dengan perjalanan waktu, maka CSR akan menjadi semakin penting bagi perusahaan- perusahaan yang berada di Indonesia.
TNS Indonesia 2006 menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa nilai-nilai yang terkait dengan CSR sangatlah penting bagi para konsumen di Indonesia dan kadang-
kadang mengubah bentuk perilaku pembelian. Dengan demikian, industri otomotif yang melaksanakan CSR akan memperoleh manfaat yang besar dalam upaya
peningkatan penjualan. Studi yang dilakukan oleh TNS Indonesia 2006 juga menunjukkan bahwa produk otomotif yang aman dan ramah lingkungan adalah
pendorong yang kuat untuk menciptakan public goodwill di Indonesia yang merupakan benefit utama CSR di Indonesia. Sedangkan melakukan aktivitas CSR
lainnya seperti fair pricing, ethical production standards, dan respect for local culture or customs adalah bersifat complimentary Lindgren, 2006
I.2. Identifikasi Masalah
Beberapa hal yang dikemukakan dalam latar belakang tentang CSR menunjukkan masalah berikut :
1. Pelaksanaan CSR masih belum jelas atau terkadang samar dengan aktivitas promosi perusahaan.
2. Tidak pernah diidentifikasi tingkat keberlanjutannya. Walaupun berbagai aktivitas CSR telah dilakukan, namun belum pernah diukur tingkat keberlanjutan dari
kegiatan CSR tersebut didalam industri otomotif. 3. Aktivitasnya bersifat parsial dan bidang yang dimasukinya sesuai selera
perusahaan. Perusahaan otomotif, khususnya dalam hal ini Indomobil Group, melaksanakan CSR masih belum secara utuh menurut konsep CSR yang
seharusnya, sehingga dikatakan melaksanakan CSR sesuai selera, dan diduga tidak didasarkan sepenuhnya pada atribut-atribut CSR yang berperan dalam
kebijakan CSR berkelanjutan di Indomobil Group yang merupakan persepsi dan ekspektasi dari pemangku kepentingan.
4. Tidak pernah diukur tingkat keberhasilannya. Pelaksanaan CSR oleh industri otomotif, khususnya di lingkungan Indomobil
Group belum pernah diukur tingkat keberhasilan programnya, termasuk dalam aspek lingkungan.
5. Kewajiban memperhatikan masalah sosial dan lingkungan diduga masih dipandang bukan menjadi tanggungjawab korporat, tetapi merupakan
tanggungjawab Pemerintah. Pihak industri otomotif, termasuk Indomobil Group, diduga cenderung menganggap bahwa urusan kesejahteraan masyarakat, termasuk
aspek kesehatan masyarakat lebih menjadi urusan Pemerintah ketimbang menjadi tanggungjawab industri otomotif.
6. Merasa tidak ada keharusan untuk melaksanakan CSR. Sesuai dengan konsepnya, CSR diduga disikapi sebagai bersifat voluntary atau
sukarela, sehingga tidak ada kewajiban perusahaan untuk melaksanakan CSR.
I.3. Pembatasan Masalah
Perusahaan otomotif yang diteliti aktivitas CSR-nya adalah perusahaan- perusahaan yang berada di lingkungan Indomobil Group dan kegiatan yang diteliti
adalah kegiatan CSR terhadap pemangku kepentingan primer pada lingkungan eksternal perusahaan, baik aspek kehadiran perusahaan PT. Suzuki Indomobil Motor
PT. SIM yang berlokasi di Tambun, Bekasi terhadap masyarakat sekitarnya, yaitu Kelurahan Jatimulya, Bekasi maupun PT. Nissan Indonesia Manufacturing PT. NMI
dan PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia PT. HMMI yang berlokasi di kawasan industri Kota Bukit Indah, Purwakarta, Jawa Barat, terhadap masyarakat
sekitarnya, yaitu desa Dangdeur dan terhadap aspek produk mobil yang dihasilkan, yaitu baik merek Suzuki yang diproduksi oleh PT. SIM, merek Nissan yang
diproduksi PT. NMI dan Hino yang diproduksi oleh PT. HMMI, yaitu dampaknya terhadap lingkungan berupa emisi gas buang.
Dipilihnya Indomobil Group adalah karena merupakan group perusahaan automotif yang mengageni beragam jenis kendaraan dan produknya memenuhi seluruh
segmen jenis kendaraan yang berada di Indonesia dan merupakan salah satu group
perusahaan otomotif terkemuka di Indonesia yang menguasai 22 pangsa pasar mobil di Indonesia Indomobil Group, 2008.
I.4. Kerangka Pemikiran Penelitian