Persepsi Masyarakat Terhadap Sumberdaya Terumbu Karang

keragaman karang dapat mempengaruhi distribusi dan kelimpahan ikan-ikan karang. Dilihat dari kategori bentuk pertumbuhan karang penyusun habitat dasarnya, maka secara umum penyusun habitat dasar disusun oleh karang keras Non-Acropora yang memiliki persentase penutupan lebih tinggi. Tutupan karang keras Non-Acropora didominasi oleh life foam Coral massive CM, Coral foliose CF dan Coral mushroom CM.

6.3. Komposisi Ikan

Jenis-jenis ikan mayor utamanya atau jenis ikan yang sering dijumpai di sekitar ekosistem terumbu karang seperti; Pomacentridae, Pomachantidae, Caesio, Scaridae, Labridae, Apongongidae dan Zanclidae. Ikan mayor merupakan Genera yang mendominasi di semua stasiun dibandingkan dengan target dan indikator. Hal ini dikarenakan ikan ini sering dijumpai dalam jumlah yang banyak dibandingkan dengan ikan jenis lainnya, selain itu ikan ini juga lebih banyak pilihan makanannya dibandingkan dengan ikan indikator yang sangat tergantung dengan tutupan karang hidup di perairan. Menurut Hiatt Strasburg 1960 in Hukom dan Bawole 1997, ikan-ikan ini termasuk dalam kelompok omnivora yang memakan krustacea, pelecipoda, detritus dan alga. Karena termasuk dalam kelompok omnivora, berarti bahwa pilihan makanan sangat banyak sehingga tidak tergantung pada 1 jenis makanan saja. Faktor inilah yang menyebabkan jumlah kelompok ikan mayor lebih berlimpah dibandingkan dengan kelompok ikan target dan indikator. Berbeda halnya dengan famili Chaetodontidae yang sangat tergantung pada makanan, dimana jenis makanannya merupakan polip karang dan polip karang sangat ditentukan oleh karang hidup. Sehingga kelimpahan dan distribusi ikan Chaetodontidae sangat tergantung pada tutupan karang hidup di perairan tersebut. Menurut Reese 1981 sekitar 50 ikan famili Chaetodontidae merupakan pemakan polip karang. Adrim et al., 1991 mengatakan ikan Chaetodontidae sangat sensitif terhadap perubahan dan kerusakan terumbu karang. Selanjutnya Reese 1981 famili Chaetodontidae merupakan spesies indikator dan keberadaannya dapat dipakai untuk menduga kondisi terumbu karang, sehingga penurunan jumlah populasi atau ketidakhadiran dari spesies ini merupakan petunjuk bahwa terumbu karang telah mengalami perubahan. Sama seperti ikan indikator, kehadiran ikan target juga kecil. Jenis-jenis ikan target yang dijumpai di lokasi penelitian seperti; Seranidae, Siganidae, Lutjanidae, Acanhuridae dan Haemilidae. Kecilnya kehadiran ikan target ini diduga karena aktivitas perikanan yang merusak beberapa tahun belakangan. Selain penggunaan bom, pengambilan batu karang juga ikut mempercepat proses degradasi terumbu karang yang terjadi di lokasi penelitian tersebut. Jika mengacu pada kategori Manuputty dan Djuwariah 2006 dengan tiga kategori, yaitu; sedikit, banyak dan melimpah. Kategori tersebut didasarkan pada jumlah individu yang ditemukan pada transek. Dengan demikian, kelimpahan ikan target yang tersensus di lokasi penelitian termasuk dalam kategori yang sedikit. Kelimpahan ikan target yang tersensus tidak lebih dari 40 ekor dalam satu transek dan pada semua stasiun. Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak merupakan suatu cara yang mudah dan menguntungkan untuk menangkap kawanan ikan. Namun, penggunaan bahan peledak tersebut mempunyai dampak yang sangat serius terhadap terumbu karang, karena secara fisik merusak formasi yang sudah dibangun bertahun-tahun dan mempengaruhi interaksi yang terjadi dengan ekosistem tersebut dan biota yang berasosiasi dengannya. Penggunaan bahan peledak dalam menangkap ikan pada umumnya dikategorikan sebagai metode penangkapan ikan yang bersifat merusak karena mengakibatkan kerusakan fisik atau fisiologis. Mac Lennan dan Simmond 1992 in Subandi 2004 menyatakan bahwa gelombang kejut yang terbentuk dari dalam air menjadi penyebab utama kerusakan atau luka pada tubuh ikan. Hasil simulasi Subandi 2004 menyimpulkan bahwa organ-organ luar ikan yang mengalami kerusakan akibat paparan ledakan seperti mata kempespecah, dan sirip robekpatah, sedangkan organ dalam seperti tulang belakang patah, tulang rusuk patah, gelembung renang pecah, usus rusakhancur dan hati rusakhancur. Salah satu dampak serius yang ditimbulkan oleh penggunaan bahan peledak adalah koloni baru tidak tumbuh pada area peledakan meskipun area tersebut terlindungi dari dampak peledakan-peledakan berikutnya. Karena