II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. CSR dan CSR Berkelanjutan
Menurut The World Business Council for Sustainable Development WBCSD CSR adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan,
bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komuniti- komuniti setempat lokal dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka
meningkatkan mutu kehidupan Rudito et al., 2004. Peningkatan mutu kehidupan mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota masyarakat untuk
dapat menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat menikmati, serta memanfaatkan lingkungan hidup, termasuk perubahan-perubahan yang ada dan sekaligus memelihara.
Atau dengan kata lain, CSR merupakan cara korporat mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada masyarakat Rudito et al., 2004. CSR berarti
perusahaan harus bertanggungjawab atas operasinya yang berdampak buruk pada masyarakat, komunitas dan lingkungannya. Namun sebaliknya juga harus memberikan
dampak positif terhadap masyarakat sekitar. Suatu perusahaan tidak akan dapat bertahan lama apabila dia mengisolasikan dan membatasi dirinya dengan masyarakat sekitarnya
Djajadiningrat dan Famiola, 2004. Terkait dengan aspek hukum maka terdapat 4 jenis CSR Fajar, 2010 yaitu :
1. Social responsibility theory, yaitu kewajiban direksi dan manajemen untuk menjaga keharmonisan kepentingan pemegang saham shareholders dan pemangku
kepentingan stakeholders. Dalam teori ini seakan tanggung jawab sosial hanya menjadi kewajiban direksi dan manajemen saja atau menjadi terlalu sempit dari
hakekat CSR yang seutuhnya. 2. Hobbesian Leviatan theory, yang menghendaki kontrol yang ketat dari Pemerintah
serta meniadakan upaya-upaya lainnya. Teori ini menempatkan hanya Pemerintah sebagai pihak yang berwenang dan menentukan terhadap aktivitas CSR perusahaan
dan menegasikan alternatif lainnya dalam pengaturan CSR.
3. Corporate governance theory, menghendaki adanya corporate accountability dari direksi korporasi. Cenderung lebih mengamati hubungan pihak internal korporasi
yaitu antara pemilik dan manajemen korporasi. 4. Reflexive law theory, digunakan untuk mengatasi kebuntuan atas pendekatan formal
terhadap kewajiban perusahaan dalam sistem hukum. Hukum formal adalah bentuk intervensi negara dalam mengatur persoalan privat melalui bentuk perundang-
undangan seperti Undang-Undang Perseoran Terbatas yang didalamnya juga mengatur mengenai tanggungjawab sosial perusahaan. Reflexive law theory adalah
teori hukum yang menjelaskan adanya keterbatasan hukum limit of law dalam masyarakat yang kompleks untuk mengarahkan perubahan sosial secara efektif.
Mengacu dari definisi CSR tersebut, ternyata pengaturan mengenai CSR tidak cukup hanya dengan ke 3 pendekatan atau jenis pertama karena keterbatasan-keterbatasan
dari teori hukum sedangkan ruang lingkup CSR melebihi dari aturan yang berlaku. Reflexive law theory paling tepat untuk menekan kerumitan dan keberagaman masyarakat
melalui peraturan perundang-undangan yang ekstensif. Reflexive law theory bertujuan untuk mengarahkan pola tingkah laku dan mendorong pengaturan sendiri self
regulation. Proses ini adalah regulated autonomy atau membiarkan private actors, seperti korporasi untuk bebas mengatur dirinya sendiri. Masyarakat yang akan
memberikan penilaian maupun sanksi market ‟s reward punishment terhadap aktivitas
CSR perusahaan. Disisi lain hukum reflexive mengintervensi proses sosial dengan membuat prosedur acuan untuk perilaku korporasi code of conduct. Dalam mengontrol
perilaku korporasi maka reflexive law theory menghendaki adanya social accounting, auditing dan reporting, yang disebut social reporting Fajar, 2010.
Pada dasarnya CSR memiliki berbagai aliran pemikiran yang dibagi menjadi beberapa school of thought yaitu adalah :
1. CSR dibagi menjadi 3 school of thought menurut Achwan 2006 yaitu: a. The business of business is business yang berpandangan bahwa perusahaan pada
hakekatnya merupakan institusi pencipta kesejahteraan masyarakat. Setiap perusahaan memiliki tujuan tunggal yaitu memaksimalkan keuntungan untuk
pemiliknya dan dipercaya dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Tangan-tangan