periklanan.  Selain  untuk  kepentingan  memperkuat  mutu  tim  perusahaan, pembajakan  sumber  daya  manusia  periklanan  antar  perusahaan  juga
dilakukan dengan target untuk memperoleh klien-klien yang dikelola oleh orang yang bersangkutan di tempat kerja sebelumnya.
C. Analisis Lingkungan Internal Perusahaan
1. Positioning Dwi Sapta Advertising
Setiap  perusahaan  pasti  memiliki  ciri  dan  keunikan  tersendiri  yang membedakannya  dengan  perusahaan  lain.  Bahkan,  dengan  ciri  dan
keunikannya  itu  bisa  digunakan  sebagai  sumber  kekuatan  dan  strategi bersaing melawan pesaing-pesaing. Demikian pula  yang dialami oleh Dwi
Sapta Advertising. Menurut A. Adji Watono
5
, President Director Dwi Sapta Advertising,  selama  kurun  waktu  25  tahun  1981-2006  dikenal  sebagai
perusahaan periklanan yang memiliki ciri ‘hard sell’ pada setiap iklan yang diproduksinya.  Ciri  pendekatan  komunikasi  ini  lebih  dilandasi  oleh  latar
belakang historis para kliennya yang banyak memiliki produk Fast Moving Consumer  Goods  FMCG.  Dengan  budget  iklan  yang  pada  masa-masa
awal  relatif  terbatas,  para  klien  lebih  banyak  menuntut  untuk  lebih mementingkan  aspek  penjualan  pada  setiap  iklan  produknya  yang
dipercayakan  kepada  Dwi  Sapta  Advertising.  Dengan  positioning  sebagai perusahaan  periklanan  yang  berbasis  ”Advertising  That  Sells”,  Dwi  Sapta
Advertising  mampu  membedakan  diri  dengan  berbagai  perusahaan periklanan  lain  yang  dominan  menganut  paradigma  bisnis  sebagai
perusahaan kreatif iklan lebih berorientasi pada ’award’ atau penghargaan di bidang kreatif.
A.  Adji  Watono
5
menjelaskan  bahwa  pilihan  untuk  mengambil positioning  seperti  ini  cukup  banyak  mengandung  risiko;  baik  yang
bersifat  bisnis  maupun  politis-psikologis.  Secara  bisnis,  dengan positioning yang lebih kental dengan bentuk iklan yang bersifat ’hard sell’
tersebut,  Dwi  Sapta  Advertising  seringkali  diragukan  oleh  beberapa perusahaan  yang  bermaksud  membuat  iklan  berorientasi  citra.  Bahkan,
hingga  saat  ini  beberapa  perusahaan  dengan  kategori  iklan  produknya
5
Hasil wawancara tanggal 24 November 2008
yang  lebih  menonjolkan  sisi  citra  masih  belum  berani  mempercayakan penggarapan iklannya kepada Dwi Sapta Advertising yang memang sudah
dikenal  sebagai  agency  berorientasi  kepada  penjualan  sales.  Sementara dari  sisi  politis-psikologis,  pilihan  sebagai  agency  dengan  positioning
seperti  ini  mengandung  risiko  jadi  bahan  ’ejekan’  dari  sesama  pemilik perusahaan  periklanan  ketika  ada  kesempatan  pertemuan  di  forum-forum
tertentu,  misalnya  seminar,  lokakarya  periklanan,  kongres  perusahaan periklanan, dan lain-lain.
Seiring  dengan  perkembangan  dan  dinamika  yang  terjadi  dalam dunia  periklanan  Indonesia,  positioning  Dwi  Sapta  Advertising  sebagai
perusahaan  periklanan  mengalami  penyesuaian.  Pertimbangan  utama  dari kebijakan  perusahaan  untuk  menyesuaikan  positioning  perusahaan  ini
lebih  di  dasarkan  pada  perkembangan  kebutuhan  dan  permintaan  klien dalam mengelola produk dan merek yang dipercayakan kepada Dwi Sapta
Advertising.  Setelah  sekian  lama  menggunakan  pendekatan  ’Advertising That  Sells’  yang  dikembangkan  oleh  Dwi  Sapta  Advertising,  beberapa
klien  pada  akhirnya  mulai  berpikir  untuk  meningkatkan  perhatian  yang lebih  besar  pada  aspek  manajemen  merek.  Sejak  dua  tahun  terakhir  ini
2006-2008  secara  resmi  Dwi  Sapta  Advertising  mengubah  positioning perusahaannya  menjadi  ”Advertising  That  Sells  with  Style”.  Komponen
dasarnya  tidak  berubah  selling  advertising,  namun  bentuk  kemasan iklannya  saja  yang  lebih  disesuaikan  dengan  tuntutan  kebutuhan  merek
produk saat ini dikemas secara lebih ’stylish’.
2. Budaya Perusahaan Dwi Sapta Advertising