Pembahasan Bivariat 1. Hubungan Tingkat Stres dengan Gejala Gangguan Pencernaan

dibandingkan santriwati yang lama mukim 1 hingga 3 tahun mean rank 87,63 84,83 66,59. Para santri baru di pondok pesantren akan menghadapi berbagai macam tantangan. Perpindahan dari lingkungan lama, yaitu rumah menuju lingkungan baru yaitu pondok pesantren, tentunya membutuhkan penyesuain diri adaptasi.Dalam proses adaptasi ini, ada banyak stres yang muncul Said, 2015. Sedangkan seseorang yang sudah lama berada pada suatu lingkungan akan terbiasa dengan norma-norma, aturan-aturan dan kebiasaan yang ada di lingkungannya. Melalui interaksi yang sudah lama dan cukup intens ini akan membuat seseorang lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan Handoko, 2013. Hal tersebut sebagaimana terlihat dalam penelitian ini, bahwa santriwati yang lama mukim 1 tahun memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan santriwati yang lama mukim 1 hingga 3 tahun. Selain itu, pada penelitian ini santriwati yang lama mukim ≥ 3 tahun memiliki tingkat stres lebih tinggi dibandingkan santriwati yang lama mukim 1 tahun ataupun yang lama mukim 1 hingga 3 tahun. Salah satu yang menjadi penyebabnya, dari hasil penelitian Noviari 2013 bahwa pada dua tahun terakhir di lingkungan sekolah, tekanan dalam masalah akademik cenderung lebih tinggi sebagai hal yang menyebabkan stres, seperti keinginan untuk mendapatkan nilai tinggi atau keberhasilan dalam bidang ektrakurikuler, dimana remaja selalu berusaha untuk tidak gagal.

6.3. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini. Keterbatasan peneliti tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 6.3.1. Instrument gejala gangguan pencernaan yang digunakan oleh peneliti adalah hasil dari modifikasi ROME III Diagnostic Questionnaire dan Metagnics Health Appraisal Questionnaire dari Health World Limited 2014. Modifikasi dilakukan sendiri oleh peneliti berdasarkan studi teori dan literatur yang ada dan proses bimbingan, sehingga kemungkinan masih banyak informasi yang belum tergambar dalam kuesioner yang digunakan. 6.3.2. Skala yang digunakan untuk mengukur tingkat stres menggunakan indikator gejala-gejala stres, kemungkinan akan lebih baik jika dikembangkan juga berdasarkan indikator stressor stres, diantaranya sifat stressor, durasi stressor, dan lamanya stressor. 6.3.3. Pada penelitian ini hanya meneliti hubungan antara tingkat stres dengan gejala gangguan pencernaan pada santriwati saja tanpa meneliti dari segi faktor lain yang mempengaruhi gejala gangguan pencernaan ataupun yang dipengaruhi dan mempengaruhi tingkat stres. 6.3.4. Responden yang mengetahui topik penelitian serta mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti dapat mempengaruhi jawaban responden. 99

