25
3.1.3 Lembaga Tataniaga
Menurut Hanafiah dan Saefuddin 1983, lembaga tataniaga adalah badan- badan yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga dengan mana
barang-barang bergerak dari pihak produsen sampai pihak konsumen. Badan perantara dibutuhkan keberadaannya untuk menggerakkan barang dan jasa dari
titik produksi ke titik konsumsi, karena jarak antara produsen dan konsumen seringkali berjauhan.
Limbong dan Sitorus 1985 menyatakan bahwa lembaga pemasaran dapat digolongkan pada :
1. Lembaga tataniaga menurut fungsi yang dilakukan :
• Lembaga fisik tataniaga, seperti badan pengangkut. • Lembaga perantara tataniaga, seperti pedagang pengecer dan grosir.
• Lembaga fasilitas tataniaga, seperti bank desa, kredit desa, dan KUD.
2. Lembaga tataniaga menurut penguasaan terhadap barang
• Lembaga tataniaga yang tidak memiliki tetapi menguasai barang, seperti agen, perantara, dan broker.
• Lembaga tataniaga yang memiliki dan menguasai barang, seperti pedagang pengumpul, pedagang pengecer, grosir, eksportirimportir.
• Lembaga tataniaga yang tidak memiliki dan tidak menguasai barang, seperti pengangkutan, pergudangan, asuransi, dan lain-lain.
3.1.4 Saluran Tataniaga
Komoditi pertanian pada umumnya mempunyai sifat-sifat mudah rusak perishable, mudah busuk, dan mempunyai bobot dan volume yang besar bulky.
Berdasarkan sifat-sifat komoditi tersebut, sistem penyalurannya harus mempunyai sifat mampu memberikan perlindungan dan keamanan bagi barang tersebut.
Menurut Limbong dan Sitorus 1985, saluran tataniaga dapat diartikan sebagai himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih hak, atau
membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen.
Saluran tataniaga dapat dicirikan dengan memperhatikan banyaknya tingkat saluran. Panjangnya suatu saluran tataniaga akan ditentukan oleh
26 banyaknya tingkat perantara yang dilalui oleh suatu barang dan jasa. Pada Gambar
1. dapat ditunjukkan beberapa saluran pemasaran yang panjangnya berbeda-beda.
Saluran nol tingkat
Saluran satu tingkat
Saluran dua tingkat
Saluran tiga tingkat
Gambar 1. Contoh Saluran Tataniaga dengan Beberapa Tingkat
Sumber : Limbong dan Sitorus 1985
Saluran nol tingkat zero level channel atau dinamakan juga sebagai saluran tataniaga langsung, adalah saluran yang di mana produsen dan atau
pabrikan secara langsung menjual produknya kepada konsumen. Tiga cara utama dalam penjualan langsung adalah door to door, mail, order, dan toko milik
pabrikan sendiri. Saluran satu tingkat one level channel, adalah saluran yang
menggunakan perantara. Dalam pasar konsumsi perantara ini adalah pengecer, dalam pasar industrial perantara tersebut adalah agen penjualan atau pialang.
Saluran dua tingkat two level channel mencakup dua perantara. Dalam pasar konsumsi perantara ini adalah grosir dan pengecer, sedangkan dalam pasar
industrial perantara tersebut adalah distributor dan dealer industrial. Pada saluran tingkat tiga three level channel terdapat tiga perantara.
Dalam hal ini selain grosir dan pengecer terdapat pemborong jobber. Pemborong tersebut membeli barang dari pedagang grosir dan menjualnya ke
pedagang pengecer kecil, yang umumnya tidak dapat dilayani oleh pedagang grosir.
Produsen Konsumen
Produsen Konsumen
Pengecer
Produsen Pengecer
Konsumen
Produsen Pengecer
Konsumen Grosir
Grosir Jobber
27 Pola saluran pemasaran yang terdapat pada Gambar 1.
pada umumnya ditemui untuk barang industri dan barang atau komoditi pertanian. Penyaluran
komoditi-komoditi pertanian biasanya dimulai dengan petani-petani yang menjual hasil-hasil pertaniannya kepada pedagang pengumpul di tingkat pedesaan,
kemudian disalurkan ke grosir dan pengecer.
3.1.5 Fungsi Saluran Tataniaga