Sumber Daya Manusia Gambaran Umum Organisasi

b. Pengaturan Waktu Kerja Setiap karyawan harus melakukan absensi ketika waktu datang dan selesainya pekerjaan. Absensi dilakukan dengan 2 cara yaitu secara onlinemelaluiSIKNET dan secara manual. Absen secara online dilakukan melalui mesin handkey yaitu dengan meletakkan seluruh telapak tangan kanan di mesin absensi dan memasukkan NRK Nomor Registrasi Karyawan yang telah teregistrasi. Sedangkan absen secara manual adalah absen secara tertulis dengan membubuhkan tanda tangan pada form absensi karyawan. Bagian Tata Usaha setiap bulannya melakukan rekapitulasi absensi dan memberikan rekomendasi kepada pimpinan jika ada absensi karyawan yang perlu perhatian. Waktu kerja di PSTW-UM 5 terdapat pada Tabel 4. Tabel 4 Waktu kerja di PSTW-UM 5 Kelompok Hari Jam Keterangan PNS Senin sd Kamis 07.30 – 16.00 Jum’at 07.30 – 16.30 Sabtu dan Minggu 07.30 – 16.00 Sesuai dengan jadwal piket hari libur Non PNS Pramu Sosial Senin sd Minggu 24 Jam 7 Hari Kerja 08.00 – 14.00 14.00 – 21.00 21.00 – 08.00 Shift Pagi Shift Siang Shift Malam c. Kesejahteraan sumber daya manusia Kesejahteraan pramu sosial PSTW-UM 5 untuk tahun anggaran 2013 diatur oleh Peraturan Gubernur dan dijelaskan secara lengkap pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah DPA- SKPD Tahun Anggran 2013 Nomor : 088DPA2013. Pemerintah DKI Jakarta telah menetapkan suatu sistem pengupahan minimum dengan melibatkan wakil pemerintah, pengusaha, dan karyawan dalam dewan pengupahan. Dengan begitu menghasilkan batas bawah upah sehingga pramu sosial tetap dapat hidup layak. 8 faktor QWL terdapat salah satu faktor yaitu faktor sistem imbalan yang adil dan memadai. Pekerjaan dikompensasi secara adil dengan membandingkan pekerjaan yang sama di pasar kerja dan sesuai dengan tanggung jawab karyawan tersebut dalam suatu organisasi. Sedangkan memadai maksudnya kompensasi yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan hidup karyawan secara wajar.Perincian kompensasi yang diterima oleh pramu sosial di PSTW-UM 5 adalah sebagai berikut : 1. Gaji pokok adalah sejumlah uang yang diberikan setiap bulan dan bersifat tetap sesuai dengan jumlah hari kerja setiap bulannya. 2. Bonus diberikan tidak secara berulang kepada pramu, disesuaikan dengan level dan jenis pekerjaan. 3. Fasilitas pendukung pekerjaan harian,panti memberikan seragam kerja dan tanda pengenal berupa kartu pegawai untuk seluruh pramu sosial. Pramu sosial yang bekerja dibagian perawatan diberikan masker dan sarung tangan. Sedangkan untuk pramu sosial di bagian administrasi disediakan fasilitas pendukung misalnya seperangkat komputer dan alat tulis kerja. 4. Sarana Kerohanian, yaitu menyediakan sarana dan fasilitas untuk beribadah yang memadai di lingkungan panti. 5. Sarana Kendaraan yaitu menyediakan fasilitas kendaraan seperti mobil dinas, mobil ambulance, dan sepeda motor. Semua kendaraan untuk kepentingan pekerjaan yangberhubungan dengan kedinasan. 6. Sarana MCK yang menyediakan fasilitas mandi cuci kakus di lingkungan panti yang lengkap dan memadaiserta selalu dijaga kebersihannya. 7. Sarana Kesenian dan Keterampilan, dimana selain dipergunakan untuk WBS bisa juga dimanfaatkan oleh pramu sosial untuk mengembangkan kreatifitas dalam mengembangkan kreasi. 8. Sarana tempat tinggal, yaitu seperti mess untuk karyawan guna menunjang pelayanan kepada WBS.

4.2. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebar selama penelitian kepada pramu sosial di PSTW-UM 5, maka karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, unit kerja, dan masa kerja.

4.2.1 Jenis Kelamin

Darijumlah keseluruhan responden sebanyak 42 orang menunjukkan bahwa pramu sosial berjenis kelamin pria lebih mendominasi yaitu sebanyak 23 orang 54,76 sedangkan pramu sosial berjenis kelamin wanita berjumlah 19 orang 45,24. Dalam merawat WBS lansia pembagian tugas lebih kepada berjenis kelamin sama. Maksudnya untuk satu ruangan yang terdiri dari WBS lansia yang berjenis kelamin wanita maka ditempatkan pula sebagian besar pramu sosial yang berjenis kelamin wanita, walaupun tidak menutup kemungkinan pramu sosial yang berjenis kelamin pria ikut serta. 4.2.2 Usia Usia pramu sosial lebih banyak pada usia produktif yaitu pada usia 20-30 tahun sebanyak 57,14. PSTW-UM 5 lebih mengutamakan pramu sosial yang berusia muda karena dari segi kondisi fisik lebih kuat sedangkan dari segi kreatifitas diharapkan lebih banyak inovasi. Kondisi pekerjaan pramu sosial menuntut aktifitas pekerjaan fisik yang lebih besar dalam merawat WBS lansia karena tidak semua lansia dapat bergerak aktif dengan mandiri. Untuk WBS lansia yang tidak mandiri dibutuhkan perawatan lebih karena semua kegiatan sehari-hari dibantu oleh pramu sosial. Pramu sosial pada rentang usia 31-40 tahun sebesar 26,19 sebanyak 11 orang. Sedangkan usia 41-50 tahun 16,67 yaitu 7 orang. Kebanyakan pramu sosial pada kedua rentang usia di atas merupakan karyawan lama dari yayasan PUM dahulu. 4.2.3Tingkat Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan, karakteristik pramu sosial dibagi menjadi 5 kelompok yaitu : ≤ SD, SMP, SMA, D3, dan S1. Pada dasarnya tingkat pendidikan mempengaruhi kinerja yang dihasilkan pramu sosial. Tapi dalam hal merawat WBS lansia tingkat pendidikan tidak terlalu berpengaruh karena lebih diutamakan teknik, ketelatenan, dan kesabaran. Mayoritas pramu sosial memiliki tingkat pendidikan SMA sederajat sebanyak 28 orang 66,68. Tingkat pendidikan SMP sederajat jumlahnya sama dengan tingkat pendidikan S1 yaitu masing-masing terdiri dari 3 orang 7,14. Begitu juga tingkat pendidikan D3 dan ≤ SD masing-masing berjumlah 4 orang 9,52.