Sebelah Utara : Desa Hanura
Sebelah Timur : Desa Gebang
Sebelah Selatan : Reistrasi 19 Gunung Betung
Sebelah Barat : Laut Teluk Betung
4.1.2. Iklim
Iklim di wilayah Teluk Lampung tergolong beriklim tropis. Di Teluk
Lampung mengenal adanya dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau, seperti halnya kondisi musim di daerah tropis lainnya di Nusantara. Berlakunya dua
musim di Teluk Lampung berpengaruh terhadap tingkat curah hujan, suhu udara, kelembapan udara, dan karakteristik angin. Berikut ini gambaran kondisi iklim
yang terjadi di wilayah Teluk Lampung.
4.1.2.1. Curah hujan
Kondisi curah hujan sangat beragam pada tiap-tiap bulannya. Rata-rata curah hujan di wilayah Teluk Lampung antara 1750-2250 mmtahun dan puncak
curah hujan tertinggi pada bulan Maret yaitu sebanyak 2559 mmtahun DKP Provinsi Lampung, 2007.
4.1.2.2. Suhu udara
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jarak dari pantai. Kondisi suhu udara
di wilayah Teluk Lampung relatif konstan dengan kisaran sekitar 26 C sampai
30 C dengan ketinggian antara 20 sampai 60 meter dari permukaan laut dan suhu
udara maksimum mencapai 33 C DKP Provinsi Lampung, 2007.
4.1.2.3. Kelembapan udara
Kelembapan udara di wilayah Teluk Lampung relatif tinggi. Pada bulan Desember hingga Maret kelembapan udara maksimum mencapai 88 sedangkan
kelembapan udara minimum terjadi pada bulan November DKP Provinsi Lampung, 2007.
4.1.2.4. Kecepatan dan arah angin
Pergerakan angin di wilayah Teluk Lampung, angin dominan dari arah Barat hingga Barat Laut yang terjadi pada bulan November sampai Maret.
Sedangkan pada bulan April sampai Oktober angin dominan bertiup dari arah
Timur hingga Tenggara. Kecepatan rata-rata tiupan angin pada wilayah Teluk Lampung berkisar 5.83 kmjam DKP Provinsi Lampung, 2007.
4.2. Kondisi Habitat Lokasi Penelitian
4.2.1. Habitat pesisir 4.2.1.1 Mangrove
Penyebaran mangrove di wilayah pesisir Kecamatan Padang Cermin terdapat pada kawasan di pinggir pantai sepanjang Desa Sukajaya Lempasing,
Hurun, Hanura, Sidodadi, Gebang, Durian, Padang Cermin, dan Sanggi dengan kondisi yang bervariasi. Pada umumnya kondisi mangrove di pesisir Kecamatan
Padang Cermin tidak dalam keadaan yang baik, bahkan banyak yang telah dikonversi menjadi areal pertambakan, pemukiman, maupun tempat wisata
Struktur mangrove di Pantai Ringgung Desa Sidodadi yang diamati pada koordinat 05°34,45’ LS dan 105°15,11’ BT menunjukkan bahwa terdapat 3 jenis
mangrove, yaitu: Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, dan Rhizopora stylosa.
Jenis yang dominan adalah Rhizopora apiculata. Panjang kawasan mencapai 100 m dengan ketebalan antara 20-30 m dan kepadatan 300-900 indha.
Mangrove yang diamati memiliki tinggi antara 4-6 m dengan diameter batang bervariasi, yaitu antara 2-10 cm.
4.2.1.2 Padang lamun
Padang lamun yang terdapat di perairan pesisir Kecamatan Padang Cermin sangat beragam jenisnya dengan kondisi penutupan lamun yang bervariasi
tergantung pada letak, tipe dan substrat perairannya. Jenis-jenis lamun yang tumbuh di pesisir tersebut antara lain: Enhalus acoroides, Halodule pinifolia,
Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, dan Cymodocea rotundata. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanografi 2000, in Yudha 2004, diketahui bahwa kondisi padang lamun di
Pulau Tangkil dan Pulau Tegal Kecamatan Padang Cermin adalah sebagai berikut:
• Pulau Tangkil
Padang lamun tumbuh pada perairan pantai barat dan pantai timur Pulau Tangkil. Di pantai barat padang lamun mulai tumbuh sekitar 8 m dari garis