seringkali kepindahan SDM dari sebuah perusahaan periklanan diikuti dengan berpindahnya klien-klien yang dikelola SDM
bersangkutan ke tempat perusahaan baru dimana SDM tersebut bekerja.
Oleh karena
itu, Dwi
Sapta Advertising perlu
mengembangkan kebijakan
proteksi karyawan
berbasis kesejahteraan, pengembangan karir profesional dan kenyamanan
lingkungan kerja. Dari sisi kesejahteraan, tentu dapat dilihat dari besaran tingkat gaji dan berbagai fasilitas lainnya sesuai dengan
standar ’harga pasaran’ dari posisi karyawan tersebut. Sementara dari sisi pengembangan karir profesional dapat dilihat dari kebijakan dan
proses pengembangan kompetensi karyawan yang dikaitkan dengan kepastian kenaikan jenjang karir profesional karyawan tersebut. Hal
lain yang harus diperhitungkan adalah kenyamanan lingkungan kerja, mulai dari kejelasan prosedur dan alur pekerjaan, job
description, ruang kerja dan fasilitas kerja yang ada, kecocokan nilai- nilai dan budaya perusahaan, serta pola kerjasama yang melibatkan
karyawan lainnya dalam satu tim.
E. Implementasi Strategi Pemasaran
Berdasarkan hasil analisis SWOT yang telah dilakukan dan formulasi berbagai alternatif strategi pemasaran yang digunakan, maka langkah
selanjutnya memilih, menentukan dan mengimplementasikan berbagai strategi pemasaran tersebut. Sebagai bahan awal pada Tabel 16 dan 17 disajikan hasil
rekapitulasi formulasi alternatif strategi pemasaran. Tabel 16. Strategi pemasaran berbasis kekuatan perusahaan
STRENGTHS – OPPORTUNITIES STRENGHTS - THREATS
1. Memperkuat konsep dan strategi
pengembangan creative
media placement dari sisi nilai manfaat
dan efektivitasnya
sebagai alternatif bentuk promosi klien
faktor eksternal peluang nomor 2 dan
faktor internal
kekuatan
perusahaan nomor 4 dan 5
1. Mengoptimalkan peran dan fungsi
consumer insight
sebagai dasar
pengembangan strategi
pemasaran, strategi komunikasi, strategi kreatif,
dan strategi pemilihan media yang lebih efektif dan efisien faktor eksternal
ancaman nomor 1, 2, 5 dan 6, serta faktor internal kekuatan perusahaan
nomor 4, 5 dan 6
Lanjutan Tabel 16.
STRENGTHS – OPPORTUNITIES STRENGHTS - THREATS
2. Meningkatkan intensitas dan mutu
program komunikasi
perusahaan secara
lebih selektif
dan fokus
terhadap target prospek klien-klien baru yang potensial faktor eksternal
peluang nomor 3 dan faktor internal kekuatan perusahaan nomor 1, 2, 4 dan
8
3. Mengembangkan konsep penelitian
pemasaran dan periklanan yang lebih sesuai dengan perkembangan pasar dan
tuntutan kebutuhan konsumen faktor eksternal peluang nomor 4 dan faktor
internal kekuatan perusahaan nomor 5 dan 4
4. Melakukan sinergi kekuatan internal
perusahaan dan adaptasi pola kerja yang dapat diterima oleh kalangan
instansi pemerintahan dan BUMN dalam proyek Social Campaign faktor
eksternal peluang nomor 5 dan faktor internal kekuatan perusahaan nomor 3
2. Melakukan konsolidasi organisasi
untuk menghasilkan
efisiensi biaya
operasi, pengembangan
konsep materi dan biaya produksi yang akan dibebankan kepada
klien faktor eksternal ancaman nomor 1, 3 dan 6 serta faktor
internal
kekuatan perusahaan
nomor 3 dan 4 3.
