Lanjutan Tabel 2
No Peneliti
Tahun Judul
penelitian Alat analisis
Hasil
3. Irma
Melia 2010
Analisis komitmen
organisasi melalui faktor-
faktor QWL Studi Kasus
FEM IPB a. Korelasi
Spearman b. Regresi
sederhana c. SEM
a. Faktor QWL yang berkorelasi
dengan komitmen affective
dankomitmen normative adalah
integrasi lingkungan kerja
dan relevansi sosial,
b. komitmen continuance
adalah relevansi sosial.
c. Hasil regresi berganda yang
berpengaruh adalah faktor
relevansi sosial dan integrasi
lingkungan kerja
d. Hasil SEM loading factor
terbesar adalah relevansi sosial
dan integrasi lingkungan kerja
dengan komitmen affective.
III. METODE PENELITIAN
3.1.Kerangka Pemikiran Penelitian
PSTW-UM 5 merupakan UPT di lingkungan Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta yang memberikan pelayanan pasca perawatan kesehatan setelah dari
rumah sakit, lebih diutamakan bagi lansia terlantar dan tidak mampu.WBS yang dirawat adalah merupakan hasil rujukan dari beberapa rumah sakit pemerintah
maupun swasta yang ada di DKI Jakarta, Dinas Sosial DKI Jakarta, panti-panti werdha lain di bawah Dinas Sosial DKI Jakarta, dan laporan masyarakat sekitar
wilayah Jakarta Barat. WBS tersebut harus dalam kondisi sakit atau rawat jalan dan memiliki rekam medis dari rumah sakit atau Puskesmas. Jenis penyakit yang
diderita WBS di PSTW-UM 5 antara lain : Jantung, TBC, penyakit syaraf, kurang gizi, asma, kanker, diare, kusta, HIV, korban kecelakaan. Beragamnya
kondisi penyakit membutuhkan pelayanan rehabilitasi sosial yang beragam pula seperti pelayanan sosial dan pelayanan medis. Untuk mencapai tujuan ini, maka
PSTW-UM 5 harus melakukan pengembangan terhadap berbagai aspek pelayanan. Aspek pelayanan kepada WBS sangat didukung oleh kualitas SDM.
Peran SDM merupakan salah satu faktor kunci mendapatkan kinerja terbaik yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi secara
keseluruhan. Salah satu cara yang dapat dilakukan PSTW-UM 5 dalam meningkatkan
komitmen organisasi adalah dengan penerapan 8 QWL yang bersumber dari Siagian 2007 yaitu : imbalan yang adil dan memadai, lingkungan kerja yang
aman dan nyaman, kesempatan menggunakan dan mengembangkan pengetahuan, kesempatan berkembang dan keamanan berkarya di masa depan,
integrasi sosial dalam lingkungan kerja, ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif, keseimbangan antara kehidupan kekaryaan dan kehidupan pribadi,
dan relevansi sosial kehidupan kekaryaan. Kebutuhan SDM tidak hanya dimotivasi oleh materi seperti gaji, bonus, dan tunjangan tetapi juga
memperhatikan aspek-aspek dalam pemenuhan hak-hak dan pembuatan kebijakan yang berpihak kepada karyawan. QWL tidak hanya terbatas pada isi
suatu pekerjaan, a kan tetapi “memanusiakan” lingkungan kerja dengan
mengakui dan menghargai harkat dan martabat manusia Siagian, 2007. Diharapkan dengan penerapan QWL, karyawan memiliki komitmen organisasi
yang tinggi sehingga menghasilkan kinerja yang optimal. Komitmen organisasi mengacu pada loyalitas karyawan terhadap
organisasi. Karyawan yang berkomitmen memberikan dampak positif yang menguntungkan bagi organisasi karena dapat meningkatkan kinerja. Komitmen
organisasi dalam penelitian ini adalah keinginan karyawan untuk tetap mempertahankan keberadaannya dalam organisasi dan bersedia melakukan
usaha yang tinggi bagi pencapaian tujuan organisasi karena karyawan merasa bahwa dirinya adalah bagian dari organisasi. Komitmen organisasi
merefleksikan 3 dimensi utama, yaitu komitmen dipandang mencerminkan orientasi afektif terhadap organisasi, pertimbangan kerugian jika meninggalkan
organisasi, dan beban moral untuk terus berada dalam organisasi menurut Meyer dan Allen dikutip Umam 2010.
Untuk mengetahui persepsi pramu sosial PSTW-UM 5 atas penerapan QWL dan tingkat komitmen organisasi menggunakan analisis deskriptif.
Sedangkan untuk menganalisis pengaruh antara QWL dan komitmen organisasi dianalisis dengan Regresi Berganda. Kerangka pemikiran penelitian ini
digambarkan dalam sebuah diagram alur seperti tampak dalam Gambar 1 sebagai berikut :