Status keberlanjutan dimensi ekonomi Status keberlanjutan dimensi sosial

Leverage of Attributes 1 2 3 4 5 6 7 8 KERESAHAN SOSIAL KONFLIK BENTURAN SOSIAL DISINTEGRASI SOSIAL EROSI NILAI-NILAI SOSIAL KERENGGANGAN SOSIAL KONDISI KEAMANAN PENINGKATAN ETOS KERJA PENINGKATAN KEREKATAN SOSIAL At tri bu te Root Me a n Squa re Cha nge in Ordina tion w he n Se le cte d Attribute Re move d on Susta ina bility sca le 0 to 100 Gambar 24. Hasil indeks keberlanjutan dimensi sosial PT. NMI dan PT HMMI Hasil analisis MDS dimensi sosial pada PT.NMI dan PT.HMMI pada Gambar 25 menunjukkan hasil perhitungan 74,65. Nilai tersebut berada pada kategori belum berkelanjutan skor 50 – 75. Ini menunjukkan bahwa aktivitas CSR dimensi sosial dinilai belum memenuhi ekspektasi masyarakat Desa Dangdeur. Gambar 25. Hasil MDS dimensi sosial PT. NMI dan PT HMMI

d. Status keberlanjutan dimensi lingkungan

Untuk dimensi lingkungan, analisis keberlanjutan dengan menggunakan MDS menghasilkan faktor pengungkit sebagai faktor yang sensitif mempengaruhi keberlanjutan dimensi lingkungan meliputi 1 aktivitas penghijauan, 2 estetika lingkungan, dan 3 konservasi lingkungan, sebagaimana terlihat pada Gambar 26. Leverage of Attributes PENCEMARAN UDARA KEBISINGAN PENCEMARAN AIR ESTETIKA LINGKUNGAN EMISI GAS BUANG MOBIL BARU YANG DIPRODUKSI AKTIVITAS PENGHIJAUAN REHABILITASI LINGKUNGAN KONSERVASI LINGKUNGAN At tri bu te Root Me a n Squa re Cha nge in Ordina tion w he n Se le cte d Attribute Re move d on Susta ina bility sca le 0 to 100 Gambar 26. Hasil indeks keberlanjutan dimensi lingkungan PT. NMI dan PT HMMI Gambar 27. Hasil analisis MDS dimensi lingkungan PT. NMI dan PT. HMMI Hasil analisis MDS dimensi dimensi lingkungan pada PT.NMI dan PTT.HMMI menunjukkan nilai sempurna 100 Gambar 27. Dimana nilai tersebut berada pada kategori berkelanjutan skor 100. Hal ini karena masyarakat Desa dangdeur menilai kondisi lingkungan di desanya masih terjaga dengan baik dan tidak ada pencemaran lingkungan akibat dari aktivitas perusahaan. Parameter statistik yang digunakan untuk menentukan kelayakan terhadap hasil kajian yang dilakukan di PT. NMI dan PT. HMMI adalah nilai stress dan koefisien determinasi R 2 . Dua parameter ini untuk setiap dimensi berfungsi untuk menentukan perlu tidaknya penambahan atribut, sehingga dapat mencerminkan dimensi yang dikaji mendekati kondisi sebenarnya. Nilai yang dihasilkan dari setiap dimensi yang dimuat pada Tabel 39 memperlihatkan bahwa nilai stress berada di bawah 25 Kavanagh, 2001 artinya hal ini sesuai dengan pendapat Fisheries 1999 yang menyatakan bahwa hasil analisis cukup memadai apabila nilai stress lebih kecil dari 0,25 25 dan nilai keofisien determinasi R 2 mendekati nilai 1,0. Adapun nilai yang di hasilkan dari setiap dimensi dimuat pada Tabel 43. Tabel 43. Hasil keberlanjutan eseluruhan pada PT. NMI dan PT HMMI No. Dimensi Stress R 2 1. Ekonomi 0.14 0,92 2. Sosial 0.13 0,92 3. Lingkungan 0.13 0,93 Tabel 43 menunjukkan bahwa nilai stress berada di bawah 25 Kavanagh, 2001. Artinya hal ini sesuai dengan pendapat Fisheries 1999 yang menyatakan bahwa hasil analisis cukup memadai apabila nilai stress lebih kecil dari nilai 0,25 25 dan nilai keofisien determinasi R 2 mendekati nilai 1,0 sebagaimana terlihat di Tabel 43. Hasil analisis Monte Carlo menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan CSR dalam industri otomotif di Indomobil Group pada PT. NMI dan PT. HMMI pada taraf kepercayaan 95, memperlihatkan hasil yang tidak banyak mengalami perbedaan dengan hasil analisis MDS. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 44, dimana perbedaan yang ada antara hasil MDS dengan hasil Monte Carlo baik untuk dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan menunjukkan nilai sangat kecil 5, sehingga dapat dianggap tidak ada perbedaan yang berarti diantara keduanya. Tabel 44. Tabel Perbedaan MDS dan Monte Carlo pada PT NMI dan PT.HMMI No. Dimensi MDS Monte Carlo Selisih 1 Ekonomi 68,46 66,57 1,89 2 Sosial 74,65 72,31 2,34 3 Lingkungan 100 96,12 3,88