BAB VII PENUTUP

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan dan dijabarkan pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 7.1.1. Gambaran demografi santriwati di Pondok Pesantren Sirojul Mukhhlasin II Payaman Magelang yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu terdiri dari usia remaja awal 12-15 tahun 69,4 dan usia remaja akhir 16-19 tahun 30,6. Untuk tingkat pendidikan, 59,2 berada pada tingkat pendidikan diniyah formal wustha dan 40,8 pada tingkat pendidikan diniyah formal ulya. Dan untuk lama mukim, 30,6 telah bermukim di pondok selama 1 tahun, 36,9 telah bermukim di pondok selama rentang 1 tahun hingga 3 tahun, dan 32,5 telah bermukim di pondok selama ≥ 3 tahun. 7.1.2. Gambaran tingkat stres santriwati di Pondok Pesantresn Sirojul Mukhlasin II Payaman Magelang yaitu, sebanyak 12,7 termasuk ke dalam kategori tingkat stres berat, 73,2 termasuk ke dalam kategori tingkat stres sedang, dan 14,0 termasuk ke dalam kategori tingkat stres ringan. Berdasarkan usia, tingkat pendidikan dan lama mukim, proporsi tingkat stres tertinggi terdapat pada usia remaja awal 12-15 tahun, tingkat pendidikan diniyah formal wustha dan lama mukim 1 tahun. 7.1.3. Gambaran gejala gangguan pencernaan pada santriwati di Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II Payaman Magelang yaitu, sebanyak 23,6 termasuk ke dalam gejala pencernaan kategori berat, 52,9 termasuk ke dalam gejala pencernaan kategori sedang, dan 23,6 termasuk ke dalam gejala pencernaan kategori ringan. 7.1.4. Hasil uji statistik memperlihatkan nilai p = 0,000, r = 0,685 yang membuktikan bahwa ada hubungan yang kuat antara tingkat stres dengan gejala gangguan pencernaan pada santriwati di Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II Payaman Magelang. Sementara itu, koefisien korelasi dalam penelitian ini bernilai positif +, yang artinya bahwa hubungan antara tingkat stres dengan gejala gangguan pencernaan merupakan hubungan yang sebanding, dimana jika variabel tingkat stres mengalami kenaikan maka variabel gejala gangguan pencernaan juga akan mengalami kenaikan, begitu sebaliknya. 7.1.5. Hasil uji beda tingkat stres berdasarkan data demografi, didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan tingkat stres antara remaja awal dan remaja p = 0,103, terdapat perbedaan yang signifikan tingkat stres antara pada tingkat pendidikan diniyah formal wustha dan remaja pada tingkat pendidikan diniyah formal ulya p =0,011, dan terdapat perbedaan yang signifikan tingkat stres antara santriwati yang lama mukim 1 tahun, 1 hingga 3 tahun, dan ≥ 3 tahun p =0,031. 7.2. Saran 7.2.1. Bagi Santri Perlu adanya kesadaran diri untuk dapat menggunakan manajemen stres yang baik, serta menyampaikan masalah-masalah kesehatan lainnya kepada pihak pondok pesantren ataupun tenaga kesehatan yang ada, sehingga dapat segera ditindak lanjuti dan tidak berdampak lebi buruk.

7.2.2. Bagi Pondok Pesantren

Perlu dilakukan upaya promosi kesehatan, salah satunya terkait keterampilan manajemen stres supaya tidak berdampak pada kesehatan sistem pencernaan dan kesehatan lainnya, selain itu pihak pondok pesantren juga diharapkan senantiasa menyediakan fasilitas yang dapat membantu mengurangi stres santriwati.

7.2.3. Bagi Perkembangan Pendidikan Keperawatan

Perawat perlu meningkatkan perannya sebagai pendidik dan advokasi bagi santri dengan dapat ikut terlibat langsung dalam bimbingan konseling, mengkaji masalah-masalah kesehatan yang ada di lingkungan pondok pesantren secara menyeluruh, serta memberikan intervensi yang tepat.