Mempertegas sistem
proteksi klien
secara korporat
dan menjadikan
Dwi Sapta
Advertising sebagai perusahaan adaptif
terhadap perubahan
faktor eksternal ancaman nomor 7 dan 8, serta faktor internal
kekuatan perusahaan nomor 1, 2, 3 dan 8
Tabel 17. Strategi pemasaran berbasis kelemahan perusahaan
WEAKNESSES - OPPORTUNITIES WEAKNESSES – THREATS
1. Mengembangkan strategi dan implementasi
berbagai program komunikasi perusahaan Dwi Sapta Advertising sebagai perusahaan
periklanan’multi-tasking’ dan ‘hard sell’ maupun image building faktor eksternal
peluang nomor 1, 3 dan 5, serta faktor internal kelemahan perusahaan nomor 1
2. Melakukan upgrading kemampuan tim
kreatif dari sisi penyusunan strategi dan pengembangan
konseptual komunikasi
pemasaran dan periklanan yang lebih sistematis dalam mengelola merek produk
klien faktor eksternal peluang nomor 4 dan 5,
serta faktor
internal kelemahan
perusahaan nomor 2, 5 dan 6 3.
Menyusun kebijakan perusahaan yang lebih memberdayakan
dan mengatur
porsi tanggungjawab dan kewenangan anggota
BOD secara proporsional faktor eksternal peluang nomor 1, 2, 3, 4 dan 5, serta faktor
internal kelemahan perusahaan nomor 3 dan 4
1. Mengembangkan
kebijakan sindikasi proyek bisnis belan-
ja media dan pengembangan program komunikasi pema-
saran dengan perusahaan lain yang
lebih kuat
faktor eksternal ancaman nomor 2,
3, 4 dan 5, serta faktor internal kelemahan perusaha-
an nomor 1 dan 2
2. Mengembangkan
kebijakan proteksi karyawan berbasis
kesejahteraan, pengembangan karir profesional, serta ke-
nyamanan lingkungan kerja faktor eksternal ancaman
nomor 7, serta faktor internal kelemahan perusahaan nomor
3, 4 dan 5
Berdasarkan hasil rekapitulasi formulasi alternatif strategi pemasaran tersebut dipilih beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh Dwi Sapta
Advertising sesuai dengan matrik posisi perusahaan EFEEFAS = 2,39 dan IFEIFAS = 2,81 dalam mendukung dan menerapkan strategi pertumbuhan
dan stabilitas konsentrasi dengan integrasi horizontal. Bentuk strategi pertumbuhan perusahaan yang dikembangkan oleh Dwi Sapta Advertising
lebih diarahkan dengan cara menjaga stabilitas proses bisnis yang selama ini dilakukan, terutama mengandalkan pengelolaan klien-klien yang sekarang
ini sudah dimiliki secara maksimal. Dalam praktek di lapangan, strategi ini dilakukan dengan
menekankan fokus perhatian yang lebih besar kepada pelayanan berbagai kebutuhan promosi kepada klien-klien yang saat ini dimilikinya. Dengan
demikian, sumber pendapatan perusahaan billing sangat bertumpu pada kemampuan Dwi Sapta Advertising untuk menawarkan berbagai program
promosi yang dapat dimanfaatkan oleh klien-klien tersebut. Kebijakan dan strategi seperti ini secara internal Dwi Sapta Advertising dikenal “berburu di
kebun binatang sendiri”. Artinya, Dwi Sapta Advertising tidak akan terlalu agresif untuk mencari dan mendapatkan klien-klien yang baru sebagai
sumber pendapatan perusahaannya billing. Dengan “berburu di kebun binatang sendiri”, maka energi dan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh sumber pendapatan perusahaan akan lebih fokus digunakan dalam memberikan pelayanan secara maksimal, agar klien-klien yang
sekarang ini sudah dimiliki tetap atau malah menambah belanja iklannya ke Dwi Sapta Advertising.
Bentuk operasional dari kebijakan dan strategi ini adalah : i.
