Ancaman Analisis pengembangan perikanan gillnet di kabupaten Pontianak provinsi Kalimantan Barat

Lampiran 25 Hasil perhitungan nilai daya tarik NDT alternatif strategi 4 penerapan sistem rantai dingin terhadap hasil tangkapan dari 11 responden No Faktor Strategis Jumlah N  Nilai Nilai 1 2 3 4 Akhir KEKUATAN  1 Kelembagaan Nelayan 6 3 1 1 11 19 1,73 2 2 Motivasi Nelayan 2 4 2 3 11 28 2,55 3 3 Informasi Pasar 2 4 2 3 11 28 2,55 3 4 Keuntungan Usaha 2 4 2 3 11 28 2,55 3 5 Jaringan Pemasaran dalam daerah 4 3 3 1 11 23 2,09 2 6 Komoditas Hasil Tangkapan 3 1 5 2 11 28 2,55 3 KELEMAHAN 1 Sumber daya manusia 6 1 2 2 11 22 2,00 2 2 Pembinaan 3 4 2 2 11 25 2,27 2 3 Kebijakan Pemerintah 2 2 3 4 11 31 2,82 3 4 Sarana dan Prasarana 2 2 3 4 11 31 2,82 3 5 Jaringan Pemasaran Luar daerah 1 3 5 2 11 30 2,73 3 6 Modal Usaha 4 2 1 4 11 27 2,45 2 7 Keterampilan Nelayan 1 3 4 3 11 31 2,82 3 PELUANG 1 Sumber Daya Ikan 2 3 4 2 11 28 2,55 3 2 Otonomi Daerah 2 2 5 2 11 29 2,64 3 3 Ketersediaan Kredit 6 1 1 3 11 23 2,09 2 4 Harga Jual 1 3 4 3 11 31 2,82 3 5 Potensi Pasar 4 3 3 1 11 23 2,09 2 6 Pertumbuhan Ekonomi 1 3 2 5 11 33 3,00 3 7 Teknologi Alat Tangkap Armada Kapal 2 4 5 11 36 3,27 3 ANCAMAN 1 Harga BBM 1 1 5 4 11 34 3,09 3 2 Tuntutan Produk Ikan Segar 6 3 1 1 11 19 1,73 2 3 Hasil Tankapan dari Daerah Lain 3 5 3 11 33 3,00 3 4 Infrastruktur Penunjang 1 1 7 2 11 32 2,91 3 5 Kondisi Cuaca 7 2 2 11 19 1,73 2 6 Pabrik Pengolahan Pasca Panen 2 7 2 11 33 3,00 3 Keterangan : 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = cukup menarik 4 = sangat menarik Lampiran 26 Hasil perhitungan nilai daya tarik NDT alternatif strategi 5 penerapan subsidi BBM perikanan dari 11 responden No Faktor Strategis Jumlah N  Nilai Nilai 1 2 3 4 Akhir KEKUATAN  1 Kelembagaan Nelayan 1 1 6 3 11 33 3,00 3 2 Motivasi Nelayan 6 5 11 38 3,45 3 3 Informasi Pasar 1 6 4 11 35 3,18 3 4 Keuntungan Usaha 1 5 5 11 37 3,36 3 5 Jaringan Pemasaran dalam daerah 2 7 2 11 33 3,00 3 6 Komoditas Hasil Tangkapan 3 6 2 11 32 2,91 3 KELEMAHAN 1 Sumber daya manusia 1 3 4 3 11 31 2,82 3 2 Pembinaan 1 2 7 1 11 30 2,73 3 3 Kebijakan Pemerintah 2 7 2 11 33 3,00 3 4 Sarana dan Prasarana 2 7 2 11 33 3,00 3 5 Jaringan Pemasaran Luar daerah 1 5 3 2 11 28 2,55 3 6 Modal Usaha 3 4 4 11 34 3,09 3 7 Keterampilan Nelayan 3 4 4 11 31 2,82 3 PELUANG 1 Sumber Daya Ikan 1 1 4 5 11 35 3,18 3 2 Otonomi Daerah 2 1 7 1 11 29 2,64 3 3 Ketersediaan Kredit 3 2 5 1 11 26 2,36 2 4 Harga Jual 1 5 5 11 37 3,36 3 5 Potensi Pasar 3 4 4 11 34 3,09 3 6 Pertumbuhan Ekonomi 2 6 3 11 34 3,09 3 7 Teknologi Alat Tangkap Armada Kapal 1 1 5 4 11 34 3,09 3 ANCAMAN 1 Harga BBM 1 3 3 4 11 32 2,91 3 2 Tuntutan Produk Ikan Segar 1 4 5 1 11 28 2,55 3 3 Hasil Tankapan dari Daerah Lain 1 5 5 11 26 2,36 2 4 Infrastruktur Penunjang 1 4 5 1 11 28 2,55 3 5 Kondisi Cuaca 3 6 2 11 32 2,91 3 6 Pabrik Pengolahan Pasca Panen 3 7 1 11 31 2,82 3 Keterangan : 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = cukup menarik 4 = sangat menarik. No Faktor Strategis Bobot Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 NDT TNDT NDT TNDT