I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan jasmani yang normal membutuhkan pangan yang cukup bergizi. Pangan yang bergizi terdiri dari zat pembakar seperti karbohidrat, zat
pembangun misalnya protein, dan zat pelindung seperti vitamin serta mineral. Karbohidrat banyak terdapat pada pangan beras, jagung, ketela pohon, dan
sebagainya, sedangkan pangan protein dapat diperoleh dari hewan protein hewani atau dari tanaman protein nabati. Buah-buahan dan sayuran memiliki
kandungan protein maupun vitamin serta mineral yang cukup banyak untuk
menopang keseimbangan metabolisme dalam tubuh.
Kontribusi hortikultura terhadap manusia dan lingkungan memberikan banyak manfaat. Beberapa manfaat produk hortikultura bagi manusia diantaranya
adalah sebagai sumber pangan dan gizi, pendapatan keluarga, dan pendapatan negara. Sedangkan manfaatnya bagi lingkungan adalah menambah citra dalam
rasa dan estetika, konservasi genetik dan sekaligus sebagai penyangga kelestarian alam.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keragaman jenis buah-buahan dan sayur-sayuran yang sangat banyak. Komoditas sayuran
memegang peranan penting dalam perekonomian negara. Salah satu produk sayuran unggulan adalah brokoli. Brokoli Brassicae oleraceae L merupakan
tanaman sayuran yang termasuk dalam kelompok kubis-kubisan Brassicaceae. Bagian brokoli yang dapat dimakan adalah kepala bunga berwarna hijau yang
tersusun rapat seperti cabang pohon dan batang tebal. Brokoli dikenal memiliki berbagai kandungan kimia yang baik bagi kesehatan tubuh manusia. Adapun
kandungan dalam brokoli antara lain protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, zat besi, vitamin A, C, E, tiamin, riboflavin, nikotinamide, kalsium, beta karoten
dan glutation, senyawa sianohidroksibutena CHB, sulforafan dan iberin yang merangsang pembentukan glutation. Hal ini menjadikan brokoli menjadi salah
satu sayuran yang diminati banyak orang. Brokoli juga dapat digunakan sebagai obat untuk menjinakkan bakteri H. pylori yang mengendap di dalam lambung dan
2 usus dua belas jari yang dapat menyebabkan penyakit tukak lambung dan
gangguan usus dua belas jari.
1
Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 1. produktivitas sayuran secara umum cenderung fluktuatif terhitung mulai tahun 2004 sampai dengan tahun
2009. Dari 18 komoditas sayuran unggulan pada tahun 2009, produktivitas brokoli berada pada peringkat sepuluh. Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa produktivitas
brokoli cenderung fluktuatif. Produktivitas brokoli pada tahun 2004 mampu mencapai angka 94,77 kuintalHa. Brokoli mengalami peningkatan produktivitas
pada tahun 2005 yaitu sebesar 100,71 kuintalHa. Tingkat produktivitas brokoli pada tahun 2005 merupakan tingkat produktivitas terbesar dari tahun 2004
sampai pada tahun 2009. Pada tahun 2006 terjadi penurunan produktivitas yang sangat drastis yakni sebesar 9,882 kuintalHa. Tingkat produktivitas brokoli pada
tahun 2006 merupakan tingkat produktivitas terendah dari tahun 2004 sampai pada tahun 2009. Pada tahun 2007, komoditas brokoli mengalami peningkatan
produktivitas menjadi 95,35 kuintalHa. Pada akhirnya pada tahun 2009, komoditas brokoli kembali mengalami penurunan produktivitas menjadi 90,135
kuintalHa.
