4.8. Etika Penelitian
Peneliti yang bekerja bersama manusia harus selalu ingat bahwa subjek mereka adalah manusia nyata yang memiliki kebutuhan dan
keinginannya sendiri, maka dari itu diperlukan suatu kode etik untuk memastikan adanya perlindungan martabat dan keselamatan subjek serta
kelayakan riset yang melibatkan manusia sebagai subjek Dempsey, 2002. Menurut Hidayat 2011, masalah etika penelitian yang harus peneliti
perhatikan meliputi: 4.8.1. Lembar Persetujuan Informed Consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian agar subjek mengerti maksud dan tujuan, serta dampak dari
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan informed consent sebelum penelitian dilakukan.
4.8.2. Tanpa Nama Anonimity Untuk memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian
adalah dengan tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
4.8.3. Kerahasiaan Confidentiality Semua informasi yang telah dikumpulkan, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
62
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Lokasi Penelitian 5.1.1. Sejarah Pondok Pesantren
Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II beralamat di Jalan Kalibening No. 64 Payaman Secang Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
Awalnya, pada tahun 1966 berdiri Lembaga Mu’alimin-Mu’alimat 6 Tahun dibawah Yayasan Amal Jariyah, pendiri KH. Siradj Abdurrohman
yang sekarang berubah menjadi Yayasan Bakti Yajri sesuai Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: Ahu-
1669.Ah.01.04. Tahun 2011 Tanggal 4 April. Pada perjalanannya, tahun 1976 setelah adanya SKB 3 Menteri RI, Madrasah yang semula Mu’alimin
Mu’alimat 6 Tahun berubah menjadi dua lembaga yaitu Madrasah Tsanawiyah setingkat dengan SLTP dan Madrasah Aliyah setingkat
SLTA. Disaat transisi yayasan dan dua lembaga dibawahnya, KH.
Minanurrohman Anshori setelah selesai dari pesantren Al Anwar Sarang Rembang, membuat suatu trobosan setelah mendapat restu dari beberapa
keluarga dan tokoh Payaman. Beliau pada tahun 1992 ikut terlibat dalam kepengurusan yayasan. Beliau mendirikan satu lembaga non-formal di
bawah Yayasan Amal Jariyah yaitu Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II, yang kemudian dibuka pertamanya pada tahun 1993