NDT TNDT NDT TNDT NDT TNDT Peluang 1 Sumber Daya Ikan 0,095 3 0,285 3 0,285 3 0,285 3 0,285 3 0,285 2 Otonomi Daerah 0,063 2 0,126 3 0,189 3 0,189 3 0,189 3 0,189 3 Ketersediaan Kredit 0,074 3 0,222 3 0,222 3 0,222 2 0,148 2 0,148 4 Harga Jual 0,091 3 0,273 3 0,273 3 0,273 3 0,273 3 0,273 5 Potensi Pasar 0,081 3 0,243 3 0,243 3 0,243 2 0,162 3 0,243 6 Pertumbuhan Ekonomi 0,067 3 0,201 3 0,201 3 0,201 3 0,201 3 0,201 7 Teknologi Alat Tangkap Armada Kapal 0,086 3 0,258 3 0,258 3 0,258 3 0,258 3 0,258 Ancaman 1 Harga BBM 0,084 3 0,252 3 0,252 3 0,252 3 0,252 3 0,252 2 Tuntutan Produk Ikan Segar 0,070 3 0,21 3 0,21 3 0,21 2 0,14 3 0,21 3 Hasil Tankapan dari Daerah Lain 0,058 2 0,116 3 0,174 3 0,174 3 0,174 2 0,116 4 Infrastruktur Penunjang 0,074 3 0,222 3 0,222 3 0,222 3 0,222 3 0,222 5 Kondisi Cuaca 0,081 3 0,243 3 0,243 3 0,243 2 0,162 3 0,243 6 Pabrik Pengolahan Pasca Panen 0,074 3 0,222 3 0,222 3 0,222 3 0,222 3 0,222 Kekuatan 1 Kelembagaan Nelayan 0,070 3 0,21 3 0,21 2 0,14 2 0,14 3 0,21 2 Motivasi Nelayan 0,082 3 0,246 3 0,246 3 0,246 3 0,246 3 0,246 3 Informasi Pasar 0,068 3 0,204 3 0,204 3 0,204 3 0,204 3 0,204 4 Keuntungan Usaha 0,080 3 0,24 3 0,24 3 0,24 3 0,24 3 0,24 5 Jaringan Pemasaran dalam daerah 0,070 3 0,21 3 0,21 3 0,21 2 0,14 3 0,21 6 Komoditas Hasil Tangkapan 0,077 3 0,231 3 0,231 3 0,231 3 0,231 3 0,231 Kelemahan 1 Sumber daya manusia 0,089 3 0,267 3 0,267 3 0,267 2 0,178 3 0,267 2 Pembinaan 0,070 3 0,21 3 0,21 3 0,21 2 0,14 3 0,21 3 Kebijakan Pemerintah 0,082 3 0,246 3 0,246 3 0,246 3 0,246 3 0,246 4 Sarana dan Prasarana 0,080 3 0,24 3 0,24 3 0,24 3 0,24 3 0,24 5 Jaringan Pemasaran Luar daerah 0,070 3 0,21 3 0,21 3 0,21 3 0,21 3 0,21 6 Modal Usaha 0,077 3 0,231 3 0,231 3 0,231 2 0,154 3 0,231 7 Keterampilan Nelayan 0,084 3 0,252 3 0,252 3 0,252 3 0,252 3 0,252 Total 5,870 5,991 5,921 5,309 5,859 Peringkat Keterangan : NDT = Nilai Daya Tarik TNDT = Total Nilai Daya Tarik = NDT x Bobot ANALISIS PENGEMBANGAN PERIKANAN GILLNET DI KABUPATEN PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

M. GHANDI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Pengembangan Perikanan Gillnet di Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat adalah karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Februari 2010 M. Ghandi C 551050041 ABSTRACT M. GHANDI. Development Analysis on Gillnet Fisheries in Pontianak District, West Kalimantan Province. Under direction of MULYONO S BASKORO and MUSTARUDDIN. Research on gillnet fisheries in Pontianak District, West Kalimantan Province was conducted to : 1 identify utilization level on fisheries resources 2 identify factors influencing the gillnet productivity 3 analyze economic performance of the gillnet fisheries 4 formulate alternatives strategic policies. Data were collected by purposive sampling on responden based on survey method. Biological analysis was conducted by using surplus production approach, Cobb-Douglas method was used to determine factors influencing the gillnet productivity. Feasibility analysis was conducted by calculating values of NPV, IRR, net