Tujuan dan Manfaat PENDAHULUAN

Dinoflagellata yakni Symbiodium microadriaticum yang mengandung klorofil dan disebut zooxanthellae. Zooxanthellae umumnya sering terdapat pada endoderma dan sangat jarang dijumpai di ektoderma atau mesoglea. Zooxanthellae ditemukan dalam jumlah besar dalam jaringan polip yang bersentuhan langsung dengan cahaya matahari seperti pada tentakel. Pertumbuhan karang dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi sifat-sifat fisika dan kimia lingkungan, jumlah dan nilai nutrisi makanan, umur, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan memanfaatkan makanan. Pengapuran meningkat sejalan dengan menurunnya konsentrasi CO 2 akibat kegiatan fotosintesis zooxanthellae dan atau pengaruh enzim karbonik anhidrase. Berkurangnya CO 2 akan meningkatkan nilai pH menjadi lebih bersifat basa sehingga lebih memudahkan pengendapan kalsium karbonat. Ion kalsium ditransportasikan secara aktif maka kalsium bikarbonat yang melalui gastrodermis dan dikombinasi dengan ion bikarbonat. Mula-mula membentuk kalsium bikarbonat yang larut, kemudian membentuk kristal CaCO 3 eksoskeleton. Karang dapat berproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual dapat terjadi melalui fragmentasi, pelepasan polip dari skeleton dan produksi aseksual dari larva. Reproduksi seperti ini dibatasi secara geografi oleh asal terumbu, bentuk koloni dan pertumbuhan. Pada reproduksi secara seksual sel-sel gamet akan melekat pada mesenteri-mesenteri biasanya terjadi setiap tahun, musiman, bulanan atau tidak tentu. Pada karang hermaprodit ataupun gonochoris, peristiwa spawning dapat terjadi melalui fertilisasi eksternal sedangkan brooding dapat berlangsung melalui fertilasi internal, keduanya akan menghasilkan planula bersifat teleplanic atau philopatric Veron 1986. Planula yang telah dilepaskan akan berenang ke arah cahaya, kemudian berenang kembali ke arah dasar, jika kondisi menguntungkan mereka akan menempel dan membentuk suatu koloni baru. Koloni-koloni tersebut menjadi matang secara seksual pada ukuran minimum. Karang massive Favia dorevensis matang secara seksual pada saat koloni berumur 8 tahun dengan diameter 10 cm. Beberapa karang yang bercabang seperti jenis Acropora, Pocillopora. dan Stylophora, mencapai matang seksual pada umur lebih muda Barnes Hughes 1999. Spesies karang dengan bentuk percabangan yang ramping umumnya terdapat pada area dengan energi gelombang yang rendah, koloni karang di daerah dengan konsentrasi cahaya rendah umumnya sprawl atau berbentuk seperti tabung, dan banyak terumbu karang pada daerah keruh memiliki bentuk pertumbuhan yang lebih vertikal ke atas dibanding bentuk pertumbuhan yang datar atau flat Riegl et al. 1996.

2.1.2. Karang pembentuk terumbu

Sebagian besar karang keras terumbu merupakan anggota dari kelas Anthozoa dari filum Cnidaria. Hanya dua filum yang berasal dari kelas lain yakni Mellioporidae dan Stylasteridae dari kelas Hydrozoa. Kelas Anthozoa sendiri dari dua subkelas yakni Hexacorallia atau Zoantharia dan Octocorallia, yang dibedakan dari morfologi dan fisiologi, fungsi pembentukan terumbu karang kebanyakan oleh karang pembentuk terumbu karang hermatipik. Karang-karang tersebut membentuk kerangka dari bahan kapur padat atau aragonite. Kelompok karang hermatipik diwakili umumnya oleh ordo Scleractinia subkelas Hexacorallia. Dua spesies kelompok hermatipik yang berasal dari ordo Octocorallia yakni Tubipora musica dan Heliopora coerulea, sedangkan dari kelas Hydrozoa yang masuk kelompok hermatipik yakni Melliopora sp dan Stylaster roseus Sorokin 1993. Komunitas karang Scleractinia yang hidup dan menempati terumbu karang di lautan pada berbagai kondisi lingkungan. Kondisi yang berbeda antar regional dan area terumbu karang menyebabkan tingkat keragaman karang juga bervariasi. Sorokin 1993 in Hamdani 2006 menjelaskan karang hermatipik sangat bervariasi dan dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok yakni, sebagai berikut; a. Kelompok Karang Oportunis r-stategy Karang ini memiliki ukuran koloni kecil hingga sedang, yang detentukan oleh pertumbuhannya, kematangan seksual pada usia muda dan sebagian besar energinya untuk keturunannya. Kebanyakan dari karang-karang tersebut matang secara seksual setiap bulan, memiliki kecepatan tumbuh dan berumur pendek. Kelangsungan hidupnya ditingkatkan melalui pemijahan yang intensif sehingga meningkatkan kesempatan rekruitmen dalam kompetisi terhadap substrat dan dapat