Terumbu karang Habitat pesisir 1 Mangrove

Sedangkan pada stasiun 3 dan 6 merupakan lokasi yang baru untuk kegiatan destructive fishing tersebut dan aktivitas ini masih berlangsung hingga sekarang. Gambar 6 Persentase tutupan karang hidup, karang mati, algae, fauna lain dan abiotic di setiap stasiun. Pada stasiun 2, 4 dan 5 terlihat persentase jumlah karang hidup lebih tinggi dibandingkan dengan 3 stasiun lainnya, dimana persentase penutupan karang hidup di dua stasiun tersebut ialah sebesar 69.68 stasiun 2, 67.14 stasiun 4 dan 61.22 stasiun 5. Diantara semua lokasi penelitian, stasiun satu mempunyai tutupan karang yang paling rendah, hanya 47.94 . Tingginya persentase karang mati pada stasiun satu menggambarkan tekanan yang besar terhadap ekosistem terumbu karang pada lokasi tersebut. Begitupun sebaliknya, tingginya tutupan karang hidup pada lokasi lainnya menggambarkan rendahnya tekanan ekologi pada masing-masing lokasi penelitian. Persentase tutupan karang hidup di masing-masing lokasi tersebut di dominasi oleh karang keras Hard Coral Non-Acropora dengan rerata persentase penutupan sebesar 59.57. Komposisi karang keras Non-Acropora di dominasi oleh bentuk pertumbuhan karang lifefoam Coral Masive CM dengan rerata 10.92, Coral Folise CF 10.88, Coral Brancing 9.03, Coral Mushroom 10.88. Gambar 7 Persentase tutupan karang Acropora di setiap stasiun. Gambar 8 Persentase tutupan karang Non-Acropora di setiap stasiun. Coral Massive tertinggi pada stasiun 2 dengan persentase sebesar 21.36. Sedangkan untuk genera Acropora, persentase tutupan tertinggi pada stasiun satu, dan hampir di semua stasiun terdapat genera ini. Acropora Encrusting hanya terdapat di stasiun 5 dan Acropora digitata tertinggi terdapat di stasiun 6. Pada stasiun 2 lebih banyak didominasi oleh jenis life foam dari karang Non-Acropora. Dari Gambar 9 terlihat Karang mati Dead Coral tertinggi terjadi pada stasiun 1 dengan persentase tutupan sebesar 46.24 , stasiun 5 sebesar 37.6 dan stasiun 6 sebesar 16.56 . Sedangkan pada stasiun 2, 3 dan 4 masing sebesar 9.78, 11.5 dan 1.06. Tingginya karang mati pada stasiun 1 dikarenakan lokasi ini merupakan tempat pengeboman yang menyebabkan tutupan karang mati menjadi tinggi, berbeda dengan stasiun 5 yang lebih banyak disebabkan oleh buangan jangkar dari kapal-kapal nelayan untuk berlindung. Gambar 9 Persentase tutupan karang mati tiap stasiun penelitian.

5.2.2. Indeks mortalitas karang

Mortalitas merupakan persentase rasio karang mati dengan karang hidup yang menunjukkan besarnya perubahan karang hidup menjadi karang mati di kawasan perairan penelitian. Dari 6 stasiun yang diamati Gambar 10 menunjukkan stasiun satu memiliki kecendrungan mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan stasiun lainnya. Stasiun 1 dan 5 memiliki tingkat mortalitas yang paling tinggi sebesar 0.49 stasiun 1 dan 0.38 stasiun 5, sedangkan stasiun 2 dan 4 adalah stasiun dengan tingkat mortalitas yang rendah. Salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan laju mortalitas di lokasi penelitian ialah aktivitas perikanan yang merusak dari manusia antrophogenic di lokasi penelitian tersebut. Gambar 10 Indeks mortalitas karang pada setiap stasiun.