Strategi Produk Produk dari Dwi Sapta Advertising adalah jasa layanan berbagai
kebutuhan promosi produk, mulai dari pengembangan konsep iklan, produksi materi iklan, hingga penayangan berbagai materi iklan tersebut
melalui media massa. Selama ini, pendekatan komunikasi iklan yang digunakan oleh Dwi Sapta Advertising lebih bersifat “hard sell”
merupakan sumber kekuatan utama konsep produk Dwi Sapta
Advertising dari sisi pengembangan konsep iklan. Selain itu, dalam proses produksi materi iklan yang dilakukan juga memiliki keunggulan
dari sisi delivery pekerjaan yang sanggup relatif lebih cepat dibandingkan dengan kompetitor. Sementara dari sisi penayangan
berbagai materi iklan melalui media juga memiliki konsep ‘creative media placement’ yang sangat dapat diandalkan sebagai solusi dari
makin menurunnya rating penonton televisi pada saat jeda iklan. Ketiga hal tersebut advertising that sells, fast delivery dan creative media
placement ketika dilengkapi dengan kemampuan memberikan pelayanan yang terbaik excellent service semakin membentuk USP
Unique Selling Preposition konsep produk layanan promosi Dwi Sapta Advertising.
Saat ini USP konsep produk seperti itu tidak lagi cukup memadai, terutama ketika berhadapan dengan kondisi situasi ekonomi
yang masih terkena dampak krisis finansial global dan meningkatnya kompleksitas bentuk promosi produk klien yang tidak lagi hanya sebatas
jasa periklanan, tetapi mulai menuntut layanan pengembangan strategi bisnis, pemasaran, komunikasi, hingga program brand activation. Oleh
karena itu, Dwi Sapta Advertising harus mampu menyesuaikan konsep USP produk yang dimilikinya sesuai dengan perkembangan tuntutan dan
kebutuhan pasar konsumen dan klien tersebut. Dari sisi proses pengembangan konsep iklan, pendekatan hard
sell yang selama ini sudah menjadi trade mark Dwi Sapta Advertising harus dipadukan dengan mempertimbangkan juga bentuk tuntutan
perkembangan dan kompleksitas kebutuhan promosi produk klien. Konsekuensinya, Dwi Sapta Advertising harus mulai melakukan transisi
untuk menggunakan pengembangan konsep iklan yang baru berorientasi pada ”advertising that sells with style” mempertahankan aspek kekuatan
hard sell dan melengkapinya dengan stylegaya baru kemasan beriklan. Sementara dari sisi proses produksi materi iklan, Dwi Sapta Advertising
harus mampu melakukan penataan ulang sistem kerja dan konsolidasi antar bagian yang terlibat, sehingga menghasilkan kecepatan yang lebih
tinggi lagi dalam proses produksi matriks iklan. Sedangkan dari sisi proses penayangan berbagai materi iklan melalui media massa akan
lebih diarahkan kepada pengembangan lebih lanjut bentuk strategi ’creative media placement’ yang lebih sesuai dengan kondisi dan situasi
yang sedang dihadapi oleh klien-klien Dwi Sapta Advertising. ii.
Strategi Harga Permasalahan utama yang banyak dihadapi oleh klien dalam
situasi ekonomi masih sulit seperti ini adalah kebutuhan untuk melakukan efisiensi budget promosi produk. Kondisi ini memang
menjadi suatu hal yang sangat dilematis. Di satu sisi, klien harus melakukan efisiensi budget promosi, sementara di sisi konsumen harus
lebih diintensifkan komunikasinya agar tetap dapat membeli produk meski dalam situasi sulit. Oleh karena itu, Dwi Sapta Advertising harus
mengembangkan strategi harga yang dapat mempertimbangkan kondisi- kondisi tersebut.