7.2.4. Bagi Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menggali lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi stres dan gejala gangguan pencernaan pada santriwati dan bagaimana perubahan siklus terjadinya, sehingga akan lebih mudah dan tepat ketika akan mencari solusi untuk menguranginya. Selain itu juga diharapkan dilakukan penelitian terkait masalah-masalah kesehatan lainnya di pondok pesantren yang sama dan pondok pesantren lain, sehingga derajat kesehatan santri-santri yang ada di pondok pesantren di Indonesia akan lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Agung, G. Budiani, Meita S. 2013. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Self Efficacy dengan Tingkat Stres Mahasiswa yang Sedang Mengerjakan Skripsi. Jurnal Online Universitas Surabaya. Vol 01, No 02. Ahmad, R., dkk. 2005. Pemberdayaan Pesantren: Menuju Kemandirian dan Profesionalisme Santri dengan Metode Daurah Kebudayaan. Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara. Aksono, B. T., Aksono, G.H. 2009. Bebas Masalah Pencernaan. Yogyakarta: Kanasius. Alberda, C., dkk. 2006. Malnutrition: Etiology, Consequences, and Assessment of a Patient at Risk. Best Practice Research Clinical Gastroenterology 20, 3, 419-439. Alphen, Nienke V. 2014. Steps Towards Sustainable Student Support: Stressors Among International High School Student Living in a Boarding House. Maastricht Student Journal of Psychology and Neuroscience, Vol. 3, 53- 65. Analisis Statistik Pendidikan Islam 20112012. Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah Madin, Taman Pendidikan Qur’an TPQ Tahun Pelajaran 2011-2012.www.pontrenalis.com, dikutip pada 24 Oktober 2014 jam 08.58 WIB. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC. Bathia, V. Tandon, Rakesh K. 2005. Stres and the Gastrointestinal Tract. Journal of Gastroenterology and Hepatology 20, 332-339. Budiharto. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC. Beeck, Hanne Op D. 2009. Adolescent Times of Storm and Stress Revised. Leuven Institute of Criminology LINC. Chen, C. 2014. Impact of Nature Window View on High School Students Stress Recovery. Thesis. Urbana, Illionis. Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi: Buku Saku. Editor edisi bahasa Indonesia oleh Egi Komara Yudha, dkk. Jakarta: EGC. Davey, P. 2005. At a Glance Medicine. Alih bahasa oleh Annisa Rahmalia dan Cut Novianti; editor oleh Amalia Safitri. Jakarta: Erlangga. Dempsey, Patricia Ann. 2002. Riset Keperawatan: Buku Ajar dan Latihan. Jakarta: EGC. Drossman, Douglas A., Dumitrascu, Dan L. 2006. Rome III: New Standard for Functional Gastrointestinal Disorders. J Gastrointestin Liver Dis, 15, 3, 237-241. Drossman, Douglas A., Swantkowski, Melissa. 2006. History of Functional Disorder. UNC Center for Functional GI Motility Disorder. Efendi, Ferry Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Everly, G.S Lating, J.M, 2002. A Clinical Guide to the Treatment of The Human Stress Response. 2nd edition. New York: Kluwer Academic Publishing. Gleadle, J. 2007. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Alih bahasa oleh Annisa Rahmalia; editor oleh Amalia Safitri.Jakarta: Erlangga. Gondosari, Aleysius H. 2010. The Secret of 5 Elemants Terapi Sehat Bahagia yang Murah dan Praktis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Gumilar, I. 2007. Metode Riset untuk Bisnis dan Manajemen. Bandung: Universitas Wdyatama. Gunarsa, Singgi D. 2008. Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia. Hancock, Peter A. Szalma, James L. 2008. Performance under Stress. USA: Ashgate Publishing Company. Handoko, Oki T. 2013. Hubunga antara Penyesuaian Diri dan Dukungan Sosial terhadap Stres Lingkungan pada Santri Baru. EMPHATY Jurnal Fakultas Psikologi, Vol. 2 No. 1, 1-16. Haris, R., dkk. 2013. Stress Management Skills and University Students’ Academic Behaviour: A Case Study. 3 rd International Conference On Islamic Education 2013. 6 th – 7 th April 2013, EPF Institute, Kajang, Selangor, Malaysia. Hasan, Aliah B. P. 2008. Pengantar Psikologi Kesehatan Islam. Jakarta: Rajawali Pers. Hartono, L. 2007. Stress dan Stroke. Yogyakarta:Kanasius. Hastono, Sutanto P. 2007. Basic Data Analysis for Health Research Training: Analisis Data Kesehatan. Depok: UI. Hastono, Sutanto P. Sabri, Luknis. 2010. Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers. Health World Limited. 2014. Metagnics Health Appraisal Questionnaire. Health World Limited. mailhealthworld.com.au, dikutip pada 11 November 2014 jam 12.48 WIB.

Dokumen yang terkait

Gambaran Kebutuhan Perawatan Maloklusi Berdasarkan Malalignment Index Pada Santriwati Pondok Pesantren Modern Dengan Pondok Pesantren Tradisional;

0 7 17

Hubungan Tingkat Stres Dengan Gejala Gangguan Pencernaan Pada Santriwati Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II Payaman Magelang Tahun 2015

1 8 160

TEKNIK PEMBINAAN KEDISIPLINAN SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN PUTRI IMAM SYUHODO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Teknik Pembinaan Kedisiplinan Santriwati Di Pondok Pesantren Putri Imam Syuhodo Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 5 19

TEKNIK PEMBINAAN KEDISIPLINAN SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN PUTRI IMAM SYUHODO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Teknik Pembinaan Kedisiplinan Santriwati Di Pondok Pesantren Putri Imam Syuhodo Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA SYUKUR DENGAN STRES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODEREN ISLAM Hubungan Antara Syukur Dengan Stres Pada Santri Di Pondok Pesantren Moderen Islam Assalaam.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN GEJALA SOMATISASI PADA SANTRIWATI BARU KELAS Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Gejala Somatisasi pada Santriwati Baru Kelas VII SLTP di Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo.

0 0 18

PENDAHULUAN Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Gejala Somatisasi pada Santriwati Baru Kelas VII SLTP di Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo.

0 1 9

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA SANTRIWATI MUALLIMIN PONDOK PESANTREN AL-MUKMIN NGRUKI SUKOHARJO TAHUN 2009.

0 3 16

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUPPADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN WALISONGO Hubungan Religiusitas Dengan Kebermaknaan Hidup Pada Santriwati Pondok Pesantren Walisongo Desawado Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.

0 1 15

HUBUNGAN TINGKAT ANEMIA DENGAN TINGKAT DISMENORHEA PADA SANTRIWATI UMUR 17-20 TAHUN DI PONDOK PESANTREN NGRUKEM BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2009

0 0 9