122
Hasil simulasi dinamika pendanaan CSR corporate social responsibility dan indeks pemberdayaan masyarakat menunjukkan kaitan yang sangat signifikan.
Penurunan nilai CSR secara langsung akan menekan indeks pemberdayaan masyarakat.
4.7.2 Sub-model Lingkungan
Sub-model lingkungan terutama direpresentasikan oleh aspek penggunaan lahan pada DAS hulu PLTA. Hasil simulasi penggunaan lahan menunjukkan luas
lahan semak belukar meningkat secara pesat dari 1.060 ha pada tahun 2001 menjadi seluas 108.141
ha pada tahun 2011, tetapi akan melambat pertumbuhannya hingga mencapai luas sekitar 110.989 ha pada tahun 2021. Hal
ini merupakan konversi terhadap berbagai penggunaan lahan lainnya, terutama lahan terbuka dan pertanian lahan kering. Peningkatan luas perkebunan juga
berkembang pesat dari 2.300 ha pada tahun 2001 menjadi seluas 31.007 ha pada tahun 2021. Peningkatan luas perkebunan ini terutama menurunkan luasan hutan
secara signifikan. Semula lahan terbuka meningkat pada tahun 2001 hingga tahun 2006, tetapi menurun drastis hingga diperkirakan habis menjadi lahan terbangun
pada tahun 2011. Penggunaan lahan yang relatif kecil perubahannya adalah sawah dan permukiman. Hasil simulasi perubahan penggunaan lahan secara
lengkap disajikan pada Gambar 31 dan Tabel 20.
Gambar 31 Hasil simulasi perubahan penggunaan lahan.
Jan 01, 2001 Jan 01, 2006
Jan 01, 2011 Jan 01, 2016
Jan 01, 2021 50,000
100,000 Hutan
Perm ukim an Pertanian Lahan Kering
Sa wah Lahan Terbuka
Se m ak Perkebunan
Tahun
L u
a s
h a
123 Tabel 20 Hasil simulasi perubahan penggunaan lahan.
Sumber : hasil analisis, 2011 Hasil simulasi penggunaan lahan tersebut juga akan mempengaruhi kondisi
sumberdaya air yang terkonservasi pada lahan tersebut. Perubahan penggunaan lahan akan mengubah karakteristik air permukaan dan bawah permukaan.
Perubahan karakteristik sumberdaya air juga akan mempengaruhi nilai jasa lingkungan yang dihasilkannya. Hal ini disebabkan jasa lingkungan sumberdaya
air dipengaruhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas air yang dimanfaatkan.
4.7.3 Sub-model Ekonomi
Sub model ekonomi direpresentasikan oleh nilai ekonomi jasa lingkungan sumber daya air PLTA berbasis sukarela. Nilai total jasa lingkungan terbagi atas
nilai guna langsung direct use value, nilai guna tidak langsung indirect use value dan nilai bukan guna non-use value. Nilai guna langsung jasa lingkungan
terdiri dari nilai keuntungan produksi listrik dan budidaya ikan, dan nilai ekowisata. Nilai guna tidak langsung terdiri dari nilai serapan karbon, nilai
cadangan air tanah, dan nilai cadangan air waduksungai. Sementara nilai bukan guna jasa lingkungan terdiri dari nilai pilihan dan nilai kelestarian.
Hasil simulasi nilai guna jasa lingkungan sumberdaya air disajikan pada Gambar 32. Nilai keuntungan dari produksi listrik, produksi budidaya ikan dan
ekowisata diperkirakan cenderung menurun dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan terjadinya degradasi sumberdaya alam yang berakibat pada kerusakan
sumberdaya air secara langsung. Menurunnya kuantitas, kualitas, dan kontinuitas sumberdaya air akan menurunkan nilai produksi listrik dan budidaya ikan secara
langsung. Selain itu, kerusakan sumberdaya alam secara keseluruhan juga akan mengurangi nilai ekowisata di sekitar kawasan PLTA. Secara ekonomis, hal ini
akan menurunkan nilai guna langsung dari jasa lingkungan sumberdaya air dari Rp 511 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp 505 miliar pada tahun 2021.
Time Hutan
Permukiman Sawah
Semak Lahan Terbuka Pertanian Lahan Kering
Perkebunan Jan 01, 2001
Jan 01, 2006 Jan 01, 2011
Jan 01, 2016 Jan 01, 2021
38,139.80 15,114.14
5,989.47 2,373.52
940.59 39,782.58
40,762.82 41,767.22
42,796.36 43,850.86
64,940.11 64,998.58
65,057.10 65,115.67
65,174.29 1,060.72
17,409.69 108,141.82
110,670.05 110,989.86
8,452.20 14,993.78
0.00 0.00
0.00 66,280.20
49,240.84 40,694.02
37,307.06 35,964.87
2,300.00 18,435.76
26,529.34 29,736.68
31,007.70