BC ratio, break event point and pay back periode, while SWOT and QSPM analysis were used for formulating the policies. The optimum gillnet fisheries based on bioeconomic model can be achieved at a production of 783 400,52 kgyears with optimum effort at 498 tripsyears. The t-student test shows that among the seven independent factors, the engine power, and the net size was indicated to be the most factors influencing gillnet productivity. Financial analysis at 6 percent of interest rate and 10 years of project lifetime resulted in feasible decision with 2 years and 6 month of PBP; Rp192 365 576,02 of NPV; 38 percent of IRR; Rp 107 366 802,47 of BEP and 1,47 of net BC ratio. This result indicated that the gillnet fisheries in Pontianak District are feasible for further development. The following development strategies were recommended : 1 to construct and developing gillnet fishers skill, 2 developing on post harvest and market network, 3 strengthen the fisher instutional and credit oppurtunity, 4 subsidized on fuel, 5 cold chain system on fisheries product. Keywords : gillnet fisheries, utilization level, production factors, economic feasibility, SWOT and QSPM analysis. RINGKASAN M. GHANDI. Analisis Pengembangan Perikanan Gillnet di Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Dibimbing oleh MULYONO S. BASKORO dan MUSTARUDDIN. Usaha penangkapan ikan oleh nelayan di Kabupaten Pontianak dilakukan dengan berbagai alat tangkap dan umumnya masih bersifat tradisional. Salah satu alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan di Kabupaten Pontianak adalah gillnet jaring insang, alat tangkap ini sangat efektif untuk menangkap ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil serta memiliki selektivitas yang tinggi. Gillnet yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Pontianak didominasi oleh gillnet permukaan surface gillnet dengan cara pengoperasian semi hanyut drift gillnet. Penelitian tentang perikanan gillnet di Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari 4 bagian yang bertujuan 1 menganalisis tingkat pemanfaatan SDI target penangkapan alat tangkap gillnet, 2 menganalisis keragaan faktor-faktor produksi unit perikanan gillnet terhadap produktivitas hasil tangkapan, 3 menganalisis kelayakan finansial suatu usaha perikanan gillnet, dan 4 merumuskan strategi pengembangan perikanan gillnet. Data dan informasi diperoleh dari responden secara purposive sampling menggunakan metode survei. Data yang dikumpulkan adalah berupa data primer yaitu hasil wawancara dan pengisian angket kuisioner serta data sekunder berupa publikasi resmi dari instansi terkait. Analisis data menggunakan metode surplus produksi Sparre dan Venema 1999, metode faktor produksi Cobb-Douglas Soekartawi 1999, metode kriteria investasi Pramudya 2001, serta metode Strength Weakness Opportunities and Threats SWOT dan Quantitative Strategic Planning Matrix QSPMRangkuti 2006. Tingkat pemanfaatan sumber daya ikan target penangkapan nelayan gillnet di Kabupaten Pontianak dianalisis dengan menggunakan metode surplus produksi. Tujuan