Perkembangan Arah dan Kebutuhan Promosi Klien

7. Perkembangan Arah dan Kebutuhan Promosi Klien

Dampak kenaikan harga BBM dan krisis keuangan global yang telah mempengaruhi situasi bisnis di tahun 2008 mendorong para pengelola merek produk klien harus bersikap bijak dan hati-hati dalam mengelola anggaran belanja promosi dan iklannya. Menurut Jimmy Siregar 2 , Media Manager Dwi Sapta Advertising, kondisi sulit yang terjadi di tahun 2008 telah mendorong klien untuk lebih selektif membelanjakan budget iklan produknya. Dalam hal pemanfaatan media, misalnya klien cenderung lebih memilih menggunakan strategi built in atau on-air sponsorships bentuk promosi yang dilakukan dengan memasukkan materi produk ke dalam isi program acara TV dari pada lose spot iklan lepas produk seperti biasanya. Artinya, pemilihan media akan ekstra fokus pada program-program acara TV yang diperkirakan akan banyak ditonton masyarakat. Sementara di sisi lain, porsi bentuk promosi out door media out of home akan ditingkatkan juga, terutama pada jenis media interaktif seperti internet dan media mobile. Anggaran belanja media cetak klien relatif banyak berkurang. Meski demikian, beberapa klien masih ada juga yang menggunakan media cetak secara lebih selektif. Intinya, arah kebijakan promosi klien di tahun 2008 lebih selektif dalam memilih media promosi maupun pemilihan waktunya agar dapat mengejar target efisiensi promosi. Jimmy Siregar 2 menjelaskan bahwa arah kebijakan promosi klien seperti ini ditengarai karena adanya beberapa kondisi seperti TV rating makin scattered, kualitas program TV makin menurun, media cetak juga sedang mengalami penurunan sirkulasi namun tarif iklannya justru malah naik, out of home tarifnya tidak ada standar, dan radio juga masih sangat jarang dan tidak ada data besaran khalayaknya. Dalam kondisi seperti ini, klien lebih cenderung banyak bersikap ’wait and see’ terhadap perkembangan lanjutan yang ada. Meski demikian, tetap saja masih ada beberapa klien yang justru mengambil kebijakan untuk memanfaatkan momentum krisis untuk merebut pasar. Klien-klien seperti ini tetap saja beriklan secara konsisten untuk tetap eksis di pasar meski situasi dan 2 Hasil wawancara tanggal 4 September 2008 kondisi bisnis sedang krisis, terutama untuk kepentingan promosi berbagai produk baru yang diluncurkan sebagai respon pasar yang lebih sesuai dalam situasi krisis. Implikasi kondisi seperti ini bagi Dwi Sapta Advertising adalah semakin dituntut untuk lebih kreatif dalam menganalisis dan merancang berbagai kebutuhan program promosi sesuai dengan kondisi yang dihadapi oleh klien. Kreatifitas yang dimaksud tidak hanya terbatas pada bentuk materi kreatif iklannya saja, namun juga dalam hal penayangannya di media massa, termasuk mengembangkan kombinasi antara bentuk kampanye melalui Above The Line maupun Bellow The Line. 8. Tingkat Persaingan dan Kompetisi Bisnis Periklanan 2008.