63 kepada pedagang besar adalah sistem pembayaran tunai. Pedagang pengecer yang
berasal dari Parung biasanya menggunakan angkot sewaan untuk mengangkut sayur yang dibelinya. Sementara itu, pedagang pengecer yang berasal dari
Tangerang menggunakan sepeda motor untuk membawa sayur yang telah dibeli ke pasar induk Tangerang.
6.2.2 Saluran Tataniaga Dua
Pada pola saluran dua, petani menjual brokoli hasil panennya kepada pedagang besar yang berasal dari daerah Cipanas. Brokoli yang dibeli oleh
pedagang besar dipasarkan kembali kepada pedagang pengecer di pasar penampungan Cipanas. Pedagang pengecer menjual brokoli kepada konsumen
akhir di pasar induk Cipanas. Harga rata-rata yang diperoleh petani dari pedagang besar adalah sebesar Rp 5.000,- per kg. Harga yang ditawarkan oleh pedagang
besar lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga yang ditawarkan oleh pedagang pengumpul desa pada saluran satu. Hal ini dikarenakan pedagang besar pada
saluran dua membeli komoditas brokoli secara langsung pada petani dan menjual langsung kepada pedagang pengecer. Sementara itu, pedagang pengumpul desa
pada saluran satu komoditas brokoli yang dibeli dari petani dipasarkan kepada pedagang besar dan kemudian pedagang besar tersebut memasarkan kepada
pedagang pengecer. Massa brokoli yang dijual petani kepada pedagang besar dalam satu
musim tanam adalah sebanyak 3.360 kg 67,2 persen. Brokoli tersebut mengalami penyusutan sebesar 4,98 persen sehingga massa brokoli yang terjual
kepada pedagang pengecer sebesar 3.192,67 kg 63,85 persen. Penyusutan yang terjadi diakibatkan terjadinya kesalahan dalam pengemasan, pada saat proses
bongkar muat, dan pada saat perjalanan. Brokoli yang dijual oleh pedagang pengecer kepada konsumen akhir mengalami penyusutan sebanyak 4,98 persen.
Massa brokoli yang terjual kepada konsumen akhir adalah sebesar 3.033,68 kg 60,67 persen. Penyusutan tersebut diakibatkan komoditas brokoli yang tidak
habis terjual dalam sehari sehingga terjadi penyusutan atau layu. Harga rata-rata yang diterima oleh pedagang besar dari pedagang pengecer adalah sebesar Rp
7.750,- per kg. Sementara itu, harga yang diperoleh oleh pedagang pengecer dari konsumen akhir adalah sebesar Rp 12.000,- per kg.
64 Pedagang pengecer pada saluran dua berjumlah tiga orang. Konsumen
yang membeli kepada pedagang pengecer merupakan konsumen perorangan rumah tangga. Pada saluran dua terdapat beberapa biaya tataniaga yang
dikeluarkan oleh lembaga perantara terkait. Biaya tataniaga yang dikeluarkan oleh pedagang besar antara lain : biaya transportasi, biaya pengemasan, biaya tenaga
kerja, retribusi, biaya bongkar-muat, dan biaya penyusutan. Biaya tataniaga yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer mencakup : biaya pengemasan, retribusi,
biaya penyusutan, dan biaya tenaga kerja. Sistem tawar-menawar harga antara petani dengan pedagang besar
dilakukan melalui telepon. Apabila kesepakatan harga telah tercapai, pedagang besar mengambil hasil panen di tempat petani. Pengangkutan brokoli biasanya
dilakukan pada sore hari dengan menggunakan mobil pick-up carry. Brokoli dikemas dengan menggunakan plastik polypropiline. Biaya pengemasan
ditanggung oleh pedagang besar tersebut. Pada saluran dua sistem pembayaran yang dilakukan oleh pedagang besar
kepada pedagang pengumpul desa adalah sistem tunai, dibayar sebagian, dan hutang. Selanjutnya pedagang besar melakukan penjualan brokoli kepada
pedagang pengecer yang datang langsung ke tempat pedagang besar. Pedagang pengecer biasanya membeli brokoli dan beberapa jenis sayuran lainnya kepada
pedagang besar. Sistem pembayaran yang dilakukan oleh pedagang pengecer kepada pedagang besar adalah sistem pembayaran tunai. Brokoli yang telah
dipesan oleh pedagang pengecer biasanya diantarkan oleh pihak pedagang besar dengan menggunakan sepeda motor. Adapun sistem pembayaran yang dilakukan
oleh pedagang pengecer kepada pedagang besar adalah sistem pembayaran tunai.
6.2.3 Saluran Tataniaga Tiga