tersebut mulai kelihatan kembali dicatat. Rata-rata hasil pencatatan kedalaman yang pertama dan yang kedua itulah kecerahan perairan.
Nilai kecerahan didapatkan dengan rumus : 2
2 1
d d
C
Keterangan:
C = Kecerahan m
d
1
= Kedalaman dimana secchi disk mulai tidak kelihatan saat diturunkan m
d
2
= Kedalaman dimana secchi disk mulai kelihatan ketika dinaikkan m
3.4.5. Persepsi masyarakat
Pengumpulan data-data sosial dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder pada daerah-daerah yang dapat mewakili lokasi penelitian.
Pengambilan data primer dengan menggunakan bantuan kuisioner serta pengamatan lapangan, sedangkan pengambilan data sekunder melalui studi
pustaka pada istansi pemerintah, perguruan tinggi maupun stakeholder. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap sumberdaya terumbu karang dan ikan
karang, diperoleh dengan wawancara langsung dengan masyarakat dan instansi pemerintah melalui bantuan kuisoner yang berkaitan dengan kebijakan dan
pengembangan untuk mengetahui informasi lebih lanjut lokasi penelitian. Responden yang dipilih berjumlah 30 orang yang terdiri dari pemerintah
10 orang pemerintah Desa Sidodadi, Kecamatan Padang cermin, DKP Kabupaten Pesawaran, Bappeda Kabupaten Pesawaran, DKP Provinsi Lampung, masyarakat
nelayan 10 orang, masyarakat pesisir non nelayan 10 orang petani, pedagang, pengelola wisata dan lain-lain. Responden ditentukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling dengan pertimbangan pemilihan responden disengaja untuk memenuhi kebutuhan data yang diinginkan yaitu dengan pertimbangan
kemudahan dalam melakukan wawancara dan kesediaan reponden dalam memberikan informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian.
3.5. Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan berupa data produksi ikan karang, jumlah, jenis alat tangkap yang diperoleh dari pengumpul, instansi pemerintah,
kelompok nelayan serta data pendukung lainnya yang relevan dengan penelitian, seperti untuk melihat pengaruh beberapa aspek terhadap kondisi lingkungan di
lokasi penelitian. Data yang diambil seperti: data produksi ikan karang dan lainnya, jumlah dan jenis alat tangkap serta data relevan dengan penelitian.
3.6. Metode Analisa Data
3.6.1. Terumbu karang
Kondisi terumbu karang dilihat berdasarkan persentase tutupan karang hidup. Persentase karang hidup dihitung menurut persamaan yang dikemukakan
dalam English et al. 1994:
3.6.1.1. Persentase penutupan karang
Persentase tutupan karang dihitung dengan menggunakan rumus : tutupan
i
Keterangan: Li
: Total panjang lifeform ke-i L
: Panjang transek i
: Ulangan Data kondisi penutupan terumbu karang yang diperoleh dari
persamaan di atas kemudian dikategorikan berdasarkan Kepmen LH tahun 2001 seperti disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3 Kriteria baku penilaian kerusakan terumbu karang Kepmen LH No 4 Tahun 2001
Persentase penutupan Kriteria penilaian
Sangat baik 75 – 100
Baik 50 – 74,9
Sedang 25 – 49,9
Rusak 0 – 24,9
3.6.2.1. Indeks mortalitas karang
Indeks mortalitas digunakan untuk mengetahui rasio kematian karang. Indeks ini memperlihatkan besarnya perubahan karang hidup menjadi mati. Nilai
indeks mortalitas yang mendekati 0,0 menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang berarti bagi karang hidup yang mati, sedangkan nilai yang mendekati 1,0
100 x
L Li
menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang berarti dari karang hidup menjadi karang mati. Nilai indeks mortalitas karang didapatkan dari persentase penutupan
karang mati dan persentase tutupan karang hidup Gomez 1994 in Edinger et al. 1998:
MI Keterangan :
MI = Indeks Kematian
DC = Persentase Karang Mati
CC = Persentase Karang Hidup
3.6.2. Ikan Chaetodontidae 3.6.2.1 Kelimpahan
Kelimpahan tiap jenis di stasiun penelitian digambarkan dengan melihat komposisi dan kelimpahan jenis. Kelimpahan jenis didefinisikan sebagai jumlah
individu satu jenis per meter kuadran dalam setiap stasiun penelitian. Kelimpahan ikan Chaetodontidae melalui pendataan visual sensus sepanjang transek 50 m, lebar
5 m 50 x 5 = 250 m
2
dihitung dengan rumus:
A ni
N
i i
n
Keterangan : N
= Kelimpahan ikan ind m
2
ni = Jumlah individu ikan jenis ke-i
A = luas area sensus ikan
i = Ulangan
3.6.2.2 Keanekaragaman
Indeks keanekaragaman adalah ukuran yang menggambarkan kekayaan jenis dari suatu komunitas ikan karang yang dilihat dari jumlah spesies dalam
suatu kawasan berikut jumlah individu dalam setiap spesiesnya Krebs 1972. Indeks keanekaragaman yang paling umum digunakan adalah Indeks Shannon
yang diterapkan pada komunitas acak dengan ukuran yang besar dimana jumlah total spesies diketahui Krebs 1972. Formula diturunkan sebagai berikut:
i i
n
Pi Ln
Pi H
CC DC
DC