1
Tim Info Tempo.2009.Khasiat si Kecambah Brokoli.www.tempointeraktif.com.3 November 2010
3
Tabel 1. Produktivitas Sayuran Indonesia 2004-2009
Jenis sayuran Satuan
Tahun 2004
2005 2006
2007 2008
2009 Bunga Kol
tonha 14,44
14,53 13,63
13,37 12,31
11,87 Buncis
kuha 81,4
87,9 7,75
85,2 85,2
94,8
Brokoli Kuha
94,77 100,71
9,882 95,535
96,795 90,135
Cabe kuha
56,6 Jamur
kuha 400,9
1.213,60 790,7
1.279,80 675,8
549,3 Kacang Merah
kuha 3,2
38,3 3,82
45,1 47,8
48,6 Kacang Panjang
kuha 53,4
55 5,44
57,2 54,6
57,7 Kangkung
kuha 56,4
63,6 6,6
71,3 68
73,8 Kentang
kuha 163,9
164 169,4
160,9 167
165,1 Ketimun
kuha 94,9
104,1 10,21
102,6 96,8
103,9 Kol
kuha 115,83
123,09 12,078
116,765 118,305 110,165
Lobak kuha
124,1 164,6
135,1 133,2
210,6 156,9
Petai tonha
7,01 7,47
7,58 6,99
8,19 6,92
Petsai Sawi kuha
9,43 105,9
103 102,8
103,6 99,8
Terung kuha
69 73,5
7,26 82,1
88,2 93,8
Tomat kuha
118,9 126,4
11,77 123,3
136,6 152,7
Wortel kuha
175,3 178,5
167,1 147,8
149 148,6
Jahe kgm2
1,7 1,82
1,77 2,66
1,93 1,69
Sumber : Susenas diolah 2011
Sementara itu, dari Tabel 2. dapat diketahui bahwa tingkat konsumsi per kapita sayuran di Indonesia dari tahun 2004 hingga tahun 2010 cenderung
fluktuatif. Konsumsi per kapita untuk komoditas brokoli pada tahun 2004 mencapai 0,91 kgtahun. Konsumsi per kapita brokoli pada tahun 2005 meningkat
menjadi 0,94 kgtahun. Tingkat konsumsi per kapita pada tahun 2005 tersebut merupakan tingkat konsumsi per kapita tertinggi dari tahun 2004 sampai pada
tahun 2010. Pada tahun 2006, konsumsi per kapita brokoli mengalami penurunan
4 menjadi 0,82 kgtahun. Tingkat konsumsi per kapita pada tahun 2006 tersebut
merupakan tingkat konsumsi per kapita terendah dari tahun 2004 sampai pada tahun 2010. Setelah itu, pada tahun 2007 konsumsi per kapita untuk komoditas
brokoli mengalami peningkatan sampai pada tahun 2008. Penurunan konsumsi per kapita untuk komoditas brokoli pada tahun 2006 diperkirakan sejalan dengan
penurunan tingkat produktivitas komoditas brokoli pada tahun 2006 yang mencapai 9,882 kuintalHa Tabel 1.. Adapun tingkat konsumsi per kapita
brokoli akan terus meningkat pada tahun 2009 dan tahun 2010 yaitu sebesar 0,89 kgtahun dan 0,92tahun.
5
Tabel 2 . Data Konsumsi per Kapita Sayuran Indonesia 2004-2010
Jenis sayur-sayuran Konsumsi per Kapita kgtahun
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 Bawang Merah
2,19 2,21
2,08 3,01
2,74 2,82
2,90 K e t i m u n
1,92 1,92
1,98 2,08
2,08 2,14
2,21 Kacang Merah
- -
- -
- 0,00
0,00 Kacang Panjang
3,43 3,69
4,00 3,80
3,80 3,91
4,03 K e n t a n g
1,82 1,92
1,66 2,08
2,03 2,09
2,15 Kol
1,12 1,09
1,00 1,03
1,06 1,09
1,12 T o m a t
1,52 1,34
1,17 2,09
2,23 2,29
2,36 W o r t e l
0,73 1,09
0,94 1,14
1,14 1,18
1,21
Brokoli 0,91
0,94 0,82
0,84 0,86
0,89 0,92
Cabe Merah 1,36
1,51 1,38
1,47 1,54
1,59 1,64
Cabe Hijau 0,24
0,24 0,23
0,30 0,27
0,27 0,28
Cabe Rawit 1,14
1,16 1,16
1,51 1,44
1,48 1,53
T e r u n g 2,55
2,55 2,65
3,48 2,91
3,00 3,09
Petsai Sawi 0,47
0,78 0,47
0,73 0,88
0,91 0,94
Kangkung 4,52
4,94 4,99
4,94 4,78
4,93 5,08
Labu Siam 0,83
0,94 1,09
1,46 1,46
1,50 1,54
B u n c i s 0,94
0,94 0,94
0,88 0,94
0,96 0,99
B a y a m 4,42
4,78 4,37
4,47 4,00
4,13 4,25
Bawang Putih 1,15
1,21 1,09
1,51 1,71
1,76 1,82
J a m u r 0,05
0,05 0,04
0,07 0,06
0,06 0,06
Petai -
- 0,15
0,84 0,30
0,31 0,32
Jengkol -
- 0,62
0,68 0,47
0,48 0,50
Lainnya 2,18
2,03 1,72
2,50 2,76
2,84 2,92
Sumber : Susenas diolah 2011 Keterangan : = Angka ramalan
6 Dataran tinggi Jawa Barat Bandung, Garut, Bogor, Cianjur, dan
Tasikmalaya terletak pada daerah agroklimat basah dengan rata-rata bulan basah delapan sampai dengan sepuluh bulan dengan curah hujan rata-rata tahunannya
lebih dari 2000 mm. Daerah ini cocok untuk pertumbuhan dan produksi sayuran dataran tinggi seperti brokoli, paprika, selada, sawi, kentang, wortel, kubis, dan
lain-lain Nugraha, 2010. Berdasarkan informasi melalui komunikasi lisan dengan pihak Dinas
Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, diperoleh informasi bahwa sayuran brokoli merupakan salah satu jenis sayuran yang belum lama dibudidayakan dan
untuk wilayah Bogor hanya dihasilkan di kecamatan Cisarua – Puncak. Daerah ini dipilih untuk usahatani brokoli karena sesuai dengan persyaratan tumbuh dari
sayuran brokoli tersebut ditinjau dari aspek geografisnya, yaitu wilayah dengan ketinggian 800 - 900 mdpl. Pihak Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten
Bogor menyampaikan bahwa sampai saat ini wilayah sentra produksi brokoli untuk wilayah Bogor hanya terdapat di kecamatan Cisarua.
