- Tahap hauling
Penarikan jaring hauling dilakukan dengan cara menarik jaring ke atas kapal dengan cara manual maupun dengan bantuan alat roller. Proses ini
berlangsung sekitar 5-6 jam karena dilakukan sambil mengeluarkan ikan dari jaring.
- Tahap penanganan ikan di atas kapal
Ikan-ikan yang terjerat di jaring dilepaskan, disortir sesuai ukuran dan jenisnya kemudian dimasukkan ke dalam palka kapal yang telah terlebih dahulu
terisi es curah.
4.5 Hasil Tangkapan
Armada gillnet yang beroperasi di Kabupaten Pontianak ditargetkan untuk menangkap ikan-ikan pelagis. Hasil tangkapan antara lain adalah ikan dari jenis-
jenis tongkol Auxis thazard, Lac, tenggiri Scomberomorus commerson, manyung
Arius thalassinus,
bawal putih Pampus argenteus, bawal hitam
Formio niger , layang Decapterus ruselli, hiu Carcharhinus spp, gembung Rastrelligger spp dan ikan lainnya. Ikan yang dominan tertangkap sekitar 70
adalah tongkol Auxis thazard, Lac sedangkan ikan yang lain hanya 30 dari total keseluruhan hasil tangkapan. Komposisi, nama dan gambar ikan yang
tertangkap oleh armada gillnet di Kabupaten Pontianak dapat dilihat pada Lampiran 4.
Gambar 14 Ikan tongkol Auxis thazard, Lac hasil tangkapan nelayan gillnet di Kabupaten Pontianak.
Hasil Tangkapan
Nilai Jual Pendapatan Kotor
Biaya Operasional
Pendapatan Bersih 100
Nelayan 50 Pemilik Kapal
Gillnet 50
ABK 16 ABK 16
Nahkoda Juragan 18
4.6 Sistem Bagi Hasil
Bagi hasil antara pemilik dan nelayan juragan nahkoda dan ABK adalah 50 : 50 setelah dipotong biaya operasional dan retribusi. Nahkoda yang
sekaligus fishing master mendapat bagian 18, sedangkan masing-masing ABK mendapat bagian 16 dari hasil bersih. Biaya perbaikan kapal dan alat tangkap
menjadi tanggung jawab pemilik kapal dari bagian yang diperolehnya. Sistem bagi hasil ini dapat dilihat pada Gambar 15.
Keterangan : Pendapatan bersih = Nilai jual – biaya operasional 1 trip
Gambar 15 Sistem bagi hasil antara pemilik kapal pemilik usaha dengan nelayan gillnet di Kabupaten Pontianak.