2.4.3. Penelitian yang dilakukan Wahyuni dkk. 2012, berupa penelitian observasional analitik dengan rancangan case control study dengan
variabel dependen adalah gastritis dan variabel independen adalah waktu makan, asupan kafein, protein dan tingkat stres pada 260
mahasiswa strata 1 FKM Universitas Hasannuddin Makasar. Yang mana hasilnya menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara tingkat stres yang tinggi dengan dengan kejadian gejala gastritis p=0,025.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah selain tempat, populasi, dan desain penelitian yang berbeda, yaitu dalam
penelitian ini menggunakan correlative study dengan pendekatan cross- sectional studi, juga pada penelitian ini tidak hanya fokus pada salah satu
jenis gangguan pencernaan melainkan gangguan pencernaan secara umum atau gejala dari gangguan pencernaan.
2.5. Kerangka Teori
Kerangka teori ini merupakan modifikasi dari konsep respon fisiologis stres sebagai mekanisme mediasi Cannon, 1914; Selye, 1956; Everly
Sobelman, 1987 dalam Everly Lating, 2002.
Bagan 2.2 Kerangka Teori
Stress Respons Physiological mechanism of mediation
Respon fisiologis tubuh terhadap stres: 1. Local Adaptation Syndrome LAS
2. General Adaptation Syndrome GAS
Slye, 1946 dalam Nasir Muhith, 2011; Videbeck, 2008; Morrison-Valfre, 2001
Stressor Stimulus
Penyebab stres: 1. Penyebab makro
2. Penyebab mikro
Grand, 2000 dalam Sunaryo, 2004
Sumber stres lain, diantaranya: 1. Hubungan interpersonal
2. Lingkungan hidup 3. Keuangan
4. Perkembangan 5. Lain-lain
Yosep, 2007
Karakteristik kejadian
yang berpotensi
dan dinilai
dapat menciptakan stressor:
1. Kejadian negatif 2. Kejadian yang tidak terkontrol
dan tidak terprediksi 3. Kejadian “ambigu”
4. Tugas yang melebihi kapasitas overload
Taylor, 1991 dalam Nasir Muhith, 2011
Target organ signsymtomps Pathological effect
Dampak stres pada berbagai sistem: 1. Sistem Kardiovaskuler
TD Tekanan Darah meningkat, mempercepat detak
jantung, dll. 2. Sistem
Pencernaan
Gangguan pencernaan
3. Sistem Imun Penurunan respon imun
4. Otot dan Tulang Ketegangan otot, kaku
leher, dll. 5. Sistem lain kulit, pernapasan
Ekzem, urtikaria, hiperventilasi, dll.
Corwin, 2009 ; Losyk, 2007 ; Jan, 2000 ; Kurniawati Nursalam, 2007 ; Roizen Oz,
2009 ; National Safety Counil, 2004
38
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN 3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep
conseptual framework
adalah model
pendahuluan dari sebuah masalah penelitian, dan merupakan refleksi dari hubungan variabel-variabel yang diteliti Swarjana, 2012. Kerangka
konsep penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu satu variabel bebas independen dan satu variabel terikat dependen. Variabel bebas
independen yang ingin diketahui yaitu tingkat stres, sedangkan variabel terikat dependen yang ingin diteliti yaitu gejala gangguan pencernaan.
Hubungan antara variabel digambarkan dalam bentuk konstelasi seperti pada gambar berikut:
Bagan 3.1 Konstelasi antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
Berdasarkan kerangka konsep di atas, ingin mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat stres dengan gejala gangguan pencernaan pada
santriwati Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II Magelang.
3.2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi ketika variabel-variabel penelitian menjadi bersifat operasional. Definisi dari operasional
menjadikan konsep yang masih bersifat abstrak menjadi operasional yang memudahkan pengukuran variabel tersebut Wasis, 2008.
Tingkat Stres Gejala Gangguan Pencernaan