah pemberian kode selesai, maka data yang sudah diberi kode dipindahkan ke dalam suatu media untuk pengolahan data selanjutnya. 4.6.3. Tabulasi Data Tabulating Kegiatan tabulasi data yaitu menyusun dan mengorganisir data sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik.

4.7. Analisa Data

Setelah kegiatan pengolahan data, langkah selanjutnya adalah melakukan analisa data. Dilakukannya analisa data adalah untuk mencari suatu kebenaran yang hakiki dari penelitian yang dilakukan Imron Munif, 2010. Adapun analisa data dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu: 4.7.1. Analisa Univariat Teknik ini dilakukan terhadap setiap variabel hasil dari penelitian, sehingga dapat dilihat gambaran secara rinci untuk kemudian disiapkan kembali dalam analisis berikutnya. Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif, yaitu menampilkan tabel distribusi frekuensi gejala gangguan pencernaan dan tingkat stres serta data demografi usia, tingkat pendidikan dan lama mukim di Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II Payaman Magelang. 4.7.2. Analisa Bivariat Analisa ini digunakan untuk melihat apakah ada hubungan antar variabel. Pada penelitian ini, analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, yaitu hubungan tingkat stres dengan gejala gangguan pencernaan dan untuk melihat apakah ada perbedaan secara signifikan atau tidak tingkat stres berdasarkan demografi usia, tingkat pendidikan dan lama mukim pada santriwati di Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II Payaman Magelang. Analisa hubungan tingkat stres dengan gejala gangguan pencernaan dilakukan dengan menggunakan uji Korelasi Spearman Rank Rho, yaitu uji yang digunakan untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara dua variabel yang berskala ordinal Hidayat, 2011. Langkah selanjutnya setelah menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah menentukan kriteriabatasan yang digunakan untuk memutuskan hipotesis nol ditolak atau gagal ditolak yang disebut dengan tingkat kemaknaan level of significance. Tingkat kemaknaan, atau yang disebut dengan nilai α, merupakan nilai yang menunjukkan besarnya peluang salah dalam menolak hipotesis nol, dengan kata lain nilai α merupakan batas toleransi peluang salah dalam menolak hipotesis nol Hastono Sabri, 2010. Pada uji Korelasi Spearman Rank Rho ini tingkat kemaknaan yang digunakan adalah α = 5 Pradeka dkk., 2012. Untuk mengetahui terdapat hubungan atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikan, yaitu jika Sig 0,05 maka Ho diterima, dan jika Sig 0,05 maka Ho ditolak. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar hubungannya dapat dilihat dengan nilai koefisien korelasi atau nilai r. Koefisien korelasi memiliki sifat antara -1 hingga +1 dan sifat nilai koefisien korelasi antara plus + atau minus -, yang mana jika korelasi positif + berarti jika variabel 1 mengalami kenaikan maka variabel 2 juga akan mengalami kenaikan, begitu sebaliknya dan jika korelasi negatif - berarti jika variabel 1

Dokumen yang terkait

Gambaran Kebutuhan Perawatan Maloklusi Berdasarkan Malalignment Index Pada Santriwati Pondok Pesantren Modern Dengan Pondok Pesantren Tradisional;

0 7 17

Hubungan Tingkat Stres Dengan Gejala Gangguan Pencernaan Pada Santriwati Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II Payaman Magelang Tahun 2015

1 8 160

TEKNIK PEMBINAAN KEDISIPLINAN SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN PUTRI IMAM SYUHODO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Teknik Pembinaan Kedisiplinan Santriwati Di Pondok Pesantren Putri Imam Syuhodo Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 5 19

TEKNIK PEMBINAAN KEDISIPLINAN SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN PUTRI IMAM SYUHODO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Teknik Pembinaan Kedisiplinan Santriwati Di Pondok Pesantren Putri Imam Syuhodo Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA SYUKUR DENGAN STRES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODEREN ISLAM Hubungan Antara Syukur Dengan Stres Pada Santri Di Pondok Pesantren Moderen Islam Assalaam.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN GEJALA SOMATISASI PADA SANTRIWATI BARU KELAS Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Gejala Somatisasi pada Santriwati Baru Kelas VII SLTP di Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo.

0 0 18

PENDAHULUAN Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Gejala Somatisasi pada Santriwati Baru Kelas VII SLTP di Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo.

0 1 9

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA SANTRIWATI MUALLIMIN PONDOK PESANTREN AL-MUKMIN NGRUKI SUKOHARJO TAHUN 2009.

0 3 16

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUPPADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN WALISONGO Hubungan Religiusitas Dengan Kebermaknaan Hidup Pada Santriwati Pondok Pesantren Walisongo Desawado Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.

0 1 15

HUBUNGAN TINGKAT ANEMIA DENGAN TINGKAT DISMENORHEA PADA SANTRIWATI UMUR 17-20 TAHUN DI PONDOK PESANTREN NGRUKEM BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2009

0 0 9