7 Salah satu kelompok tani yang mengusahakan brokoli di desa Tugu Utara
yaitu kelompok tani Suka Tani. Kelompok tani Suka Tani merupakan bagian dari gabungan kelompok tani Tugu Utara. Gapoktan Tugu Utara terdiri dari beberapa
kelompok tani yang bergerak dalam beberapa bidang budidaya komoditas yang dapat dilihat pada Tabel 4.
Kelompok tani Suka Tani bergerak dalam usahatani sayuran non organik. Berdasarkan luas lahan, kelompok tani Suka Tani memiliki luas lahan yang paling
besar jika dibandingkan dengan kelompok tani sayuran non organik lainnya di Gapoktan Tugu Utara, yaitu sekitar 70 Ha. Usahatani brokoli yang dijalankan oleh
kelompok tani Suka Tani baru dimulai pada tahun 2009. Adapun dari 20 anggota petani kelompok tani Suka Tani, baru ada delapan petani yang berkecimpung
dalam usahatani brokoli sampai pada saat ini.
Tabel 4. Daftar Kelompok Tani di Desa Tugu Utara
Nama Kelompok Tani
Alamat Nama Ketua
Komoditas Budidaya
Pemuda Sampang Kampung Sampang
Rt 0103 Aang Zaenal
Ikan Nila Gadong Organik
Kampung Cisuren Rt 0404
Soemadi STP Sayuran Organik
Wijaya Tani Kampung Cisuren Rt
0404 Asep Ruhiyat
Sayuran Non Organik Puncak Sejati
Kampung Pondok Rawa Rt 0304
Henda Budiman Kambing
Tunas Kaliwung Kampung Pondok
Caringin Rt 0204 Rudi Sanjaya
Kelinci Kaliwung Kalimuncar
Kampung Pondok Caringin Rt 0204
Dedi Damhudi Jamur Tiram
Suka Tani Kampung Suka Tani
Rt 0604 Ujang Yahya
Sayuran Non Organik Halimun
Kampung Tugu Rt 0201
H.Topik Sayuran Non Organik
Hijau Lestari Kampung Cisuren Rt
0404 H. Mamat Karyana
Sayuran Non Organik Sumber : Kantor Kelurahan desa Tugu Utara 2011
1.2 Perumusan Masalah
Menurut Hanafiah dan Saefuddin 1983, perekonomian yang menyangkut persoalan dalam hal mata pencaharian dan cara hidup bermasyarakat terbagi atas
tiga bagian, yaitu produksi, pemasaran, dan konsumsi. Produksi dan pemasaran adalah kegiatan yang mempunyai hubungan dengan penciptaan atau penambahan
kegunaan atas barang dan jasa, sedangkan konsumsi adalah kegiatan yang
8 memiliki hubungan dengan penurunan atas kegunaan barang dan jasa. Sementara
pemasaran atau yang sering disebut sebagai tataniaga merupakan tindakan yang berhubungan dengan pergerakan barang-barang dan jasa dari pihak produsen ke
pihak konsumen. Kelompok tani Suka Tani merupakan salah satu anggota gabungan
kelompok tani Tugu Utara yang berada di jalan Kampung Suka Tani, desa Tugu Utara, kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor. Kelompok tani Suka Tani memiliki
anggota sebanyak 20 orang dengan seorang ketua yang bernama bapak Ujang Yahya. Usahatani brokoli di Suka Tani baru dimulai dari tahun 2009. Pada
kelompok tani ini, baru terdapat delapan orang petani dalam menjalankan usahatani brokoli. Adapun total luas lahan petani brokoli pada kelompok tani ini
seluas 27,6 Ha Lampiran 1. Masa tanam jenis sayuran ini adalah selama 2,5 bulan dari tahap penyemaian sampai masa panen. Kelompok tani Suka Tani telah
mampu menjalankan usahatani brokoli dengan memperoleh hasil panen yang besarnya sama dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 . Hasil panen rata-rata
petani dapat mencapai 5,93 ton brokoli per tahun. Dengan demikian total hasil panen yang didapatkan oleh delapan anggota kelompok tani tersebut adalah
sebesar 160,70 ton per tahun pada total luas panen sebesar 27,6 Ha. Data pada Tabel 3. dapat menunjukkan bahwa hasil produksi brokoli di
Kecamatan Cisarua sebagian besar diperoleh dari kelompok tani Suka Tani. Pada tahun 2009, kelompok tani ini mampu memperoleh tingkat produksi sebesar 59,52
persen dari total produksi brokoli yang ada di wilayah Cisarua, dan pada tahun 2010 mampu memperoleh tingkat produksi sebesar 54,11 persen dari total
produksi di wilayah Cisarua tersebut. Proporsi produksi yang besar pada kelompok tani ini seharusnya membuat kelompok tani tersebut mampu
memasarkan brokoli dengan lebih baik. Akan tetapi kelompok tani ini harus mampu menciptakan aktivitas tataniaga yang baik untuk menjaga kestabilan
produksinya. Tingkat produksi yang tinggi dapat menjadi salah satu kekuatan bagi kelompok tani ini untuk memasarkan produk brokoli yang dihasilkannya. Oleh
karena itu, cukup menarik untuk melakukan suatu penelitian pada kelompok tani ini.
