Timur hingga Tenggara. Kecepatan rata-rata tiupan angin pada wilayah Teluk Lampung berkisar 5.83 kmjam DKP Provinsi Lampung, 2007.
4.2. Kondisi Habitat Lokasi Penelitian
4.2.1. Habitat pesisir 4.2.1.1 Mangrove
Penyebaran mangrove di wilayah pesisir Kecamatan Padang Cermin terdapat pada kawasan di pinggir pantai sepanjang Desa Sukajaya Lempasing,
Hurun, Hanura, Sidodadi, Gebang, Durian, Padang Cermin, dan Sanggi dengan kondisi yang bervariasi. Pada umumnya kondisi mangrove di pesisir Kecamatan
Padang Cermin tidak dalam keadaan yang baik, bahkan banyak yang telah dikonversi menjadi areal pertambakan, pemukiman, maupun tempat wisata
Struktur mangrove di Pantai Ringgung Desa Sidodadi yang diamati pada koordinat 05°34,45’ LS dan 105°15,11’ BT menunjukkan bahwa terdapat 3 jenis
mangrove, yaitu: Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, dan Rhizopora stylosa.
Jenis yang dominan adalah Rhizopora apiculata. Panjang kawasan mencapai 100 m dengan ketebalan antara 20-30 m dan kepadatan 300-900 indha.
Mangrove yang diamati memiliki tinggi antara 4-6 m dengan diameter batang bervariasi, yaitu antara 2-10 cm.
4.2.1.2 Padang lamun
Padang lamun yang terdapat di perairan pesisir Kecamatan Padang Cermin sangat beragam jenisnya dengan kondisi penutupan lamun yang bervariasi
tergantung pada letak, tipe dan substrat perairannya. Jenis-jenis lamun yang tumbuh di pesisir tersebut antara lain: Enhalus acoroides, Halodule pinifolia,
Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, dan Cymodocea rotundata. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanografi 2000, in Yudha 2004, diketahui bahwa kondisi padang lamun di
Pulau Tangkil dan Pulau Tegal Kecamatan Padang Cermin adalah sebagai berikut:
• Pulau Tangkil
Padang lamun tumbuh pada perairan pantai barat dan pantai timur Pulau Tangkil. Di pantai barat padang lamun mulai tumbuh sekitar 8 m dari garis
pantai dengan jenis yang dominan adalah Enhalus acoroides dan Halodule pinifolia
, dengan persentase penutupan masing-masing sebesar 25 dan 15. Pada jarak 16 m dari garis pantai jenis yang dominan adalah Thalassia
hemprichii, Cymodocea rotundata dan Enhalus acoroides dengan persentase
penutupan masing-masing sebesar 10, 10, dan 20. Pada jarak 40 m dan 75 m Enhalus acoroides semakin padat dengan persentase penutupan sebesar
40. Di pantai timur Pulau Tangkil padang lamun mulai tampak pada jarak 3 m dari pantai dengan jenis yang dominan Enhalus acoroides dan Halodule
pinifolia dengan persentase penutupan mencapai 60. Pada jarak 15 m
sampai 50 m dari pantai, jenis yang dominan adalah Thalassia hemprichii, Halophila ovalis,
dan Cymodocea rotundata.
4.2.1.3 Terumbu karang
Kondisi terumbu karang di perairan pesisir Kecamatan Padang Cermin, seperti halnya di perairan lainnya di Lampung, didominasi oleh jenis fringing reef.
Menurut Nontji 1993 tipe fringing reef merupakan tipe terumbu karang tepi yang terdapat di sepanjang perairan pantai dan hampir tidak dijumpai pada daerah
pesisir yang banyak sungai besarnya. Terumbu karang di Lampung dengan tipe fringing reef memiliki luasan
relatif 20-60 meter. Pertumbuhan karang terhenti pada kedalaman 10-17 meter. Di bawah kedalaman itu terdapat lumpur atau hamparan pasisir Wiryawan et al.
1999. Dari hasil survei CRMP 1998 diketahui pula bahwa di Kawasan Teluk Lampung penutupan karang batu cukup besar, yaitu mencapai 75. Di sepanjang
pantai pesisir Kecamatan Padang Cermin juga ditemukan penutupan karang batu yang cukup luas. Hal ini terlihat di beberapa pantai, seperti di Pantai Lempasing,
Hanura, Pantai Ringgung, Pantai Ketapang, Pantai Sabu, Padang Cermin dan Pantai Sanggi. Di sekitar pulau-pulau kecil di Kecamatan Padang Cermin tingkat
penutupan terumbu karang menunjukkan adanya perbedaan jenis dan pesentase penutupan yang bervariasi. Berdasarkan metode Line Intercept Transect LIT,
diketahui bahwa di beberapa pulau kecil di Kecamatan Padang Cermin persentase penutupan dan jenis terumbu karang adalah sebagai berikut.