Mengembangkan kebijakan sindikasi projek bisnis belanja

kelemahan internal perusahaan dalam menghadapi ancaman-ancaman yang ada. Tabel 15. Perbandingan kelemahan dan ancaman KELEMAHAN W ANCAMAN T 1. Brand Dwi Sapta cukup kuat dipersepsi oleh konsumen calon klien sebagai agency ‘hard sells’ 2. Mutu output kreatif yang dihasilkan terlalu kuat kentalmenonjol sisi teknisnya, dibandingkan kekuatan konsep idenya 3. Sentralisasi proses pengambilan keputusan bisnis masih dominan di tangan Presdir 4. Orientasi budaya perusahaan yang menempatkan posisi klien ”powerfull’, sering menjadi kendala operasional 5. Etos dan cara kerja yang sudah 25 tahun terbentuk sebagai profesional periklanan berorientasi pada penjualan masih cukup kuat, sehingga menjadi ’barrier’ untuk transisi ke pendekatan ”Advertising That Sells with Style” 6. Belum adanya standarisasi yang baku dalam pola pengembangan komunikasi produk dan merek klien 1. Dampak krisis finansial global dan labilnya kurs rupiah yang berujung pada penurunan daya beli konsumen dan budget promosi klien 2. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang bersifat interaktif internet based 3. Sikap klien yang makin cerdas, kritis, selektif terhadap budget promosi dan pemilihan media 4. Perkembangan arah dan kebutuhan promosi klien yang makin kompleks 5. Gaya hidup masyarakat yang diikuti oleh perubahan aspirasi, kebutuhan dan keinginan konsumen sebagai end user. 6. Dampak fenomena ’cheap revolution’ berimbas pada ’jor- joran’ perang tarif agency fee, media fee, supervision fee, dan lain-lain 7. Eksodus SDM periklanan yang kompeten dan memiliki hubungan profesional dan personal yang baik dengan klien ke pihak pesaing. 8. Regulasi pemerintah yang kurang kondusif terhadap proses kerja perusahaan Berdasarkan asumsi tersebut, disusun rancangan strategi pemasaran alternatif berbasis kelemahan-ancaman berikut :

a. Mengembangkan kebijakan sindikasi projek bisnis belanja

media dan pengembangan program komunikasi pemasaran dengan perusahaan lain yang lebih kuat faktor eksternal ancaman nomor 2, 3, 4 dan 5 serta faktor internal kelemahan perusahaan nomor 1 dan 2 Dampak krisis finansial global memang masih harus dihadapi oleh klien dan konsumen. Dari sisi klien, dampaknya terasa bagi Dwi Sapta Advertising dalam hal penurunan budget anggaran promosi produk yang ujung-ujungnya berpotensi menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan. Sementara dari sisi konsumen, lebih mengarah kepada penurunan kemampuan daya beli yang membuat usaha untuk melakukan persuasi konsumen menjadi lebih berat. Oleh karena itu, Dwi Sapta Advertising harus berani mengambil keputusan untuk mencari dan menemukan partner bisnis dari perusahaan lain untuk menghadapi berbagai bentuk ancaman yang berasal dari luar tersebut. Misalnya, mengembangkan kebijakan sindikasi proyek bisnis dalam hal belanja media promosi produk klien dengan cara ’menggandeng’ berbagai stasiun televisi, media cetak, ataupun radio siaran. Bentuk sindikasi bisnis yang bisa ditawarkan oleh Dwi Sapta Advertising adalah ’bundling campaign’ beberapa produk klien untuk memperoleh ’paket harga khusus’ yang diberikan oleh berbagai media tersebut. Bentuk sindikasi proyek bisnis lainnya adalah mengajak perusahaan lain yang bergerak di bidang brand activation untuk secara bersama-sama terlibat menangani berbagai proyek promosi yang diberikan klien untuk memiliki budget kegiatan terbatas. Dengan cara seperti ini, klien-klien Dwi Sapta Advertising yang memiliki keterbatasan budget promosi akan tetap dapat melakukan aktivitas promosi produknya secara maksimal, baik dari sisi belanja media maupun dari sisi kebutuhan program komunikasi pemasaran lainnya, misalnya program brand activation. Sementara manfaat dan keuntungan bagi Dwi Sapta Advertising sendiri adalah tetap dapat memberikan pelayanan kepada klien-kliennya dengan baik.

b. Mengembangkan