Faktor Strategis Eksternal Analisis Pengambangan Perikanan Gillnet melalui SWOT dan QSPM .1 Faktor Strategis Internal

5. Jaringan Pemasaran Luar Daerah Peluang pemasaran ke luar daerah sebenarnya sangat terbuka lebar, tetapi sampai saat ini masih terfokus di dalam Provinsi Kalimantan Barat saja. Ini merupakan kelemahan pelaku usaha di daerah ini, untuk itu perlu dilakukan terobosan oleh steakholder yang terkait agar produk hasil perikanan gillnet di Kabupaten Pontianak dapat dipasarkan juga di luar provinsi. 6. Modal Usaha Lemahnya akses permodalan memperlemah posisi nelayan untuk mengembangkan usahanya. Hal ini disebabkan oleh tingkat kepercayaan bank sebagai institusi permodalan terhadap sektor perikanan sangat rendah. Untuk bisa mengakses modal nelayan harus menyiapkan agunan yang rata-rata tidak dapat mereka penuhi. 7. Keterampilan Nelayan Dalam pengembangan perikanan gillnet, keterampilan nelayan sangat memegang peran penting termasuk penguasaan teknologi tepat guna dan efektif. Pelatihan-pelatihan yang dilakukan diarahkan agar nelayan dapat menguasai teknologi baru.

5.5.2 Faktor Strategis Eksternal

Faktor strategis eksternal terdiri dari peluang yang dapat dimanfatkan dan ancaman yang harus dihindari untuk mencapai keberhasilan dalam upaya pengembangan usaha perikanan gillnet di Kabupaten Pontianak. a. Faktor Peluang 1. Sumber Daya Ikan Sumber daya ikan merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan, karena sumber daya ikan yang tertangkap oleh alat tangkap gillnet sangat melimpah keberadaannya di perairan Kabupaten Pontianak, hal ini terbukti dari meningkatnya produktivitas alat tangkap tersebut dari tahun ke tahun. 2. Otonomi Daerah Diberlakukannya otonomi daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan kesempatan kepada masyarakat di daerah untuk mengatur diri sendiri melalui local government dan melaksanakan pembangunan termasuk pembangunan perikanan sesuai prakarsa dan karakteristik daerah kondisi geografis, sumber daya alam, dan sosial budaya masyarakat masing-masing. 3. Ketersediaan Kredit Ketersediaan kredit dari lembaga keuangan yang ada di Kabupaten Pontianak seperti BRI dengan Kredit Usaha Rakyat KUR, Bank Pembangunan Daerah Bank Kalbar, Koperasi simpan pinjam dan Koperasi Mina merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan dalam menyediakan modal dan kesempatan mengembangkan usaha. 4. Harga Jual Harga komoditas ikan hasil tangkapan nelayan gillnet di Kabupaten Pontianak sangat baik dan menjanjikan. Perminataan masyarakat juga sangat baik karena sebagian besar masyarakat di Kalimantan Barat sangat menyenangi makan ikan laut. 5. Potensi Pasar Potensi pasar perikanan di Kalimantan Barat khususnya di Kabupaten Pontianak sangat baik karena letak geografis yang berdekatan dengan negara tetangga dan pasar internasional. Selain itu ibu kota Kabupaten Pontianak yaitu Mempawah dekat dengan Kota Pontianak yang merupakan pasar lokal yang baik. 6. Pertumbuhan Ekonomi Besarnya laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pontianak dapat dilihat berdasarkan kenaikan PDRB setiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pontianak selama periode tahun 2003-2007 telah tumbuh dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 3.68. Dengan semakin baiknya pertumbuhan ekonomi tersebut maka akan meningkatkan daya beli masyarakat, dengan demikian permintaan komoditas perikanan dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat akan semakin baik pula. 7. Teknologi Alat Tangkap dan Armada Kapal Pengembangan teknologi alat tangkap dan penambahan kapasitas armada kapal terus dilakukan oleh pemerintah setempat. Apabila kekuatan armada sangat baik dan memiliki daya jelajah yang relatif jauh maka dapat diharapkan hasil tangkapan nelayan juga akan maksimal. b. Faktor Ancaman 1. Harga BBM Harga BBM khususnya solar dan minyak tanah merupakan ancaman serius bagi keberlangsungan usaha perikanan tangkap, hal ini karena BBM merupakan komponen oprasional yang paling besar pada setiap operasi penangkapan. Dari tahun ke tahun kecenderungan harga BBM akan naik sejalan dengan naiknya harga minyak dunia. 2. Tuntutan Produk Ikan Segar Selain tuntutan kuantitas, saat ini masyarakat telah mulai sadar akan pentingnya kualitas mutu produk perikanan. Penanganan produk perikanan selama ini dilakukan dengan metode sederhana dan tradisional yang mungkin dapat terkontaminasi oleh cemaran biologi, kimia, atau benda-benda lain yang membahayakan kesehatan. Pada era dewasa ini kualitas ditentukan oleh konsumen, hal ini akan menyebabkan penyempitan pasar bagi produk perikanan yang tidak ditangani secara baik. 3. Hasil Tangkapan dari Daerah Lain Faktor ancaman yang lain adalah masuknya hasil tangkapan dari daerah lain, terutama produk perikanan dari negara tetangga. 4. Infrastruktur Penunjang Infrastruktur penunjang yang belum memadai dapat menjadi ancaman bagi pengembangan usaha perikanan gillnet, terutama pangkalan pendaratan, fasilitas pabrik es, bangunan pasar maupun pabrik pengolahan termasuk sarana jalan dan transportasi. 5. Kondisi Cuaca Kondisi cuaca sangat menentukan keberhasilan operasi penangkapan, hal ini merupakan ancaman bagi nelayan apabila musim ikan yang dipengaruhi cuaca tersebut menjadi kejadian yang jarang terjadi akibat cuaca buruk. 6. Pabrik Pengolahan Pasca Panen Pabrik pengolahan yang ada saat ini berada di luar Kabupaten Pontianak, hal ini menjadi ancaman bagi pengembangan usaha selanjutnya dikarenakan serapan pasar terhadap komoditas menjadi berkurang.

5.5.3 Evaluasi Faktor-Faktor Strategis