59 Tingkat kepentingan dan pengaruh masing-masing stakeholder diberi skor
berdasarkan justifikasi pakar dan dikelompokkan menurut jenis indikatornya kemudian
disandingkan sehingga
membentuk koordinat.
Selanjutnya diterjemahkan ke dalam klasifikasi stakeholder. Posisi pada kuadran dapat
menggambarkan ilustrasi mengenai posisi dan peranan yang dimainkan oleh masing-masing stakeholder.
Pengelompokan stakeholder tergantung pada tingkat kepentingan dan pengaruhnya terhadap proses pengambilan keputusan, yakni: primary
stakeholders, secondary stakeholders, dan external stakeholders Gambar 11. a. Primary stakeholders, dimana tingkat kepentingan tinggi dengan pengaruh
yang rendah dalam proses penentuan kebijakan; b.
Secondary stakeholders, dimana tingkat kepentingan dan pengaruh dalam proses penentuan kebijakan dengan proporsi sama;
c. External stakeholders, dimana tingkat kepentingan rendah dengan pengaruh
yang tinggi dalam proses penentuan kebijakan.
3.6.5 Analytical Hierarchy Process AHP
Penggunaan AHP dimaksudkan untuk membantu pengambilan keputusan memilih strategi terbaik dengan cara: 1 mengamati dan meneliti ulang tujuan
dan alternatif strategi atau cara bertindak untuk mencapai tujuan, dalam hal ini kebijakan yang baik; 2 membandingkan secara kuantitatif dari segi
biayaekonomis, manfaat dan resiko dari setiap alternatif; 3 memilih alternatif terbaik untuk diimplementasikan, dan 4 membuat strategi secara optimal,
dengan menentukan prioritas kegiatan. Tahapan AHP dimulai dengan yang bersifat umum, yaitu menjabarkan ke dalam sub tujuan yang lebih rinci yang
dapat menjelaskan apa yang dimaksud dalam tujuan umum. Penjabaran terus dilakukan hingga diperoleh tujuan yang bersifat operasional. Pada setiap hierarki
dilakukan proses evaluasi atas alternatif. Tahap terpenting dari AHP adalah melakukan penilaian perbandingan berpasangan pairwise comparisons guna
mengetahui tingkat kepentingan suatu kriteria terhadap kriteria lain. Penilaian dilakukan dengan membandingkan sejumlah kombinasi elemen yang ada pada
setiap hierarki sehingga dapat dilakukan penilaian kuantitatif untuk mengetahui
60 besarnya nilai setiap elemen. Penilaian perbandingan berpasangan dilakukan
melalui pendapat pakar. Prinsip kerja AHP adalah: 1 penyusunan hierarki, 2 penilaian kriteria dan
alternatif, 3 penentuan prioritas, 4 konsistensi logis. Proses perbandingan berpasangan dilakukan pada setiap level Gambar 12, yaitu level 1 goal , level 2
faktor, level 3 aktor, level 4 tujuan, dan level 5 alternatif. Menurut Saaty 1994 bahwa tahapan analisa data dengan AHP adalah
sebagai berikut : 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi masalah;
2. Membuat struktur hierarki yang dimulai dengan penentuan tujuan umum, sub- sub tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif pada tingkat kriteria yang
paling bawah. Penyusunan hierarki dilakukan melalui diskusi mendalam dengan pakar yang mengetahui persoalan yang sedang dikaji. Adapun struktur
hierarki disain kebijakan perlindungan lingkungan berbasis sukarela di PLTA seperti pada Gambar 12.
Gambar 12 Desain struktur proses hierarki analitik kebijakan perlindungan dan pengelolaan sumberdaya air berbasis sukarela.
3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan pengaruh relatif setiap elemen terhadap masing-masing tujuan yang setingkat diatasnya,
perbandingan berdasarkan judgement dari para pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya,
61 Untuk mengkuantifikasi data kualitatif digunakan nilai skala 1-9, Skala
perbandingan secara berpasangan seperti Tabel 3. Tabel 3 Matrik perbandingan berpasangan berdasarkan skala Saaty
Tingkat Kepentingan
Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen sama
pentingnya Dua elemen mempunyai pengaruh yang
sama besar terhadap tujuan 3
Elemen kunci satu sedikit lebih penting dari pada
elemen yang lainnya Pengalaman dan penilaian sangat kuat
mendukung satu elemen dibanding elemen lainnya
5 Elemen yang satu lebih
penting dari pada elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu elemen dibanding
elemen lainnya
7 Satu elemen jelas lebih
penting daripada elemen yang lainnya
Stau elemen dengan didukung dan didominasi terlihat dalam praktek
9 Nilai-nilai antara dua
pertimbangan yang berdekatan
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen yang lain memiliki
tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai diberikan jika ada dua kompromi
antara dua pilihan
Sumber : Saaty 1993. 4. Melakukan pengolahan perbandingan berpasangan. Pengolahan dilakukan
untuk menyusun prioritas setiap elemen dalam hierarki terhadap sasaran utama.
Jika NPpq didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama, maka :
NPpq = Keterangan
p = 1,2,....,r T = 1,2,.....,s
NPpq = Nilai prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap
sasaran utama
S t
q xNPTt
q t
NPHpq
1
1 1
,
62 NPHpq = Nilai prioritas elemen ke-p pada tingkat ke-q
NPTt = Nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat q-1
5. Mengisi konsistensi judgment stakeholder dengan menghitung Consistency Ratio. Nilai konsistensi yang dianggap baik adalah 0,1 Jika tidak konsisten
nilainya 0,1 maka pengambilan data diulangi atau dikoreksi. Consistency Ratio merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa apakah
perbandingan berpasangan yang dilakukan oleh pakar telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak Marimin, 2004. Nilai Consistency Ratio dihitung
dengan rumus : CR =
Dimana : CI = Indeks konsistensi RI = Indeks Random
CI = p – n n – 1 Dimana : p = rata-rata Consistensy Vector
n = Banyak alternatif Sedangkan RI merupakan nilai random indeks sebagaimana yang
ditetapkan oleh Oarkridge laboratory Marimin 2004 seperti pada Tabel 4. Tabel 4 Nilai indeks random
N 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
RI 0,00
0,00 0,58
0,90 1,12
1,24 1,32
1,41 1,45
1,49 1,51
1,48 1,56
Setelah diperoleh alternatif kebijakan sebagai kebijakan prioritas yang perlu diterapkan dalam pengembangan PLTA berbasis sukarela, selanjutnya
disusun skenario kegiatan sebagai program-program yang dapat dilakukan untuk masa yang akan datang. Penyusunan skenario dilakukan dengan menggunakan
metode analisis sistem dinamik.
3.6.6 Analisis Kebijakan