Penambangan karang Persepsi Masyarakat Terhadap Sumberdaya 1. Persepsi masyarakat terhadap terumbu karang

yang baik serta relefan dengan sumberdaya dan masyarakat yang akan melaksanakan pengelolaan tersebut. Berdasarkan identifkasi di lokasi penelitian ditemukan permasalahan diantaranya ialah; Kegiatan pengeboman ikan karang, wisata dan budidaya laut, kerusakan akibat jangkar kapal dan penambangan karang untuk bahan bangunan dan souvenir. berdasarkan tabel, faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut disebabkan karena : 1 hampir tidak ada pengelolaan sumber daya ekosistem terumbu karang, 2 kebutuhan rumah tangga yang tinggi menyebabkan tidak ada pilihan lain selain terus-menerus memanfaatkan sumber daya yang ada, 3 walaupun telah ada peraturan perundang-undangan yang menyangkut pemanfaatan dan pelestarian sumber daya ekosistem terumbu karang dan penegakan hukum yang terjadi masih sangat lemah. Berbagai permasalahan yang telah diangkat pada kondisi diatas tersebut, maka saran pengelolaan yang dapat dilakukan untuk ekosistem terumbu karang dan ikan Chaetodontidae di lokasi penelitian ialah sebagai berikut : 1. Meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap alat tangkap yang merusak terumbu karang. Penegakan hukum merupakan pelengkap dan pendukung komponen lain serta memiliki arti strategis dalam rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang. Penegakan hukum merupakan suatu proses pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang terdiri dari penegakan hukum preventif bersifat pencegahan dan penegakan hukum represif bersifat penindakan. Penegakan hukum preventif adalah semua kegiatan hukum seperti pencemaran dan terjadinya perusakan lingkungan terumbu karang. Keberhasilan pencegahan akan menjamin terjadinya pemulihan terumbu karang secara alami. Penegakan hukum represif adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk menindak setiap pelanggaran. Aparat penegak hukum yang berperan di laut adalah TNI AL dan Polisi Air. Pengawasan bersama masyarakat sangat penting untuk mengimbangi kekurangan personil keamanan laut. Kegiatan penegakan hukum represif terdiri dari kegiatan identifikasi pelanggaran, penyidikan, penuntutan dan pemutusan perkara. Pemutusan perkara merupakan wewenang penuh hakim yang memimpin sidang, atas dasar tuntutan yang telah dilakukan oleh jaksa dan kesaksian yang telah diberikan oleh anggota masyarakat atau unit pengawasan dan penegakan hukum yang bertindak sebagai saksi dalam sidang penuntutan perkara. Langkah-langkah yang diperlukan: o Penetapan sanksi hukum dan sanksi sosial yang tegas bagi orang yang merusak ekosistem terumbu karang. o Penambahan jumlah personil, sarana dan prasarana penegakan hukum di laut. o Mengadakan pelatihan-pelatihan hukum laut, konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistem serta undang-undang perikanan bagi aparat penegak hukum. o Melakukan pengawasan secara intensif terhadap berbagai motif pelanggaran yang ada di laut. o Mengembangkan pengamanan pesisir dan laut terpadu. o Menyusun sistem keamanan laut berbasis masyarakat seperti kelompok pengawas masyarakat POKWASMAS. o Mengintensifkan sosialisasi terhadap produk hukum pelestarian terumbu karang. 2. Meningkatkan kesadaran dan melibatan masyarakat secara aktif untuk melestarikan terumbu karang. Penyadaran masyarakat diarahkan pada pemahaman masyarakat terhadap manfaat kelestarian ekosistem terumbu karang dan pemanfaatan yang berkelanjutan untuk perubahan perilaku sosial. Peningkatan kesadaran berbagai lapisan masyarakat tentang manfaat perlindungan dan kelestarian ekosistem terumbu karang, yang diharapkan akan merubah perilaku masyarakat dari perlaku yang dapat merusak menjadi perilaku yang mengelola dan melidungi kelestarian ekosistem terumbu karang. Penyadaran masyarakat dilakukan dimulai dari usia dini seperti anak SD untuk memahami manfaat ekologi terumbu karang. Kampanye penyadaran lewat brosur, media cetak, TV, internet dan lewat penyuluhan langsung. Langkah-langkah yang diperlukan:  Program penyuluhan pengelolaan terumbu karang yang berbasis masyarakat