9 Kelompok tani Suka Tani sebenarnya mampu memasarkan produknya
secara langsung kepada konsumen. Akan tetapi terdapat beberapa kendala yang membuat kelompok tani ini tidak dapat memasarkan produknya secara langsung
kepada konsumen sehingga membuat kelompok tani ini harus berhubungan dengan pedagang yang dapat membantu menyalurkan produk tersebut. Kendala
yang dihadapi oleh kelompok tani tersebut adalah produk yang dijual sifatnya mudah rusak bulky dan cepat busuk perishable. Kendala lain yang dihadapi
adalah jarak lokasi pemasaran dari areal usahatani yang dimiliki oleh kelompok tani, sehingga memerlukan penanganan, mulai dari penyimpanan, pengangkutan
dan bongkar muat. Hal tersebut dapat mengakibatkan biaya yang dikeluarkan oleh kelompok tani tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan keuntungan yang
diperolehnya. Dalam memasarkan brokoli, petani belum dapat menentukan harga jual. Dengan demikian penentuan harga seringkali dilakukan oleh pihak
pedagang, sehingga status petani hanya sebagai penerima harga saja price taker. Hal inilah yang mengakibatkan petani cenderung tergantung pada pihak
pedagang. Pada Tabel 5. dapat dilihat bahwa harga rata-rata per bulan yang diterima oleh petani dari bulan Oktober tahun 2010 sampai pada bulan Juni tahun
2011 berfluktuasi.
Tabel 5. Harga Rata-rata Brokoli di Tingkat Petani
Tahun Bulan
Harga per kg Rp 2010
Oktober 4.500
2010 November
3.000 2010
Desember 5.000
2011 Januari
- 2011
Februari -
2011 Maret
4.000 2011
April -
2011 Mei
- 2011
Juni 4.000
Keterangan : - : petani tidak melakukan penanaman brokoli Sumber : Ketua Kelompok Tani Suka Tani 2011
10 Pada Tabel 5. dapat terlihat bahwa petani memperoleh harga rata-rata yang
fluktuatif dari mulai bulan Oktober 2010 sampai pada bulan Juni 2011. Petani memperoleh harga rata-rata tertinggi pada bulan Desember tahun 2010 sebesar Rp
5.000,- per kg dan harga rata-rata terendah diperoleh pada bulan November 2010, yaitu sebesar Rp 3.000,- per kg. Dalam hal ini, penulis juga melakukan suatu
kegiatan peninjauan harga jual di tingkat pedagang pengecer di pasar Bogor, yang dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6.
Harga Rata-rata Brokoli di Tingkat Pedagang Pengecer di Pasar Bogor
Tahun Bulan
Harga per kg 2010
Oktober 11.000
2010 November
12.000 2010
Desember 12.000
2011 Januari
15.000 2011
Februari 9.000
2011 Maret
9.000 2011
April 8.000
2011 Mei
8.000 2011
Juni 12.000
Sumber : Pedagang Pengecer di Pasar Bogor 2011
Pada Tabel 6. dapat diketahui bahwa harga yang terbentuk di tingkat pedagang pengecer berfluktuasi. Pedagang pengecer memperoleh harga rata-rata
tertinggi pada bulan Januari tahun 2011, yaitu sebesar Rp 15.000,- per kg dan harga rata-rata terendah diperoleh pada bulan April dan Mei tahun 2011 yaitu
sebesar Rp 8.000,- per kg. Jika dilakukan pengamatan pada Tabel 5. dan Tabel 6., dapat disimpulkan bahwa telah terbentuk suatu marjin pemasaran yang relatif
besar diantara petani sampai ke pedagang pengecer. Dalam hal ini petani mendapatkan bagian yang relatif paling sedikit dari total penerimaan pemasaran
brokoli tersebut. Dengan memperhatikan fakta-fakta tersebut, penulis memiliki suatu ketertarikan dalam melakukan penelitian tentang sistem tataniaga brokoli
pada kelompok tani ini. Sistem tataniaga brokoli berkaitan dengan peran lembaga tataniaga dalam
menyampaikan brokoli dari tangan produsen ke tangan konsumen. Oleh karena itu, hal ini memiliki keterkaitan pada perbedaan lokasi dan kegiatan lembaga
tataniaga yang mengakibatkan penyebaran harga dan keuntungan antar lembaga tataniaga menjadi tidak merata. Adanya lembaga tataniaga akan menyebabkan
harga brokoli berubah setelah sampai di konsumen, di mana yang menjadi
11 penyebab hal tersebut adalah setiap lembaga tataniaga berusaha melakukan fungsi
tataniaga yang menambah nilai guna utilitas dari brokoli tersebut sehingga memperbesar biaya tataniaga. Besarnya biaya tataniaga biasanya dibebankan
kepada pihak produsen dan konsumen dengan cara meningkatkan harga konsumen atau menekan harga produsen.
Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat suatu perumusan masalah yang terwujud dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem tataniaga yang dilakukan oleh kelompok tani Suka Tani, di
Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua – Puncak, Kabupaten Bogor ? 2.
Apakah sistem tataniaga yang berlangsung sudah efisien ?
1.3 Tujuan