Jenis Kelamin Karakteristik Responden

23 orang 54,76 sedangkan pramu sosial berjenis kelamin wanita berjumlah 19 orang 45,24. Dalam merawat WBS lansia pembagian tugas lebih kepada berjenis kelamin sama. Maksudnya untuk satu ruangan yang terdiri dari WBS lansia yang berjenis kelamin wanita maka ditempatkan pula sebagian besar pramu sosial yang berjenis kelamin wanita, walaupun tidak menutup kemungkinan pramu sosial yang berjenis kelamin pria ikut serta. 4.2.2 Usia Usia pramu sosial lebih banyak pada usia produktif yaitu pada usia 20-30 tahun sebanyak 57,14. PSTW-UM 5 lebih mengutamakan pramu sosial yang berusia muda karena dari segi kondisi fisik lebih kuat sedangkan dari segi kreatifitas diharapkan lebih banyak inovasi. Kondisi pekerjaan pramu sosial menuntut aktifitas pekerjaan fisik yang lebih besar dalam merawat WBS lansia karena tidak semua lansia dapat bergerak aktif dengan mandiri. Untuk WBS lansia yang tidak mandiri dibutuhkan perawatan lebih karena semua kegiatan sehari-hari dibantu oleh pramu sosial. Pramu sosial pada rentang usia 31-40 tahun sebesar 26,19 sebanyak 11 orang. Sedangkan usia 41-50 tahun 16,67 yaitu 7 orang. Kebanyakan pramu sosial pada kedua rentang usia di atas merupakan karyawan lama dari yayasan PUM dahulu. 4.2.3Tingkat Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan, karakteristik pramu sosial dibagi menjadi 5 kelompok yaitu : ≤ SD, SMP, SMA, D3, dan S1. Pada dasarnya tingkat pendidikan mempengaruhi kinerja yang dihasilkan pramu sosial. Tapi dalam hal merawat WBS lansia tingkat pendidikan tidak terlalu berpengaruh karena lebih diutamakan teknik, ketelatenan, dan kesabaran. Mayoritas pramu sosial memiliki tingkat pendidikan SMA sederajat sebanyak 28 orang 66,68. Tingkat pendidikan SMP sederajat jumlahnya sama dengan tingkat pendidikan S1 yaitu masing-masing terdiri dari 3 orang 7,14. Begitu juga tingkat pendidikan D3 dan ≤ SD masing-masing berjumlah 4 orang 9,52.

4.2.4 Unit Kerja

Pramu sosial menurut jenis pekerjaan meliputi tenaga pendamping perawatan WBS sebanyak 29 orang69,05 dan tenaga pendamping pembinaan WBS terdiri dari 13 orang 30,95. 4.2.5Masa Bekerja Masa kerja menunjukkan lamanya waktu yang telah dijalani pramu sosial dalam bekerja sehingga menghasilkan pengalaman. Semakin lama masa kerja pramu sosial maka pramu sosial tersebut memiliki pengalaman yang banyak dan tingkat loyalitas yang tinggi sehingga meningkatkan komitmen organisasi. Selain itu semakin banyak pengalaman seorang pramu sosial dalam bekerja merawat WBS lansia maka jumlah kesalahan yang dilakukan relatif kecil sehingga tingkat pelayanan semakin membaik. Masa kerja pada PSTW-UM 5 terbagi atas 3rentang waktu yaitu masa kerja 5 tahun sebanyak 35orang 83,33, masa kerja 5-15 tahun sebanyak 5 orang 11,90, dan masa kerja 16-25 tahun sebanyak 2 orang4,77. Karakteristik responden secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 5di bawah ini : Tabel 5 Karakteristik responden No Karakteristik Responden Frekuensi Orang Persentase 1. Jenis Kelamin Pria 23 54,76 Wanita 19 45,24 2. Usia 20 – 30 tahun 24 57,14 31 – 40 tahun 11 26,19 41 – 50 tahun 7 16,67 3. Tingkat Pendidikan ≤ SD 4 9,52 SMP 3 7,14 SMA 28 66,68 D3 4 9,52 S1 3 9,52 4. Unit Kerja Tenaga pendamping perawatan WBS 29 69,05 Tenaga pendamping pembinaan WBS 13 30,95 5. Masa Kerja 5 tahun 35 83,33 5 – 15 tahun 5 11,90 16 – 25 tahun 2 4,77

4.3. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa hasil r hitung dari r tabel, dengan r tabel = 0,361 dan menggunakan n = 30 maka semua pertanyaan yang berkaitan dengan QWL dan komitmen organisasi dinyatakan valid. Secara rinci hasil pengujian validitas dapat dilihat pada Lampiran 3. Uji reliabilitas yang dilakukan pada variabel QWL didapat nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,876. Sedangkan untuk variabel komitmen organisasi adalah 0,949. Kesimpulan dari hasil uji reliabilitas ini adalah reliabel dan dapat dipercaya karena nilai koefisien Alpha Cronbach 0,6. Secara rinci hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.4. Analisis persepsi terhadap penerapan faktor-faktor QWL

QWL yang dianalisis secara deskriptif dalam penelitian ini terdiri dari 8 faktor sebagai indikatornya yaitu : sistem imbalan yang adil dan memadai, kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, kesempatan menggunakan dan mengembangkan kemampuan, kesempatan berkembang dan keamanan berkarya di masa depan, integrasi sosial dalam lingkungan kerja, ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif, keseimbangan antara kehidupan kekaryaan dan kehidupan pribadi, dan relevansi sosial kehidupan kekaryaan.

4.4.1 Persepsi terhadap sistem imbalan yang adil dan memadai

PSTW-UM 5 memberikan imbalan sebagai bentuk timbal balik dari kontribusi pramu sosial melalui pengetahuan, keterampilan, tenaga, dan waktu yang telah diluangkan kepada panti. Sistem imbalan menggambarkan standar penggajian sesuai dengan standar hidup yang berlaku di pasaran kerja dan dapat memenuhi berbagai kebutuhan pramu sosial. Dengan kata lain imbalan yang diterima pramu sosial cukup untuk membiayai suatu tingkat hidup yang layak dan sebanding dengan jumlah yang diterima orang lain dalam posisi yang sama. Persepsi terhadap sistem imbalan yang adil dan memadai menunjukkan hasil yang baik dimana gaji yang diterima pramu sosial sudah sesuai dengan UMR, selalu tepat waktu, panti memberikan tambahan lain seperti bonus untuk pramu sosial yang memiliki kinerja baik yang diberikan sesuai dengan level dan jenis pekerjaan. Nilai modus terhadap persepsi sistem imbalan yang adil