Analisis Regresi Berganda Pengolahan dan Analisis Data

a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai hubungan distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi datanormal atau mendekati normal. Uji normalitas pada penelitian ini dengan analisis grafik yaitu melihatnormal probablility plotyang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal. Melia,2010. b. Uji Multikolineritas Uji multikolineritas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya multikolineritas, dapat dilihat dari Variance Inflation Factor VIF. Apabila nila VIF 10, terjadi multikolineritas. Sebaliknya jika VIF 10 tidak terjadi multikolineritas Nugroho, 2009. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitasmemiliki fungsi untuk menguji terjadinya perbedaan ragam residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas, atau model mempunyai persamaan ragam individual suatu periode pengamatan dengan metode pengamatan lain menurut Nugroho, 2009. Cara memprediksi apakah suatu data terpengaruh heteroskedastisitas adalah mengamati gambar Scatterplot dalam model regresi linear berganda, jika memenuhi syarat : 1. Titik data menyebar di atas atau di bawah atau sekitar angka 0 2. Titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja 3. Penyebaran titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang kemudian menyempit dan melebar kembali. 4. Penyebaran titik-titik sebaiknya tidak berpola. d. Koefisisen Determinasi Koefisien determinasi 2 R bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat. Koefisen determinasi terletak pada tabel Model b Summary dan tertulis R Square Nugroho,2009. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Organisasi

PSTW-UM 5 awalnya adalah yayasan sosial yang bernama Panti Usada Mulia yang selanjutnya disingkat PUM. PUM sendiri adalah suatu klinik dalam komplek panti Karya Asuhan Budi yang di dalamnya merupakan suatu proyek penanganan tuna wisma, tuna karya, dan tuna netra di bawah Dinas Sosial DKI Jakarta. Pada tahun 1967 pengelolaan panti Karya Asuhan Budidiserahkan kepada BPKKS Badan Pembina dan Koordinasi Kegiatan Sosial DKI Jakarta. Pada tahun 1976 sesuai Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta kemudian menjadi panti perawatan dan rehabilitas bagi masyarakat tidak mampu dan para jompo terlantar untuk memperoleh pelayanan medis dan perawatan kesehatan ketika menderita sakit atau menjadi korban kecelakaan. Seiring berjalannya waktu dengan adanya krisis moneter pada tahun 1998, yang berdampak pada sistem perekonomian negara dimana banyak perusahaan yang bangkrut dan tutup.PUM juga tidak luput terkena imbas dimana keberadaan dan kelangsungan PUM dipengaruhi oleh sumbangan atau peran serta masyarakat selain dari Pemda DKI Jakarta. Panti ini mengalami krisis pendanaan hingga tidak mampu lagi merawat dan melayani para WBS. Pada puncak perekonomian PUM semakin kritis, atas kesepakatan dan prakasa bersama para ahli waris dan ketua yayasan PUM yaitu Ibu Johanna Sunarti Nasution yang merupakan istri dari Jenderal AH. Nasution, maka pengelolaan PUM secara keseluruhan diserahkan ke Pemda DKI Jakarta. Secara langsung diterima oleh Bapak Fauzi Bowo selaku Gubernur Pemprov DKI Jakarta pada saat itu, melalui berita acara serah terima yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 Maret 2010. Melalui Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 57 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia maka PUM berubah nama menjadi PSTW-UM5. PSTW-UM 5 merupakan satu-satunya UPT Dinas Sosial Pemprov DKI Jakarta yang memberikan pelayanan, perlindungan, rehabilitasisosial, dan perawatan kesehatan paska dari rumah sakit kepada WBS lansia terlantar dan kurang mampu. Kondisi WBS PSTW-UM 5 hampir 100 dalam keadaan sakit dan tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Pelayanan yang diberikan PSTW-UM 5 yaitu : penampungan atau pengasramaan, permakanan, perawatan kesehatan, bimbingan sosial, bimbingan mental dan spiritual, bimbungan fisik, bimbingan keterampilan dan kesenian, dan pemulasaran atau pemakaman.

4.1.1 Visi, Misi, dan Maklumat Pelayanan

a. Visi Terentasnya WBS lanjut usia terlantar dalam kehidupan yang layak, normatif, dan manusiawi. b. Misi 1. Menyelenggarakan kegiatan perawatan kesehatan dan penampungan lanjut usia terlantar dalam rangka perlindungan sosial. 2. Menyelenggarakan pelayanan dan bantuan sosial dalam rangka memulihkan kemampuan, kemauan, kepercayaan, martabat, dan harga diri. 3. Menyelenggarakan pelayanan perawatan medis, bimbingan fisik, sosial, dan mental spiritual. 4. Menyelenggarakan penyaluran, bina lanjut, dan pemulasaran jenazah. 5. Menjalin keterpaduan dan kerjasama lintas sektoral. 6. Menggalang peran serta sosial masyarakat dan dunia usaha. c. Maklumat Pelayanan Maklumat pelayanan PSTW-UM 5yaitu : ‘Kami memberikan pelayanan terbaik bagi Warga Binaan Sosial paska perawatan rumah sakit kondisi sakit dengan senyum, ramah dan ikhlas dalam bekerja’.

4.1.2 Tugas dan Fungsi

a. Tugas Memberikan perlindungan, pelayanan, dan rehabilitasi lanjut usia terlantar dan orang terlantar atau PMKS di jalanan yang dalam pemulihan kesehatan atau kondisi kesehatannya memburuk atau dalam kondisi sakit paska perawatan dari rumah sakit.