Persepsi pramu sosial terhadap keseluruhan faktor QWL

untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi dikaitkan juga dengan harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu sebagai timbal balik dalam bekerja, pramu sosial tidak lagi mendambakan imbalan yang bersifat kebendaan tetapi menyangkut pemuasaan kepentingan keamanan, sosial atau keterikatan, pemilikan kekuasaan atau pengaruh terhadap orang lain, simbol-simbol status dan perolehan kesempatan untuk mengembangkan potensi seseorang menjadi kekuatan efektif dalam menjalani kehidupan di samping pekerjaan yang menarik dan menantang. 4.5.Persepsi terhadap komitmen organisasi Komitmen organisasional adalah keberpihakan dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dan tujuan organisasi. Dimensi komitmen organisasi terdiri atas 3 yaitu komitmen affective, komitmen continuance, dan komitmen normative. Analisis persepsi terhadap komitmen organisasi terdiri dari 17 pertanyaan untuk mengukur tingkat komitmen pramu sosial pada PSTW-UM 5.

4.5.1 Persepsi terhadap komitmen affective

Anggota organisasi dengan komitmen afektif yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena memang memiliki keinginan itu. Komitmen afektif berkaitan dengan hubungan emosional karyawan kepada perusahaannya. Persepsi pramu sosial terhadap komitmen affective menunjukkan hal yang positif yaitu nilai 4,4 karena secara dominan merasa bahwa panti sangat berarti bagi mereka terdapat pada Tabel 15. Tabel 15 Persepsi terhadap komitmen affective No Deskripsi Pertanyaan Nilai Modus Keterangan 1. Saya senang untuk bisa terus bekerja di panti 5 Sangat Setuju 2. Saya selalu terlibat dalam setiap keberhasilan atau kemerosotan panti. 4 Setuju 3. Saya bangga jika orang lain mengetahui saya bekerja di panti ini. 4 Setuju 4. Saya merasa menjadi bagian dari panti. 5 Sangat Setuju 5. Panti sangat berarti bagi saya. 4 Setuju Total 4,40 Setuju Pramu sosial sangat senang untuk bisa bekerja di panti, merasa menjadi bagian dari panti, selalu terlibat dalam setiap keberhasilan atau kemerosotan panti, dan merasa bangga jika orang lain mengetahui mereka bekerja di panti. 4.5.2 Persepsi terhadap komitmen continuance Komitmen continuance berkaitan dengan kesadaran pada diri pramu sosial karena mereka memiliki kebutuhan sehingga akan mengalami kerugian jika meninggalkan panti. Menurut Maslow pada Teori Kebutuhan, manusia mempunyai 5 tingkat kebutuhan yaitu : 1 kebutuhan fisiologikal seperti rasa lapar, istirahat dan sex; 2 kebutuhan keamanan bukan dari segi fisik semata melainkan mental, psikologikal, intelektual, bahkan spiritual; 3 kebutuhan akan kasih sayang; 4 kebutuhan akan harga diri; 5 aktualisasi diri. Dengan bekerja di panti, pramu sosial dapat memenuhi kebutuhan fisiologikal dari gaji, kebutuhan akan harga diri yang tercermin dari status sosial mereka sebagai seorang karyawan yang memiliki pekerjaan dan penghasilan, dan aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi pramu sosial untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam diri. Hasil analisis persepsi terhadap komitmen continuance adalah 4,14 terdapat pada Tabel 16. Tabel 16 Persepsi terhadap komitmen continuance No Deskripsi Pertanyaan Nilai Modus Keterangan 1. Saya merasa bekerja di panti ini adalah keputusan terbaik. 4 Setuju 2. Saya tetap bekerja di panti ini karena keyakinan bahwa saya akan sukses bersama panti. 4 Setuju 3. Saya tidak akan meninggalkan panti ini, karena banyak keuntungan yang telah saya dapat selama bekerja di sini. 4 Setuju 4. Banyak prestasi yang telah saya capai selama bekerja di panti, jadi akan sangat merugikan jika saya meninggalkan panti. 4 Setuju 5. Saya tidak memiliki cukup alasanpertimbangan untuk meninggalkan panti. 4 Setuju 6. Saya takut atas apa yang akan terjadi jika saya berhenti dari pekerjaan saya di panti saat ini, tanpa ada pekerjaan lain di luar panti. 5 Sangat Setuju 7. Saya tidak berfikir untuk bekerja di tempat lain. 4 Setuju Total 4,14 Setuju