Laporan pihak Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Kehutanan VII UPT PTTPHPK VII
menginformasikan bahwa di kecamatan Cisarua brokoli baru dibudidayakan pada tahun 2008. Laju pertumbuhan brokoli dari aspek luas panen, produktivitas, dan
produksi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Brokoli di Kecamatan Cisarua
2008-2010
Tahun Luas panen ha
Produktivitas tonha
Produksi ton
2008 40
6,75 270
2009 40
6,75 270
2010 44
6,75 297
Sumber : UPT PTTPHPK VII wilayah Ciawi 2011
Berdasarkan Tabel 3. produksi brokoli dari tahun 2008 sampai pada tahun 2009 adalah tetap yaitu sebesar 270 ton, kemudian mengalami peningkatan
produksi sebesar 10 persen pada tahun 2010. Usahatani brokoli di kecamatan Cisarua terpusat di desa Tugu yang masih terbagi pada dua wilayah pedesaan
yaitu desa Tugu Utara dan desa Tugu Selatan.
7 Salah satu kelompok tani yang mengusahakan brokoli di desa Tugu Utara
yaitu kelompok tani Suka Tani. Kelompok tani Suka Tani merupakan bagian dari gabungan kelompok tani Tugu Utara. Gapoktan Tugu Utara terdiri dari beberapa
kelompok tani yang bergerak dalam beberapa bidang budidaya komoditas yang dapat dilihat pada Tabel 4.
Kelompok tani Suka Tani bergerak dalam usahatani sayuran non organik. Berdasarkan luas lahan, kelompok tani Suka Tani memiliki luas lahan yang paling
besar jika dibandingkan dengan kelompok tani sayuran non organik lainnya di Gapoktan Tugu Utara, yaitu sekitar 70 Ha. Usahatani brokoli yang dijalankan oleh
kelompok tani Suka Tani baru dimulai pada tahun 2009. Adapun dari 20 anggota petani kelompok tani Suka Tani, baru ada delapan petani yang berkecimpung
dalam usahatani brokoli sampai pada saat ini.
Tabel 4. Daftar Kelompok Tani di Desa Tugu Utara
Nama Kelompok Tani
Alamat Nama Ketua
Komoditas Budidaya
Pemuda Sampang Kampung Sampang
Rt 0103 Aang Zaenal
Ikan Nila Gadong Organik
Kampung Cisuren Rt 0404
Soemadi STP Sayuran Organik
Wijaya Tani Kampung Cisuren Rt
0404 Asep Ruhiyat
Sayuran Non Organik Puncak Sejati
Kampung Pondok Rawa Rt 0304
Henda Budiman Kambing
Tunas Kaliwung Kampung Pondok
Caringin Rt 0204 Rudi Sanjaya
Kelinci Kaliwung Kalimuncar
Kampung Pondok Caringin Rt 0204
Dedi Damhudi Jamur Tiram
Suka Tani Kampung Suka Tani
Rt 0604 Ujang Yahya
Sayuran Non Organik Halimun
Kampung Tugu Rt 0201
H.Topik Sayuran Non Organik
Hijau Lestari Kampung Cisuren Rt
0404 H. Mamat Karyana
Sayuran Non Organik Sumber : Kantor Kelurahan desa Tugu Utara 2011
1.2 Perumusan Masalah