24 sebaiknya menetapkan target dan sasaran lingkungan secara spesifik dan jelas,
menetapkan cara dan sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai hasil serta waktu pelaksanaannya.
Elemen penting dalam perencanaan sistem manajemen lingkungan yaitu identifikasi aspek lingkungan,
evaluasi resultansi dampak lingkungan, pertimbangan persyaratan perundang-undangan, penetapan sasaran dan target,
serta program lingkungan. Aspek lingkungan merupakan unsur kegiatan atau produk atau jasa
organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkungan. Dampak lingkungan adalah setiap perubahan pada lingkungan, baik yang merugikan atau bermanfaat,
keseluruhannya ataupun sebagian disebabkan oleh aspek lingkungan organisasi. Identifikasi aspek lingkungan dalam lingkup sistem manajemen lingkungan
dilakukan pada aspek yang dapat dikendalikan dan yang dapat dipengaruhi ISO 2004, BSN 2005.
Kriteria untuk mengevaluasi aspek lingkungan antara lain isu lingkungan dan peraturan perundang-undangan, tingkat pengendalian organisasi terhadap
aspek lingkungan; sifat sumberdaya alam yang digunakan terbaharui atau tidak; ketersediaan aturan dan praktek organisasi, dan pandangan para pihak yang
berkepentingan ISO 2004, Gilbert 1998. Persyaratan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan aspek
lingkungan organisasi perlu diidentifikasi dan ditentukan bagaimana persyaratan tersebut diterapkan. Persyaratan peraturan perundang-undangan dapat mencakup
skala nasional dan internasional; atau peraturan pemerintahan daerah Ritchie 1997. Tujuan dan sasaran lingkungan perlu mempertimbangkan persyaratan
perundang-undangan, aspek lingkungan penting, pilihan teknologi, keuangan, persyaratan operasional dan bisnis; serta pandangan pihak yang berkepentingan.
Program manajemen lingkungan merupakan peta lintasan roadmap perusahaan yang akan diikuti menuju pencapaian tujuan dan target lingkungan.
Program memuat memuat langkah aksi, jadwal, sumberdaya, tanggungjawab yang diperlukan, dan jangka waktu untuk mencapai tujuan, sasaran dan kebijakan
lingkungan.
25
2.3.4 Implementasi Kebijakan Lingkungan
Penerapan sistem manajemen lingkungan SML akan berhasil bila
manajemen dan pegawai memahami program keseluruhan, fungsi dan tanggungjawabnya, menggunakan instruksi kerja, merekam dan mengendalikan
dokumen. Perusahaan harus mengembangkan kemampuan dan mekanisme yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan, dan sasaran lingkungan Ritchie
1997; ISO 2004. Terdapat tujuh elemen dalam prinsip ini, yaitu sumber daya, peran, tanggung jawab dan kewenangan; kompetensi, pelatihan dan kesadaran;
komunikasi; dokumentasi; pengendalian dokumen; pengendalian dokumen, pengendalian operasional, dan kesiagaan dan tanggap darurat Ritchie 1997; ISO
2004. Sumber daya, peran, tanggung jawab untuk menerapkan, memelihara dan
meningkatkan sistem manajemen lingkungan perlu dipastikan. Sumberdaya termasuk sumberdaya manusia dan keterampilan khusus, sarana operasional,
teknologi dan sumberdaya keuangan. Kebutuhan sumberdaya diidentifikasi pada setiap fungsi dan tingkat organisasi, serta memperhatikan keseimbangan antara
kebutuhan dengan pencapaian sasaran kinerja lingkungan. Organisasi harus memastikan setiap orang yang bertugas untuk atau atas
nama organisasi yang pekerjaan berpotensi menyebabkan dampak lingkungan penting, mempunyai kompetensi pendidikan, pelatihan atau pengalaman yang
memadai. Organisasi perlu memberikan pelatihan mengenai aspek lingkungan dan sistem manajemen lingkungan termasuk value dan kebijakan lingkungan
organisasi. Pelatihan sangat menentukan keberhasilan dan efektifitas penerapan SML. Identifikasi kebutuhan pelatihan perlu dilakukan untuk mengidentifikasi
kesenjangan pengetahuan dan kompetensi karyawan yang diperlukan untuk membangun SML ISO 2004, BSN 2005.
Aspek lingkungan dan SML perlu dikomunikasikan dengan pihak internal maupun dengan pihak eksternal guna menangapi kepentingan mereka terkait
dengan aspek dan dampak lingkungan operasi organisasi. Komunikasi juga perlu dilakukan dengan pihak otoritas publik mengenai perencanaan situasi darurat dan
isu lainnya yang sesuai. Komunikasi eksternal perlu mempertimbangkan
26 pandangan dan kepentingan semua pihak yang berkepentingan ISO 2004, BSN
2005. Dokumentasi SML mencakup kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan.
Dokumentasi perlu dikendalikan, termasuk kemutakhiran dan aksesibilitas dokumen tersebut. Penggunaan dokumen yang salah atau sudah tidak berlaku
dapat membawa ketidakefektifan penerapan SML. Pengendalian operasional perlu ditetapkan pada operasi yang terkait dengan aspek lingkungan penting yang telah
teridentifikasi. Evaluasi perlu dilakukan untuk memastikan bahwa operasi berjalan dalam mengendalikan atau mengurangi dampak negatif lingkungan ISO 2004,
BSN 2005.
2.3.5 Pengukuran dan Evalusi
Kegiatan pengukuran dan pemeriksaan perlu dilakukan untuk mengetahui adanya defisiensi dan selanjutnya organisasi mengambil langkah untuk melakukan
tindakan perbaikan dan pencegahan yang dibutuhkan sehingga defisiensi ketidaksesuian tidak terulang kembali. Kegiatan ini merupakan bagian dari
perbaikan berkelanjutan yang disyaratkan standar. Dalam melakukan kegiatan pemeriksaan, organisasi perlu memastikan
peralatan pemantauan dan peralatan pengukuran guna memperoleh data yang benar. Begitupun halnya dengan komitmen manajemen untuk menataati
persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku perlu dievaluasi penaatannya. Bila teridentifikasi adanya ketidaktaatan atau defisiensi maka
organisasi harus melaksanakan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan.
2.3.6 Audit dan Tinjauan Manajemen
Audit internal SML harus dilakukan organisasi untuk mengetahui tingkat efektifiktas penerapan SML pada jangka waktu yang direncanakan. Hasil audit
diinformasikan kepada manajemen. Manajemen puncak harus meninjau SML pada jangka waktu tertentu, untuk memelihara kesesuaian, kecukupan dan
efektivitas sistem yang berkelanjutan. Tinjauan manajemen harus mengkaji peluang perbaikan dan keperluan untuk melakukan perubahan sistem manajemen
lingkungan, kebijakan lingkungan, tujuan dan sasaran lingkungan. Keluaran