Dalam prakteknya, bentuk strategi harga yang dikembangkan oleh Dwi Sapta Advertising dalam menghadapi situasi bisnis seperti itu
diarahkan kepada 2 dua bentuk, yaitu 1 strategi efisiensi harga dalam proses pengembangan dan produksi materi iklan dan 2 strategi efisiensi
harga dalam proses penayangan berbagai materi iklan di media massa. Strategi harga yang pertama lebih diarahkan kepada kebijakan evaluasi
bentuk struktur biaya dalam proses pengembangan dan produksi materi iklan. Selain itu dilakukan kebijakan efisiensi, dimana Dwi Sapta
Advertising bersedia melakukan negosiasi ulang besaran tingkat creative agency fee biaya pengembangan dan produksi materi iklan yang
dibebankan kepada klien selama ini. Tujuannya adalah agar klien merasakan manfaat dan dukungan yang lebih nyata untuk tetap
melakukan berbagai aktivitas program promosi produknya. Sementara bentuk strategi harga yang kedua lebih diarahkan kepada kebijakan
sindikasi bisnis projek penayangan iklan di media. Dalam prakteknya, Dwi Sapta Advertising akan melakukan pendekatan kepada para media
untuk bersedia mengembangkan paket-paket khusus dalam hal
penayangan iklan di media yang lebih memberikan insetif, diskon dan bonus yang lebih menguntungkan bagi klien.
iii. Strategi Distribusi
Tujuan utama dari strategi distribusi adalah memberikan peluang, saluran dan kesempatan agar produk layanan jasa yang diberikan Dwi
Sapta Advertising benar-benar sampai ke tangan klien, terutama yang berkaitan dengan informasi berbagai kebijakan baru tentang produk-
produk layanan promosi yang telah dikembangkan. Mengingat lokasi keberadaan perusahaan klien-klien Dwi Sapta Advertising relatif tidak
begitu jauh sebagian besar di Jakarta dan sekitarnya, maka strategi distribusi yang dilakukan tidak banyak mengalami perubahan, yaitu
melalui Tim Client atau Account Service yang selama ini berhubungan secara operasional dengan pihak klien.
Dalam strategi distribusi yang dikembangkan kali ini melibatkan pihak Top Management Dwi Sapta Advertising secara kolektif. Artinya,
pihak Top Management Dwi Sapta Advertising President Director dan atau anggota BOD lainnya secara aktif ikut serta, terjun langsung dan
mendampingi tim Client atau Account Service, ketika menjelaskan berbagai perubahan kebijakan bisnis yang berkaitan dengan produk
layanan dan fasilitas baru yang akan ditawarkan kepada klien, khususnya yang dapat digunakan dalam menghadapi situasi bisnis yang sulit
sekarang ini. Selain dengan strategi distribusi seperti ini, Dwi Sapta
Advertising juga mengembangkan strategi distribusi dalam bentuk kegiatan “TV Day”, terutama yang berkaitan dengan konsep produk dan
fasilitas baru dalam hal penayangan materi iklan di media. Dalam kegiatan “TV Day” ini, pihak Dwi Sapta Advertising bekerjasama
dengan para pengelola program dari berbagai stasiun televisi yang mempresentasikan berbagai alternatif paket program promosi melalui
televisi dengan segala insentif, diskon dan bonus yang dapat dinikmati oleh klien.
iv. Strategi Promosi
Selama ini kegiatan promosi perusahaan Dwi Sapta Advertising sudah dilakukan dalam berbagai bentuk program komunikasi
perusahaan. Hanya saja, pelaksanaan berbagai program promosi produk dan layanan tersebut masih belum dilakukan secara sistematis dan
memiliki arah tujuan yang jelas. Oleh karena itu, Dwi Sapta Advertising perlu memikirkan, merancang dan menyusun kebijakan dan strategi
program promosi perusahaan yang lebih terintegrasi, fokus dan komprehensif.
Berkaitan dengan kebutuhan terhadap kebijakan dan strategi promosi perusahaan yang seperti ini, Dwi Sapta Advertising perlu melakukan kajian
lebih mendalam tentang arah kebijakan perusahaan, terutama yang dibentuk menjadi visi dan misi perusahaan di masa mendatang. Kebijakan inilah yang
akan menjadi
dasar pertimbangan
dan sumber
rujukan dalam
mengembangkan strategi promosi perusahaan Dwi Sapta Advertising. Dalam praktek operasionalnya, strategi promosi perusahaan melibatkan
berbagai unsur yang bersifat sinergis media massa, klien yang sudah ada, kampus, asosiasi profesi, dan sebagainya dalam membangun, memperkuat
citra dan reputasi perusahaan Dwi Sapta Advertising. Selain itu, secara materi dan pendekatan gaya komunikasinya perlu disesuaikan, terutama
dalam membangun citra dan reputasi perusahaan periklanan dengan pendekatan “advertising that sells with style”.
