Analisis Marjin Tataniaga Analisis Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya Gambaran Umum Lokasi Penelitian

45

4.7 Analisis Struktur dan Perilaku Pasar

Metode analisis struktur pasar digunakan untuk mengetahui apakah struktur pasar cenderung mendekati bentuk pasar persaingan sempurna atau tidak sempurna. Untuk mengetahui struktur pasar brokoli yang dilakukan oleh petani dapat diketahui dengan melakukan pengamatan dan penelusuran terhadap jumlah lembaga tataniaga, mudah tidaknya memasuki pasar, sifat produk dan sistem informasi pasar. Metode analisis perilaku pasar dilakukan melalui pengamatan terhadap praktek penjualan dan pembelian sistem penentuan. Selain itu perilaku pasar dapat dianalisis melalui penyebaran harga serta sistem kerjasama yang terjalin diantara lembaga-lembaga tataniaga.

4.8 Analisis Marjin Tataniaga

Analisis marjin tataniaga digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi tataniaga dari petani sampai konsumen. Marjin tataniaga merupakan perbedaan harga di tingkat konsumen dengan harga yang diterima petani. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : M = Pr – Pf Di mana : M = marjin tataniaga Pr = harga di tingkat konsumen Pf = harga yang diterima oleh petani Analisis marjin tataniaga yang digunakan untuk mengetahui marjin tataniaga total, yang mencakup fungsi-fungsi, biaya-biaya, kelembagaan yang terlibat, dan keseluruhan sistem mulai dari petani primary supply sampai pada konsumen akhir primary demand, dirumuskan sebagai berikut : M = Pr – Pf = C + π = ∑ Mi Di mana Mi = Pj i – Pb i Keterangan : M = marjin tataniaga Pr = harga di tingkat konsumen Pf = harga yang diterima petani C = biaya-biaya dari adanya pelaksanaan fungsi-fungsi tataniaga 46 π = keuntungan lembaga tataniaga Mi = marjin di tingkat tataniaga ke-i, di mana i = 1,2,....,n Pji = harga penjualan untuk lembaga tataniaga ke –i Pbi = harga pembelian untuk lembaga tataniaga ke-i

4.9 Analisis

Farmer’s Share Farmer’s share digunakan untuk membandingkan harga yang dibayar konsumen terhadap harga produk yang diterima petani. Besarnya nilai bagian petani dapat dihitung berdasarkan rumus : Farmer’s share = Pr Pf x 100 Keterangan : Pf = harga di tingkat petani Pr = harga yang dibayarkan konsumen akhir

4.10 Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya

Rasio keuntungan dan biaya pemasaran merupakan besarnya yang diterima lembaga pemasaran sebagai imbalan atas biaya pemasaran yang dikeluarkan. Rasio keuntungan dan biaya pemasaran setiap lembaga tataniaga dapat dirumuskan sebagai berikut : Rasio Keuntungan dan Biaya = i i C π Keterangan : π i = keuntungan lembaga pemasaran pada tingkat lembaga ke-i C i = biaya tataniaga pada tingkat lembaga ke-i V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian berlangsung pada kelompok tani Suka Tani yang merupakan salah satu bagian dari gapoktan Tugu Utara yang terletak di desa Tugu Utara, kecamatan Cisarua – Puncak, kabupaten Bogor. Desa Tugu Utara berbatasan dengan beberapa wilayah. Adapun letak desa Tugu Utara adalah sebagai berikut : • Sebelah Timur dan utara, berbatasan dengan kabupaten Cianjur. • Sebelah Barat, berbatasan dengan desa Batu Layang. • Sebelah Selatan, berbatasan dengan desa Tugu Selatan. Fasilitas jalan untuk bisa mencapai desa Tugu Utara sudah baik, sehingga sarana transportasi sudah tersedia. Berdasarkan tingkat perkembangannya, desa Tugu Utara termasuk dalam kategori perkotaan dengan luas administrasi desa seluas 1.728 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 10.310 jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 5.499 jiwa 53,34 persen dan wanita sebanyak 4.811 jiwa 46,66 persen. Berdasarkan aspek geografisnya, desa Tugu Utara berada pada ketinggian 1.200 mdpl dengan suhu rata-rata per hari berkisar 26 C dengan curah hujan 200 mmbulan. Oleh karena itu desa Tugu Utara memenuhi persyaratan penanaman brokoli. Desa Tugu Utara memiliki luas lahan seluas 1.728 Ha. Lahan desa Tugu Utara terbagi pada beberapa fungsi lahan yang berbeda. Pemanfaatan lahan desa sebagian besar digunakan untuk areal perkebunan 47,45 persen, areal kehutanan 18,50 persen, jalur hijau 14,47 persen, dan lahan pertanian 12,20 persen. Areal yang tersisa digunakan untuk bangunan pemukiman dan fasilitas umum lainnya. Tabel 11. menunjukkan pemanfaatan lahan di Desa Tugu Utara secara keseluruhan. Pada Tabel 11. ditunjukkan bahwa penggunaan lahan terbesar adalah untuk lahan perkebunan teh, yaitu perkebunan teh “Ciliwung”. Desa Tugu Utara memiliki banyak areal kehutanan dan jalur hijau, karena desa ini termasuk salah satu wilayah resapan air di Bogor. Oleh karena itu banyak lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai jalur hijau dan dilindungi oleh pemerintah, sehingga tidak ada pemberian izin untuk mendirikan bangunan dalam bentuk apapun. Sebagian 48 kecil lahan lainnya digunakan untuk fasilitas umum dan bangunan, seperti pemukiman penduduk dan bangunan sekolah. Pemanfaatan lahan sebagai lahan pertanian masih banyak karena sebagian besar penduduk di Desa Tugu Utara memiliki mata pencaharian utama sebagai petani. Tabel 11. Pemanfaatan Lahan Desa Tugu Utara Tahun 2010 Fungsi Lahan Luas Lahan Ha Persentase Lahan pertanian 210,8 12,20 Lahan perkebunan 820,0 47,45 Lahan kehutanan 320,0 18,50 Lahan keperluan fasilitas umum : • Lapangan olah raga • Taman rekreasi • Jalur hijau • Pemakaman umum 1,5 5,0 250,0 2,7 0,09 0,30 14,47 0,16 Bagunan 118,0 6,83 Total 1.728 100 Sumber : Kecamatan Cisarua 2010

5.2 Kelompok Tani Suka Tani