86 yang terdapat pada saluran dua. Pedagang besar yang terdapat pada saluran dua
memiliki kemampuan yang lebih besar dalam permodalan, daya beli dan daya tampung yang dimiliki lebih besar, dan kontinuitas pembelian lebih terjamin jika
dibandingkan dengan pedagang pengumpul desa yang terdapat pada saluran satu dan pedagang pengecer yang terdapat pada saluran tiga. Berdasarkan hal tersebut,
terbukti bahwa farmer’s share yang tinggi belum tentu berarti efisien, tetapi terdapat faktor-faktor lain yang turut menentukan tingkat efisiensi seperti tingkat
permintaan, penawaran dan tingkat pembentukan harga di pasar.
6.6.3 Rasio Keuntungan dan Biaya
Tingkat keuntungan pada setiap lembaga tataniaga tersebar tidak merata. Penyebaran keuntungan pada setiap lembaga tataniaga dapat diukur melalui
analisa rasio keuntungan dan biaya. Biaya tataniaga adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga tataniaga yang terkait dalam tataniaga
komoditas brokoli di Desa Tugu Utara. Sementara itu, keuntungan lembaga tataniaga adalah selisih antara marjin tataniaga dengan biaya yang dikeluarkan
selama proses pendistribusian brokoli berlangsung. Rasio keuntungan dan biaya untuk setiap saluran tataniaga komoditas
brokoli di Desa Tugu Utara dapat dilihat pada Tabel 18. Adapun rincian
perhitungan komponen-komponen biaya dan pendapatan pada masing-masing lembaga tataniaga dapat dilihat pada Lampiran 2. sampai dengan Lampiran 10.
Berdasarkan Tabel 18. biaya tataniaga yang dikeluarkan pada saluran satu total
adalah sebesar Rp 5.465,38 per kg. Dalam saluran ini, pedagang pengecer mengeluarkan biaya terbesar sebesar Rp 1.496,62 per kg. Biaya terkecil
ditanggung oleh pedagang besar yaitu sebesar Rp 350,- per kg. Keuntungan terbesar diperoleh oleh pedagang besar, yaitu sebesar Rp 2.400,- per kg.
Sedangkan keuntungan terkecil diperoleh oleh pedagang pengumpul desa, yaitu sebesar Rp 1.312,- per kg.
87
Tabel 18. Rasio Keuntungan dan Biaya untuk Setiap Saluran Tataniaga Brokoli
yang ada di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten
Bogor
Keterangan : Ci : biaya tataniaga untuk setiap lembaga tataniaga Li : keuntungan untuk setiap lembaga tataniaga
Pada saluran dua, total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 2.431,17 per kg. Dalam saluran ini, biaya terbesar ditanggung oleh pedagang pengecer,
yaitu sebesar Rp 1.883,67 per kg dan biaya terkecil ditanggung oleh pedagang besar, yaitu sebesar Rp 547,5,- per kg. Adapun keuntungan terbesar diperoleh
oleh pedagang besar, yaitu sebesar Rp 2.202,5 per kg. Keuntungan terkecil diperoleh oleh pedagang pengecer, yaitu sebesar Rp 2.366,33 per kg.
Pada saluran tiga, biaya tataniaga hanya ditanggung oleh pedagang pengecer yaitu sebesar Rp 943,5,- per kg. Pedagang pengecer memperoleh
keuntungan sebesar Rp 2.056,5 per kg. Pada saluran tiga tidak dilakukan perhitungan rasio keuntungan dan biaya pada pedagang pengumpul desa dan
pedagang besar, karena petani memasarkan langsung produk brokoli kepada pedagang pengecer. Dalam hal ini pedagang pengecer tidak mengeluarkan biaya
transportasi, karena petani langsung mengantarkan komoditas brokoli kepada pedagang pengecer.
Pada rasio keuntungan dan biaya, suatu saluran tataniaga dapat dikatakan efisien apabila penyebaran keuntungan nilai rasio keuntungan dan biaya pada
masing-masing lembaga tataniaga merata. Hal ini memiliki pengertian bahwa
Lembaga Tataniaga Saluran Tataniaga
Satu Dua
Tiga Pedagang Pengumpul Desa
Ci 688
- -
Li 1.312
- -
Rasio LiCi 1,91
- -
Pedagang Besar
Ci 350
547,5 -
Li 2.400
2.202,52 -
Rasio LiCi 6,86
4,02 -
Pedagang pengecer
Ci 1.496,62
1.883,67 943,5
Li 1.753,38
2.366,33 2.056,5
Rasio Li Ci 1,17
1,25 2,17
Total
Ci 2.534,62
2.431,17 1.048,5
Li 5.465,38
4.568,83 2.056,5
Rasio LiCi 2,16
1,88 1,96
88 setiap satuan rupiah yang dikeluarkan oleh salah satu lembaga tataniaga akan
memberikan keuntungan yang tidak jauh berbeda dengan lembaga tataniaga lainnya dalam saluran tersebut.
Pada Tabel 18. dapat diketahui bahwa nilai total rasio keuntungan dan
biaya pada saluran satu, yaitu sebesar 2,16. Hal ini memiliki pengertian bahwa setiap satu rupiah yang dikeluarkan oleh lembaga tataniaga dalam saluran satu,
akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 2,16,- . Adapun rasio keuntungan dan biaya terbesar pada saluran satu terdapat pada pedagang besar, yaitu sebesar 6,86
dan rasio keuntungan dan biaya terkecil terdapat pada pedagang pengecer, yaitu sebesar 1,17. Nilai total rasio keuntungan dan biaya pada saluran dua adalah
sebesar 1,88. Hal ini memiliki pengertian bahwa setiap satu satuan rupiah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga tataniaga pada saluran dua akan menghasilkan
keuntungan sebesar 1,88. Pada saluran dua, nilai rasio keuntungan dan biaya terbesar terdapat pada pedagang besar, yaitu sebesar 4,02 dan nilai rasio
keuntungan dan biaya terkecil terdapat pada pedagang pengecer, yaitu sebesar 1,25. Nilai rasio total keuntungan dan biaya pada saluran tiga adalah sebesar 2,17.
Hal ini memiliki pengertian bahwa setiap satu satuan rupiah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga tataniaga pada saluran tiga akan mendapatkan
keuntungan sebesar Rp 2,17. Pada saluran ini hanya terdapat nilai rasio keuntungan dan biaya pada pedagang pengecer. Hal ini dikarenakan petani
langsung memasarkan komoditas brokoli kepada pedagang pengecer.
6.6.4 Efisiensi Tataniaga