Persepsi terhadap relevansi sosial kehidupan kekaryaan

Panti telah memberikan pelayanan yang dinilai baik oleh masyarakat, berpartisipasi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar panti dengan ayoman, arahan, dan bimbingan serta bantuan dari Pemda DKI Jakarta. Pramu sosial menyatakan setuju bahwa panti selalu menerapkan prosedur pelayanan jasa yang jujur. Untuk pengembangan SDM, panti melakukan program pelatihan dan pengembangan dalam hal peningkatan pengetahuan dan keterampilan pramu sosial.

4.4.9 Persepsi pramu sosial terhadap keseluruhan faktor QWL

Secara keseluruhan, hasil analisis persepsi terhadap 8 faktor QWL yang diterapkan di PSTW-UM 5 memiliki persepsi yang baik. Nilai modus 4 yaitu setuju pada sistem imbalan yang adil dan memadai, kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman, integrasi sosial dalam lingkungan kerja, ketaatan pada ketentuan formal dan normatif, keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, dan relevansi sosial kehidupan kerja. Sedangkan kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kapasitas dan kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan dengan nilai 4,2. Hasil persepsi pramu sosial terhadap keseluruhan faktor QWL dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Persepsi pramu sosial terhadap keseluruhan faktor QWL No Faktor QWL Nilai Modus Keterangan 1. Sistem imbalan yang adil dan memadai 4 Setuju 2. Kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman 4 Setuju 3. Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kemampuan 4,2 Setuju 4. Kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan 4,2 Setuju 5. Integrasi sosial dalam lingkungan kerja 4 Setuju 6. Ketaatan pada ketentuan formal dan normatif 4 Setuju 7. Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi 4 Setuju 8. Relevansi sosial kehidupan kerja 4 Setuju Total 4,05 Setuju Secara persepsi 8 faktor QWL yang diterapkan di PSTW-UM 5 menunjukkan hasil yang baik. Bekerja pada suatu perusahaan atau organisasi dewasa ini tidak lagi dipandang semata-mata sebagai kegiatan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi dikaitkan juga dengan harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu sebagai timbal balik dalam bekerja, pramu sosial tidak lagi mendambakan imbalan yang bersifat kebendaan tetapi menyangkut pemuasaan kepentingan keamanan, sosial atau keterikatan, pemilikan kekuasaan atau pengaruh terhadap orang lain, simbol-simbol status dan perolehan kesempatan untuk mengembangkan potensi seseorang menjadi kekuatan efektif dalam menjalani kehidupan di samping pekerjaan yang menarik dan menantang. 4.5.Persepsi terhadap komitmen organisasi Komitmen organisasional adalah keberpihakan dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dan tujuan organisasi. Dimensi komitmen organisasi terdiri atas 3 yaitu komitmen affective, komitmen continuance, dan komitmen normative. Analisis persepsi terhadap komitmen organisasi terdiri dari 17 pertanyaan untuk mengukur tingkat komitmen pramu sosial pada PSTW-UM 5.

4.5.1 Persepsi terhadap komitmen affective

Anggota organisasi dengan komitmen afektif yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena memang memiliki keinginan itu. Komitmen afektif berkaitan dengan hubungan emosional karyawan kepada perusahaannya. Persepsi pramu sosial terhadap komitmen affective menunjukkan hal yang positif yaitu nilai 4,4 karena secara dominan merasa bahwa panti sangat berarti bagi mereka terdapat pada Tabel 15. Tabel 15 Persepsi terhadap komitmen affective No Deskripsi Pertanyaan Nilai Modus Keterangan 1. Saya senang untuk bisa terus bekerja di panti 5 Sangat Setuju 2. Saya selalu terlibat dalam setiap keberhasilan atau kemerosotan panti. 4 Setuju 3. Saya bangga jika orang lain mengetahui saya bekerja di panti ini. 4 Setuju 4. Saya merasa menjadi bagian dari panti. 5 Sangat Setuju 5. Panti sangat berarti bagi saya. 4 Setuju Total 4,40 Setuju