Penyebab Stres Konsep Stres 2. Pengertian

1 Tahap Reaksi Alarm Ketika stres pertama kali diterima, hipotalamus akan terstimulus untuk mengeluarkan hormon dari kelenjar misalnya, kelenjar adrenal untuk mengirim adrenalin dan norepinefrin sebagai pembangkit emosi dan organ-organ misalnya, hati untuk mengubah kembali simpanan glikogen menjadi glukosa sebagai makanan untuk mempersiapkan kebutuhan pertahanan potensial. 2 Tahap Resistensi Ketika stres terus berlanjut, sistem pencernaan mengurangi kerjanya dengan mengalirkan darah ke area yang dibutuhkan untuk pertahanan, paru-paru memasukkan lebih banyak udara, dan jantung berdenyut lebih cepat dan keras sehingga dapat mengalirkan darah yang kaya oksigen dan nutrisi ke otot untuk mempertahankan tubuh melalui perilaku fight, flight, atau freeze. Apabila individu beradaptasi terhadap stres, tubuh berespon dengan rileks dan kelenjar, organ, serta respons sistemik menurun. 3 Tahap Kelelahan Terjadi ketika individu berespon negatif terhadap stres, cadangan tubuh berkurang atau komponen emosional berubah sehingga timbul respon fisiologis yang kontinue dan kapasitas cadangan menjadi sedikit. Manifestasi fisiologis dari stres antara lain, pupil dilatasi, kenaikan tekanan darah, peningkatan pernapasaan dan denyut nadi, kulit pucat, perubahan frekuensi berkemih, mulut kering, keletihan, gangguan lambung, dan ketegangan otot Potter Perry, 2005; Kozier dkk., 1998.

2.1.6. Respon dan Manifestasi Psikologi Terhadap Stres

Pemajanan terhadap stressor selain mengakibatkan respon adaptif fisiologis, juga mengakibatkan respon adaptif psikologis. Perilaku adaptif psikologis juga disebut sebagai mekanisme koping. Mekanisme ini dapat berorientasi pada tugas, yang mencakup penggunaan teknik pemecahan masalah secara langsung untuk menghadapi ancaman. Selain itu, dapat juga dengan mekanisme ego, yang tujuannya adalah untuk mengatur distres emosional. Mekanisme pertahanan ego adalah metode koping terhadap stres secara tidak langsung, seperti menyangkal dan kompensasi Potter Perry, 2005. Manifestasi psikologis dari stres meliputi ansietas, ketakutan, marah, depresi, perilaku kognitif misal: penyelesaian masalah, menyusun strategi, mengontrol diri sendiri, sholat, respon gerak dan verbal misal: menangis, tertawa, menjerit, dan memukul, dan mekanisme pertahanan ego secara tidak sadar misal: penyangkalan, regresi, dan penekan Kozier dkk., 1998.

2.1.7. Dampak Stres pada Berbagai Sistem

Stres dapat mempengaruhi fungsi beberapa sistem dan proses dalam tubuh Corwin, 2009, diantaranya: a. Sistem Kardiovaskuler Jantung dalam keadaan normal berdetak untuk memompakan darahnya. Otak bekerjasama dengan jantung untuk menjaga kestabilan detak dan TD Tekanan Darah. Ketika seseorang mengantisipasi sebuah situasi negatif takut, khawatir, cemas atau memasuki situasi penyebab stres yang negatif, zat-zat hormon mempercepat detak jantung, dan TD secara otomatis akan naik. Jantung memompakan lebih banyak darah ke organ-organ vital tubuh dalam rangka mempersiapkan pertahanan atau pelarian. Ketika TD terus naik karena mengalami stres untuk waktu yang lama, maka akan menimbulkan hipertensi Losyk, 2007. Stres dapat meningkatkan TD, yang pada gilirannya melemahkan dan merusak lapisan pembuluh darah, menyediakan tempat bagi mengendapnya lipid sehingga terbentuk plak kolesterol Jan, 2000. Bila hal itu terjadi berulang-ulang, pembuluh-pembuluh darah lama-lama akan tersumbat. Jika penyumbatannya terjadi pada pembuluh darah jantung, hal itu mengakibatkan terjadinya serangan jantung. Penyumbatan juga dapat terjadi di organ-organ lain, seperti otak dan ginjal Losyk, 2007. b. Sistem Pencernaan Ketika seseorang sedang dilanda stres berat, maka kelenjar air liur dapat menghentikan aliran air liur atau mengalirkannya berlebihan. Lambung meningkatkan sekresi asamnya sehinggga menimbulkan zat asam, rasa mual, dan luka. Akibat lain dari stres, dan

Dokumen yang terkait

Gambaran Kebutuhan Perawatan Maloklusi Berdasarkan Malalignment Index Pada Santriwati Pondok Pesantren Modern Dengan Pondok Pesantren Tradisional;

0 7 17

Hubungan Tingkat Stres Dengan Gejala Gangguan Pencernaan Pada Santriwati Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II Payaman Magelang Tahun 2015

1 8 160

TEKNIK PEMBINAAN KEDISIPLINAN SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN PUTRI IMAM SYUHODO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Teknik Pembinaan Kedisiplinan Santriwati Di Pondok Pesantren Putri Imam Syuhodo Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 5 19

TEKNIK PEMBINAAN KEDISIPLINAN SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN PUTRI IMAM SYUHODO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Teknik Pembinaan Kedisiplinan Santriwati Di Pondok Pesantren Putri Imam Syuhodo Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA SYUKUR DENGAN STRES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODEREN ISLAM Hubungan Antara Syukur Dengan Stres Pada Santri Di Pondok Pesantren Moderen Islam Assalaam.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN GEJALA SOMATISASI PADA SANTRIWATI BARU KELAS Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Gejala Somatisasi pada Santriwati Baru Kelas VII SLTP di Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo.

0 0 18

PENDAHULUAN Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Gejala Somatisasi pada Santriwati Baru Kelas VII SLTP di Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo.

0 1 9

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA SANTRIWATI MUALLIMIN PONDOK PESANTREN AL-MUKMIN NGRUKI SUKOHARJO TAHUN 2009.

0 3 16

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUPPADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN WALISONGO Hubungan Religiusitas Dengan Kebermaknaan Hidup Pada Santriwati Pondok Pesantren Walisongo Desawado Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.

0 1 15

HUBUNGAN TINGKAT ANEMIA DENGAN TINGKAT DISMENORHEA PADA SANTRIWATI UMUR 17-20 TAHUN DI PONDOK PESANTREN NGRUKEM BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2009

0 0 9