penggunaan metode surplus produksi adalah untuk menentukan tingkat upaya effort optimum, yaitu suatu upaya yang dapat menghasilkan suatu hasil tangkapan maksimum lestari tanpa mempengaruhi produktivitas stok secara jangka panjang, yang disebut hasil tangkapan maksimum lestari Maximum Sustainable YieldMSY. Nilai effort pada produksi lestari E msy setelah dihitung adalah 547 trip per tahun, sedangkan nilai hasil tangkapan maksimum lestari h msy adalah 789.6 ton per tahun. Secara bio-ekonomi usaha perikanan gillnet di Kabupaten Pontianak dicapai pada produksi optimum sebesar 783.4 ton per tahun dengan effort optimum sebesar 498 trip per tahun dan rente ekonomi sebesar Rp7 250 442 807.00 per tahun. Metode analisis faktor produksi Cobb-Douglas digunakan untuk menduga besarnya produktivitas perikanan gillnet. Pendugaan dilakukan terhadap faktor- faktor produksi yaitu daya mesin, ukuran kapal, jumlah ABK, jumlah hari operasi dalam satu trip, jumlah BBM, panjang dan tinggi gillnet. Berdasarkan analisis t- student pada selang kepercayaan α 0.01 terdapat tiga variabel yang berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan yaitu faktor kekuatan mesin PK, panjang jaring m dan tinggi jaring m. Kelayakan usaha perikanan gillnet dianalisis dengan menggunakan tolak ukur finansial yang meliputi net present value NPV, internal rate of return IRR, net BC ratio, break even point BEP dan pay back period PBP. Discount rate yang digunakan pada penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito bank yang berlaku yaitu 6 per tahun dengan jangka waktu investasi selama 10 tahun. Hasil analisis finansial menunjukkan usaha perikanan gillnet layak untuk dikembangkan denan nilai NPV sebesar Rp192 365 576.02, IRR 38, BC ratio 1.47, BEP Rp107 366 802.47 dan masa pengembalian investasi selama 2.55 tahun. Lima strategi pengembangan yang diprioritaskan sebagai berikut : 1 pembinaan dan pengembangan keterampilan nelayan serta sarana dan prasarana alat tangkap dan armada kapal gillnet, 2 pengembangan jaringan pasar dan sarana prasarana pasca panen termasuk pabrik pengolah 3 memperkuat kelembagaan nelayan dan jaminan kredit lunak dari pemerintah, 4 penerapan subsidi BBM perikanan, 5 penerapan sistem rantai dingin terhadap hasil tangkapan. Hasil penilaian terhadap lima alternatif strategi pengembangan tersebut menggunakan metode SWOT dan QSPM menunjukkan bahwa pembinaan dan pengembangan keterampilan nelayan serta sarana dan prasarana alat tangkap dan armada kapal gillnet merupakan alternatif terbaik dengan nilai 5.991. Pemilihan strategi ini sangat beralasan karena selama ini pembinaan terhadap nelayan baik dari segi penyuluhan keterampilan, adopsi teknologi baru dan sistem manajemen usaha dirasakan sangat kurang. Demikian pula halnya dengan peremajaan alat tangkap gillnet dan armada kapal, apabila kedua hal ini dilakukan dengan konsisten maka diharapkan usaha perikanan gillnet masyarakat di Kabupaten Pontianak akan semakin baik. Kata kunci : perikanan gillnet, kelayakan usaha perikanan, strategi pengembangan perikanan, Kabupaten Pontianak