Faktor strategis eksternal yang paling penting untuk dicermati dalam pengembangan perikanan gillnet di Kabupaten Pontianak adalah adanya peluang
otonomi daerah, ketersediaan kredit, harga jual dan teknologi alat tangkap dan armada kapal gillnet, serta ancaman dari tuntutan masyarakat terhadap produk
ikan segar, hasil tangkapan dari daerah lain dan belum adanya pabrik pengolah ikan hasil tangkapan nelayan. Respon terhadap elemen peluang total skor 1.428,
lebih tinggi dari elemen ancaman. Ini berarti bahwa peluang yang ada telah dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan ancaman telah dapat diminimalisir secara
keseluruhan.
5.5.4 Matriks Internal Eksternal
Skor total evaluasi faktor internal pengembangan usaha perikaanan gillnet di Kabupaten Pontianak berada pada posisi internal rata-rata dan skor total
evaluasi faktor eksternal berada pada posisi eksternal menengah. Dengan demikian posisi pengembangan usaha perikanan gillnet di Kabupaten Pontianak
berada pada posisi sel V seperti pada Gambar 27. Posisi V berarti bahwa pengembangan usaha perikanan gillnet di
Kabupaten Pontianak termasuk dalam divisi pertahankan dan pelihara. Dalam posisi pertahankan dan pelihara, strategi yang bisa diterapkan adalah optimalisasi
produksi dan efektifitas serta efisiensi usaha perikanan. Strategi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan daya jangkau operasi kapal, penambahan dan
peremajaan alat tangkap serta peningkatan kualitas dan mutu produk agar dapat bersaing dengan baik.
Dari matrik evaluasi internal-eksternal tersebut kemudian disusunlah alternatif strategi pengembangan perikanan gillnet di Kabupaten Pontianak
Gambar 28 berdasarkan analisis SWOT terdiri dari empat set strategi yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Strategi S-O Strength-Opportunities Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang
ada dengan cara memperkuat kelembagaan nelayan dan jaminan kredit lunak dari pemerintah. Kelembagaan nelayan dalam hal ini baik dalam bentuk organisasi
HNSI Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia maupun kelompok-kelompok
nelayan dapat menjadi wadah bagi nelayan maupun pengusaha perikanan gillnet dalam berinteraksi maupun mendapatkan informasi jaringan pasar dan pemasaran.
Secara umum usaha perikanan gillnet di Kabupaten Pontianak ini didominasi oleh usaha perikanan skala kecil, sehingga tingkat keuntungan yang
diterima nelayan masih tergolong kecil. Pada kondisi ini usaha perikanan gillnet masih dipandang sebagai usaha sampingan dan umumnya bersifat subsisten.
Dalam rangka meningkatkan pendapatan usaha maka perlu dilakukan strategi yaitu memperkuat kelembagaan nelayan dan jaminan kredit lunak dari
pemerintah. Selama ini belum banyak nelayan di Kabupaten Pontianak yang
memanfaatkan kelembagaan yang mereka miliki untuk mendapatkan akses permodalan dan kredit dari perbankan, karena mereka masih dianggap belum
memenuhi syarat bankable. Dengan adanya akses permodalan dan kredit lunak untuk usaha perikanan gillnet diharapkan usaha masyarakat akan berkembang
sehingga berdampak positif bagi pendapatan mereka dan pertumbuhan ekonomi daerah.
2. Strategi S-T Strength-Threat Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada,
dapat diwujudkan melalui strategi pengembangan jaringan pasar dan sarana prasarana pasca panen termasuk pabrik pengolah.
Kegiatan perikanan gillnet selama ini belum dapat memberikan kehidupan yang layak, disebabkan oleh belum baiknya jaringan pemasaran terutama pasar
luar daerah serta belum terdapatnya sarana prasarana pasca panen yang memadai sehingga produk yang dijual belum dapat mencapai mutu dan harga yang
kompetitif. Pembangunan pabrik pengolah hasil tangkapan nelayan gillnet dapat dijadikan salah satu alternatif solusi agar produk memiliki nilai tambah dan daya
saing serta mendorong proses industrialisasi perikanan pedesaan. 3. Strategi W-O Weakness-Oppurtunities
Meminimalkan kelemahan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada, untuk mewujudkan hal tersebut dapat dilakukan dengan langkah-
langkah antara lain dengan pembinaan dan pengembangan keterampilan nelayan serta sarana dan prasarana alat tangkap dan armada kapal gillnet.
Kondisi sumberdaya manusia yang masih rendah menjadi kendala, dalam rangka memberdayakan nelayan dan pengusaha perikanan gillnet, maka dapat
dilakukan dengan cara pembinaan dan pelatihan keterampilan serta manajemen usaha oleh pemerintah daerah. Selain itu diperlukan pula peremajaan sarana dan
prasarana alat tangkap jaring gillnet dan armada kapal gillnet agar menjadi lebih baik.
4. Strategi W-T Weakness-Treats Meminimalkan kelemahan untuk menghadapi ancaman, dengan : 1
penerapan sistem rantai dingin terhadap hasil tangkapan dan 2 penerapan subsidi BBM perikanan. Strategi penerapan rantai dingin terhadap produk perikanan
diperlukan mengingat produk perikanan sangat mudah rusak dan terutama tuntutan konsumen yang saat ini semakin jeli menginginkan kualitas produk yang
baik. Naiknya harga BBM juga berdampak negatif terhadap nelayan gillnet di Kabupaten Pontianak, oleh karena itu penerapan subsidi BBM khususnya nelayan
oleh pemerintah diharapkan dapat membantu meringankan biaya operasional yang dikeluarkan, karena komponen BBM merupakan komponen terbesar dalam biaya
operasional nelayan gillnet. Berdasarkan analisis QSPM seperti dapat dilihat pada Tabel 9, bahwa
strategi yang memiliki TNDT tertinggi adalah strategi pembinaan dan pengembangan keterampilan nelayan serta sarana dan prasarana alat tangkap dan
armada kapal gillnet 5.991. Hal ini menunjukkan bahwa strategi prioritas untuk pengembangan perikanan gillnet di Kabupaten Pontianak dapat dilakukan melalui
strategi pembinaan dan pengembangan keterampilan nelayan serta sarana dan prasarana alat tangkap dan armada kapal gillnet.
Pemilihan strategi ini sangat beralasan karena selama ini pembinaan terhadap nelayan baik dari segi penyuluhan keterampilan, adopsi teknologi baru
dan sistem manajemen usaha dirasakan sangat kurang. Demikian pula halnya dengan peremajaan alat tangkap gillnet dan armada kapal, apabila kedua hal ini
dilakukan dengan konsisten maka diharapkan usaha perikanan gillnet masyarakat di Kabupaten Pontianak akan semakin baik.
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan