yang besar. Kondisi ini yang mendorong Dwi Sapta Advertising lebih condong memilih untuk menggunakan pendekatan iklan hard
sell tersebut selama lebih dari 25 tahun. Posisi citra perusahaan seperti ini pada akhirnya bersifat
dilematis. Di satu sisi, semakin memperkuat daya tawar perusahaan terhadap berbagai klien potensial yang memang memiliki
karakteristik dan kondisi yang sama dengan klien-klien Dwi Sapta Advertising selama ini. Namun, di sisi lainnya dapat menjadi barrier
halangan bagi kepentingan untuk melakukan prospek kepada klien- klien potensial lainnya yang memiliki karakteristik, kebutuhan dan
kondisi berbeda produknya lebih mengarah sebagai produk gaya hidup atau life style atau klien yang lebih menekankan pendekatan
yang lebih high image, termasuk klien-klien potensial dari kategori social campaign instansi pemerintahan dan BUMN. Oleh karena
itu, kebutuhan terhadap pengembangan strategi dan implementasi berbagai program komunikasi perusahaan menjadi sangat penting
dan relevan untuk dilakukan, terutama pada bentuk edukasi tentang Dwi Sapta Advertising sebagai perusahaan periklanan ’multi-tasking’
mengerjakan berbagai iklan untuk memenuhi kebutuhan apapun, bagi jenis klien manapun, dengan menggunakan pendekatan apapun.
b. Melakukan
upgrading kemampuan tim kreatif dari sisi penyusunan strategi dan pengembangan konseptual komunikasi
pemasaran dan periklanan yang lebih sistematik dalam mengelola merek produk klien faktor eksternal peluang nomor
4 dan 5 serta faktor internal kelemahan perusahaan nomor 2, 5 dan 6
Seiring dengan perjalanan waktu, kerjasama bisnis antara Dwi Sapta Advertising dan klien-kliennya telah memasuki ke fase
lanjutan dengan generasi kedua dari tim manajemen perusahaan klien. Kondisi ini memberikan konsekuensi tersendiri bagi Dwi
Sapta Advertising karena manajemen perusahaan klien dari generasi kedua ini merupakan orang-orang yang memiliki latar belakang
pendidikan tinggi bahkan sebagian besar ditempuh di luar negeri,
bersikap lebih kritis dan rasional, serta memiliki visi dan misi bisnis yang jauh ke depan. Oleh karena itu, keinginan dan kebutuhan yang
dimilikinya juga berbeda, terutama yang berkaitan dengan kegiatan promosi produk yang tidak hanya berorientasi jangka pendek
menyangkut target
penjualan produk
hard sell, namun
mempertimbangkan aspek kebutuhan jangka panjang manajemen merek produk.
Implikasi dari adanya pergeseran bentuk permintaan dan kebutuhan klien yang seperti ini, pada akhirnya menuntut Dwi Sapta
Advertising untuk mulai berpikir lebih konseptual dan strategik dalam merancang berbagai iklan dan kebutuhan promosi produk
klien. Untuk memenuhi perkembangan bentuk permintaan dan kebutuhan promosi produk klien yang seperti itu, Dwi Sapta
Advertising harus melakukan up grading kemampuan tim kreatifnya, terutama dari sisi penyusunan strategi dan pengembangan konseptual
komunikasi pemasaran dan periklanan yang lebih sistematis dalam mengelola merek produk klien. Selain itu, target dari program
upgrading kemampuan tim kreatif ini juga diarahkan untuk memberikan bekal dan wawasan baru untuk lebih memahami
karakteristik bentuk program social campaign yang berasal dari instansi pemerintahan dan BUMN, terutama yang menyangkut pada
pilihan pendekatan komunikasi sosial yang digunakan dan pemahaman tentang berbagai prosedur tender pitching yang
berbeda dengan klien-klien selama ini.
c. Menyusun kebijakan perusahaan yang lebih memberdayakan