b. Peneliti merupakan alumni pondok pesantren tersebut, yang mana pernah merasakan fenomena tersebut, sehingga tertarik untuk
melakukan penelitian tentang hubungan tingkat stres dan gejala gangguan pencernaan. Selain itu, dari pihak alumni sangat dianjurkan
supaya memberikan kontribusi untuk meningkatkan derajat kesehatan santri. Peneliti merupakan salah satu yang diberi tanggung jawab
untuk mengembangkan POSKESTREN Pos Kesehatan Pesantren di Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II Payaman Magelang yang baru
mulai dirintis pada tahun 2014 dan masih dalam proses pembentukan hingga saat ini, sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan bisa
dijadikan sebagai referensi untuk mengembangkan POSKESTREN tersebut dan dapat disampaikan ke pihak pondok sebagai masukan.
c. Pondok pesantren tersebut merupakan pondok pesantren yang ditunjuk oleh Puskesmas setempat sebagai contoh bagaimana
pengembangan POSKESTRENnya. d. Sebagai langkah awal peneliti melakukan pengabdian di pondok.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti Wasis, 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santriwati yang mukim
di Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II Payaman Magelang yang berjumlah 356 santriwati, terbagi dalam 6 tingkatan pendidikan.
Tabel 4.1 Daftar Jumlah Santriwati Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin
II Payaman Magelang Tahun Ajaran 2014-2015
No. Tingkatan Pendidikan
Jumlah Santriwati
1. Tingkat I Kelas I MTs
102 Orang 2.
Tingkat II Kelas II MTs 67 Orang
3. Tingkat III Kelas III MTs
40 Orang 4.
Tingkat IV Kelas I MA 64 Orang
5. Tingkat V Kelas II MA
46 Orang 6.
Tingkat VI Kelas III MA 37 Orang
Jumlah 356 Orang
Sumber: Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II Payaman Magelang.
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel secara harfiah adalah contoh, yang dalam penelitian diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi obyek penelitian
Imron Munif, 2010. Penelitian ini menggunakan propotionate stratified random sampling dikarenakan anggota populasi terdiri dari 6
tingkatan pendidikan. Propotionate stratified random sampling adalah suatu cara pengambilan sampel yang digunakan bila anggota populasinya
tidak homogen yang terdiri atas kelompok yang homogen atau berstrata secara proporsional dan pengambilan sampel pada setiap strata dengan
proporsi yang sama Hidayat, 2008. Pengambilan sampel berpedoman pada kriteria inklusi dan kriteria
eksklusi yang telah ditentukan peneliti. Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi bias hasil penelitian. Kriteria inklusi
adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Sedangkan kriteria eksklusi adalah
menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi
dari studi karena berbagai sebab, misalnya terdapat keadaan atau penyakit yang menganggu pengukuran maupun interpretasi hasil Nursalam, 2008.
Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah: a. Santriwati yang mukim di Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II
Payaman Magelang. b. Santriwati yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.
c. Santriwati pada tingkat pendidikan I sampai VI di Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II Payaman Magelang.
Kriteria eksklusi yang ditetapkan adalah: a. Santriwati yang sedang pulang kampung.
b. Santriwati Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II Payaman Magelang yang menjadi responden uji validitas.
Cara menentukan besar sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan cara yang apabila jumlah populasi sudah diketahui, yaitu
cara dari Surakhmad 1994 dalam Imron Munif 2010, apabila jumlah populasi sebanyak kurang lebih dari 100, maka pengambilan sampel
sekurang-kurangnya 50 dari ukuran populasi. Apabila ukuran sama dengan atau lebih 1000, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya
15 dari ukuran populasi. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Rumus:
= 15 + 50
15
Keterangan:
S : jumlah sampel yang diambil
N : jumlah anggota populasi
Perhitungan:
Dalam penelitian ini diketahui jumlah anggota populasi sebanyak 356 orang, sehingga perhitungannya:
= 15 + 1000
1000 100
50 15
= 15 + 1000
356 1000
100 50
15 = 15 + 644
900 35
= 15 + 0,716 35 = 15 + 25,06 = 40,06 Jadi jumlah sampel yang ditarik adalah 40,06 × 356 = 142,61 =
143 orang, akan tetapi untuk mengantipasi responden yang drop out atau kesalahan dalam pengambilan data, maka peneliti menambah cadangan
sampel sebesar 10 dari jumlah sampel yang ada, yaitu 10 × 143 = 14,3 = 14 orang. Sehingga total keseluruhan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini ada sebanyak 143 + 14 = 157 orang. Kemudian, untuk menentukan sampel sesuai strata maka
menggunakan rumus dibawah ini Imron Munif, 2010 :
Rumus:
= .
Keterangan:
ni : jumlah sampel menurut strata
Ni : jumlah populasi menurut strata N
: jumlah sampel seluruhnya n
: jumlah populasi seluruhnya
Perhitungan: Tabel 4.2
Perhitungan Sampel Berdasarkan StrataTingkatan
Tingkatan Pendidikan Perhitungan
Hasil sampel per strata
Tingkat I Kelas I MTs . 157 = 44,98
45 Orang Tingkat II Kelas II MTs
67 356
. 157 = 29,55 30 Orang
Tingkat III Kelas III MTs
40 356
. 157 = 17,64 18 Orang
Tingkat IV Kelas I MA 64
356 . 157 = 28,22
28 Orang Tingkat V Kelas II MA
46 356
. 157 = 20,29 20 Orang
Tingkat VI Kelas III MA
37 356
. 157 = 16,32 16 Orang
Total sampel keseluruhan 157 Orang
Cara pengambilan sampel menggunakan tabel bilangan random sampling, dengan cara sebagai berikut:
a. Tentukan besar populasi.
b. Buat daftar unit sampling sampling frame.
c. Semua sampling unit diberi nomor urut agar muda mencocokkan.
d. Pengambilan sampel pertama, tentukan sembarang angka yang
terdapat pada tabel bilangan random kemudian ambil kolom sebelahnya yang sesuai dengan banyaknya digit populasi.
e. Bila diperoleh angka yang lebih besar dari populasi maka angka
tersebut tidak digunakan. Demikian pula bila memperoleh dua angka yang sama maka satu agka tidak dipergunakan.
Swarjana, 2012.