Hal-hal yang telah diuraikan sebelumnya, ditindaklanjuti dengan analisis QSPM menurut tingkat kemenarikan masing-masing strategi, maka
diperoleh hasil seperti pada Tabel 18.
Tabel 18. QSPM
Bobot Strategi
Pertumbuhan Intensif
Strategi Pertumbuhan
Integratif Strategi
Pertumbuhan Diversifikasi
Critical Success factors
a b
axb c
axc d
axd PELUANG
Tren pertumbuhan industri periklanan
- -
- -
- -
- Trend perkembangan industri
media 0,11
3 0,33
4 0,44
3 0,33
Perkembangan teknologi produksi 0,05
3 0,15
2 0,10
3 0,15
Perkembangan kesadaran klien untuk berpromosi
0,07 3
0,21 3
0,21 3
0,21 Kesempatan untuk ikut pitching
social campaign 0,07
3 0,21
4 0,28
3 0,21
Adanya testimony positif dari klien yang puas
- -
- -
- -
- ANCAMAN
Dampak krisis finansial global dan labilnya kurs
- -
- -
- -
- Perkembangan teknologi
komunikasi-informasi -
- -
- -
- -
Sikap klien yang makin cerdas, kritis dan selektif
0,09 2
0,18 2
0,18 2
0,18 Perkembangan arah dan kebutuhan
promosi klien -
- -
- -
- -
Perubahan gaya hidup masyarakat -
- -
- -
- -
Dampak fenomena ’cheap revolution’
0,09 3
0,27 3
0,27 3
0,27 Eksodus SDM periklanan kompeten
- -
- -
- -
- Regulasi pemerintah kurang
kondusif 0,02
2 0,04
1 0,02
1 0,02
KEKUATAN
Nilai jual positioning perusahaan yang baru
0,05 2
0,10 2
0,10 2
0,10 Citra perusahaan periklanan yang
baik dan terbukti 0,06
3 0,18
3 0,18
3 0,18
Terkenal dengan kemampuan pelayanan baik
- -
- -
- -
- Infrastruktur bisnis yang lengkap
dan harga kompetitif 0,08
3 0,24
4 0,32
3 0,24
Proses kerja berbasis ’consumer insight’
- -
- -
- -
- Tim kreatif lengkap dan multi-
talented -
- -
- -
- -
Karakter klien relatif loyal -
- -
- -
- -
Aktivitas program komunikasi perusahaan
0,06 3
0,18 3
0,18 2
0,12 KELEMAHAN
Brand Dwi Sapta dipersepsi ‘hard sells’
0,09 2
0,18 2
0,18 3
0,27 Mutu output kreatif dianggap
terlalu teknis -
- -
- -
- -
Sentralisasi proses pengambilan keputusan bisnis
0,07 2
0,14 2
0,14 2
0,14
Lanjutan Tabel 18.
Bobot Strategi
Pertumbuhan Intensif
Strategi Pertumbuhan
Integratif Strategi
Pertumbuhan Diversifikasi
Critical Success factors
a b
axb c
axc d
axd
Orientasi budaya perusahaan Client = ‘powerfull’
- -
- -
- -
- ’Barrier’ etos dan cara kerja yang
sudah 25 tahun 0,06
1 0,06
2 0,12
2 0,12
Belum adanya standarisasi pengembangan merek
0,05 1
0,05 1
0,05 2
0,10 JUMLAH
1,00 2,52
2,77 2,64
Dari ketiga alternatif yang diuji untuk dipilih oleh perusahaan, ternyata Strategi Pertumbuhan Integratif memiliki Total Attractiveness Score TAS
tertinggi, artinya perusahaan menerapkan strategi ini sebagai strategi utama pada saat ini, yaitu sumber pendapatan perusahaan lebih fokus digunakan dalam
memberikan pelayanan secara maksimal kepada klien-klien yang sudah berjalan saat ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan