54 dan lahan sisa yang belum digunakan dipinjamkan untuk kegiatan usahatani. Pada
status lahan sewa, petani membayar sewa pada pemilik lahan yang pada umumnya juga orang yang berasal dari Jakarta. Besarnya sewa lahan beragam dimulai dari
dua juta rupiah sampai dengan empat juta untuk satu Ha selama satu tahun. Jika ditinjau dari segi pengalaman, petani responden pada umumnya belum lama
membudidayakan brokoli. Komoditas brokoli menjadi suatu komoditas yang baru dikembangkan oleh anggota kelompok tani ini.
Petani memiliki beberapa kendala dalam menghasilkan brokoli. Beberapa masalah yang dihadapi petani diantaranya adalah jumlah petani yang menanam
brokoli masih sedikit dan volume produksi yang dihasilkan juga masih sedikit. Keberadaan kelompok tani juga belum memberi pengaruh nyata, karena masing –
masing petani masih memasarkan hasil panen brokoli secara sendiri. Hal tersebut mangakibatkan petani memiliki ketergantungan yang besar untuk menjual brokoli
pada pedagang perantara dan mengakibatkan posisi tawar petani menjadi rendah. Selain itu, petani memiliki kendala dalam hal permodalan. Petani menjalankan
usahataninya dengan menggunakan modal sendiri. Keterbatasan modal tersebut mengakibatkan petani belum dapat melakukan usahatani brokoli dalam skala yang
lebih besar.
5.5 Pengalaman Usahatani Brokoli
Petani brokoli di desa Tugu Utara pada umumnya menjalankan usahatani brokoli dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Brokoli menjadi suatu
komoditas yang belum lama dan sedang dikembangkan di wilayah ini. Berdasarkan informasi lisan dari ketua kelompok tani Suka Tani, sistem budidaya
brokoli sudah mulai diperkenalkan pada seluruh anggota kelompok tani. Namun saat ini baru terdapat delapan orang petani yang baru menjalankan usahatani untuk
komoditas brokoli.
5.6 Karakteristik Pedagang Responden
Pedagang responden yang didapatkan pada proses penelitian ini berjumlah 16 orang. Penentuan pedagang responden menggunakan teknik snowballing.
Pedagang responden tersebut terdiri dari satu orang pedagang pengumpul desa, dua orang pedagang besar, dan 13 orang pedagang pengecer. Pedagang
55 pengumpul desa berasal dari Desa Bojong Murni, Cisarua Puncak. Pedagang
pengumpul desa melakukan pembelian brokoli dari petani dan menjualnya di pasar TU Kemang. Pasar TU Kemang merupakan pasar penampungan sayuran
untuk wilayah Bogor. Salah satu responden pedagang besar berasal dari daerah Cipanas. Pedagang besar tersebut melakukan pembelian brokoli langsung di
tempat petani dan kemudian menjualnya di pasar penampungan Cipanas. Sementara itu, satu orang responden lain berasal dari daerah Cibatok – Bogor,
melakukan pembelian dari pedagang pengumpul desa di pasar TU Kemang – Bogor. Jumlah responden pedagang pengecer berjumlah delapan orang. Tiga
orang responden melakukan pembelian brokoli di pasar TU Kemang – Bogor dan memasarkan kembali di pasar Parung dan Tangerang. Tiga orang responden
pedagang pengecer berikutnya berada di wilayah Cipanas. Responden pedagang pengecer tersebut melakukan pembelian brokoli di pasar penampungan Cipanas
dan memasarkan kembali di pasar Cipanas. Dua orang responden pedagang pengecer lainnya berada di pasar Cisarua. Kedua responden tersebut melakukan
pembelian dari petani yang mengantarkan brokoli tersebut ke pasar Cisarua dan memasarkan kembali di pasar Cisarua tersebut.
Pada Tabel 13. dapat dilihat karakteristik dari responden pedagang brokoli yang berasal dari Desa Tugu Utara. Dari Tabel 13. dapat diketahui bahwa
pedagang responden memiliki cakupan usia yang beragam. Pada usia antara 20 – 30 tahun terdiri dari sembilan orang pedagang pengecer, pada usia 31- 40 tahun
terdiri dari satu orang pedagang pengumpul desa dan dua orang pedagang pengecer, dan pada usia 41- 50 tahun terdiri dari dua orang pedagang besar serta
dua orang pedagang pengecer. Tingkat pendidikan pedagang responden pada umumnya pada tingkat SD, SLTP, dan SMA. Jumlah pedagang responden yang
memiliki tingkat pendidikan SD terdiri dari satu orang pedagang pengumpul desa, satu orang pedagang besar, dan tujuh orang pedagang pengecer. Jumlah pedagang
responden yang memiliki tingkat pendidikan SLTP terdiri dari empat orang pedagang pengecer dan pada tingkat pendidikan SMA terdiri dari satu orang
pedagang besar serta dua orang pedagang pengecer. Sementara itu pengalaman berdagang pedagang responden untuk waktu kurang atau tepat lamanya selama
lima tahun terdiri dari sembilan orang. Bagi pedagang responden yang memiliki
56 pengalaman selama enam tahun atau lebih dari enam tahun terdiri dari tujuh
orang. Tabel 13.
Karakteristik Pedagang Perantara
Karakteristik Pedagang Responden
PPD Pedagang BesarGrosir
Pengecer Orang
Orang Orang
Umur
20-30 tahun -
- -
- 9
69,23 31-40 tahun
1 100
- -
2 15,385
41-50 tahun -
- 2
100 2
15,385 50 tahun
- -
- -
- -
Pendidikan
Tidak tamat SD -
- -
- -
- Tamat SD
1 100
1 50
7 53,84
Tamat SLTP -
- -
- 4
30,76 Tamat SMA
- -
1 50
2 15,40
Pengalaman
≤ 5 tahun -
- -
- 9
69,23 ≥ 6 tahun
1 100
2 100
4 30,77
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Sistem Tataniaga