Kondisi Kualitas Perairan PEMBAHASAN
karang, sehingga penurunan jumlah populasi atau ketidakhadiran dari spesies ini merupakan petunjuk bahwa terumbu karang telah mengalami perubahan.
Sama seperti ikan indikator, kehadiran ikan target juga kecil. Jenis-jenis ikan target yang dijumpai di lokasi penelitian seperti; Seranidae, Siganidae,
Lutjanidae, Acanhuridae dan Haemilidae. Kecilnya kehadiran ikan target ini diduga karena aktivitas perikanan yang merusak beberapa tahun belakangan.
Selain penggunaan bom, pengambilan batu karang juga ikut mempercepat proses degradasi terumbu karang yang terjadi di lokasi penelitian tersebut. Jika mengacu
pada kategori Manuputty dan Djuwariah 2006 dengan tiga kategori, yaitu;
sedikit, banyak dan melimpah. Kategori tersebut didasarkan pada jumlah individu yang ditemukan pada transek. Dengan demikian, kelimpahan ikan target yang
tersensus di lokasi penelitian termasuk dalam kategori yang sedikit. Kelimpahan ikan target yang tersensus tidak lebih dari 40 ekor dalam satu transek dan pada
semua stasiun. Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak merupakan suatu
cara yang mudah dan menguntungkan untuk menangkap kawanan ikan. Namun, penggunaan bahan peledak tersebut mempunyai dampak yang sangat serius
terhadap terumbu karang, karena secara fisik merusak formasi yang sudah dibangun bertahun-tahun dan mempengaruhi interaksi yang terjadi dengan
ekosistem tersebut dan biota yang berasosiasi dengannya. Penggunaan bahan peledak dalam menangkap ikan pada umumnya dikategorikan sebagai metode
penangkapan ikan yang bersifat merusak karena mengakibatkan kerusakan fisik atau fisiologis. Mac Lennan dan Simmond 1992 in Subandi 2004 menyatakan
bahwa gelombang kejut yang terbentuk dari dalam air menjadi penyebab utama kerusakan atau luka pada tubuh ikan.
Hasil simulasi Subandi 2004 menyimpulkan bahwa organ-organ luar ikan yang mengalami kerusakan akibat
paparan ledakan seperti mata kempespecah, dan sirip robekpatah, sedangkan organ dalam seperti tulang belakang patah, tulang rusuk patah, gelembung
renang pecah, usus rusakhancur dan hati rusakhancur. Salah satu dampak serius yang ditimbulkan oleh penggunaan bahan
peledak adalah koloni baru tidak tumbuh pada area peledakan meskipun area tersebut terlindungi dari dampak peledakan-peledakan berikutnya. Karena
penggunaan di daerah terumbu karang, maka akibat langsungnya yaitu mengakibatkan kerusakan fisik terumbu Riegl dan Luke 1999; Fox et al.2003;
Fox et al. 2005, terutama karang branching dan foliose Pet dan Erdam, 1998. Kondisi demikian mengakibatkan kehilangan tutupan karang hidup hingga 3,75
m
2
per 100 m
2
setiap tahun Soede et al. 1999 in Hamdani 2006. Dampak penggunaan bom terhadap ekosistem terumbu karang, antara lain:
merusak habitat dimana biota karang hidup dan berkembang biak, menghambat pertumbuhan karang baru, mengurangi stok ikan, dan mengganggu jaringan
makanan dan keseimbangan ekosistem. Selain itu, biaya sosial penggunaan bahan peledak akan meningkat ketika diukur dengan kehilangan pendapatan dari potensi
perikanan berkelanjutan, pariwisata, pelindung pantai dan kehidupan yaitu pendapatan dan pekerjaan. Penggunaan satu botol bom bisa menghancurkan area
terumbu karang seluas 5 m
2
dan untuk satu botol gallon dapat mencapai 20 m
2
Soede et al. 2000. Lebih jauh Soede mengatakan bahwa penggunaan bom secara berkala meningkatkan kematian terumbu karang 50-80 .