1. Status keberlanjutan Program CSR Dimensi Lingkungan

a. Aktivitas Penghijauan Pada dasarnya masyarakat menganggap perusahaan telah melakukan aktivitas penghijauan yang sesuai dengan harapan masyarakat. Namun dalam proses pengolahan data dengan MDS muncul sebagai faktor atribut yang harus mendapat perhatian yang lebih. Oleh karena itu dibutuhkan upaya agar kondisi ini dapat dipertahankan untuk mencapai tingkat kerberlanjutan yang lebih maksimal, sehingga upaya melakukan aktivitas penghijauan adalah untuk dapat mempertahankan apa yang sudah didapatkan yaitu kondisi wilayah yang ”hijau”. Meskipun demikian bukan berarti kondisi lahan di wilayah Desa Dangdeur bukan tanpa masalah, dari informasi yang didapat sebagian lahan didaerah di Desa Dangdeur khususnya lahan yang telah di plot oleh pengelola kawasan industri Kota Bukit Indah untuk dijadikan areal pengembangan kawasan industri kondisinya telah menjadi gundul akibat tidak adanya aktivitas yang dilakukan sementara lahan telah dipersiapkan untuk menjadi kawasan pabrik. Menurut perangkat Desa Bapak Udin dari bagian Tramtib Pemerintahan Desa Dangdeur 2010 tanah-tanah tersebut diduga sebagian telah dikuasai oleh spekulan dan menunggu realisasi pembelian oleh pengelola kawasan industri Kota Bukit Indah dan juga di beberapa tempat telah digarap oleh masyarakat sekitar menjadi lahan pertanian, karena terlalu lama dibiarkan kosong oleh pihak pemilik. Kondisi tanah yang gundul ini tentu kurang baik terhadap kebersihan udara dan juga kurang baik terhadap kondisi lahan sebagai daerah tangkapan air.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 -2013

48 518 89

Pengaruh Publikasi Program Corporate Social Responsibility Dalam Periklanan Terhadap Peningkatan Minat Beli Konsumen Pada Produk Air Mineral Aqua

1 70 100

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerialdan Kepemilikan Institusionalserta Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 55 104

Pengaruh Good Corporate Governance & Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Real Estate & Property pada BEI 2011-2013

0 77 98

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

4 84 143

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Nilai Perusahaan, Dan Kualitas Audit, Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

4 98 116

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 54 90

Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa dan Citra Perusahaan(Studi Kasus Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa Djarum Terhadap Peningkatan Citra Positif Perusahaan PT Djarum pada Mahasiswa US

4 66 121

Analisis kebijakan corporate social responsibility berkelanjutan pada industri otomotif di Indomobil Group

3 51 235