N = jumlah populasi keseluruhan n = jumlah sampel keseluruhan yang ditentukan
Berdasarkan rumus di atas dapat ditentukan distribusi sampel dari populasi yang ada di setiap jurusan dapat dilihat pada Tabel 3.2 :
Tabel 3.2. Jumlah Sampel Dari Setiap Jurusan
No Jurusan
Jumlah Populasi
Orang Jumlah
SampelJurusan Orang
1 2
3 4
5 Teknik Mesin
Teknik Elektro Teknik Sipil
Akuntansi dan Perbankan Administrasi Bisnis
74 78
41 75
42 74310 x 76 = 18
78310 x 76 = 19 41310 x 76 = 10
75310 x 76 = 19 42310 x 76 = 10
Total 310
76
Sumber: Politeknik Negeri Medan, 2012 Data Diolah
3.4.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Wawancara interview, dilakukan kepada setiap Ketua Jurusan di Politeknik
Negeri Medan. 2. Kuesioner questionarie, yang diberikan kepada dosen yang dipilih menjadi
responden penelitian dari setiap jurusan di Politeknik Negeri Medan. 3. Studi Dokumentasi yang dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-
dokumen dari Politeknik Negeri Medan yang berkaitan dengan penelitian seperti sejarah singkat Politeknik Negeri Medan, data mengenai dosen, data
insentif pengajaran, data tentang realisasi kehadiran mengajar dan data data lainnya yang didapat dari bagian kepegawaian dan juga dari setiap jurusan.
3.5. Jenis dan Sumber Data
Universitas Sumatera Utara
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari: 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari dosen yang terpilih sebagai
responden melalui wawancara dan pengisian kuesioner. 2. Data sekunder, yaitu informasi yang diperoleh dari dokumen bagian
kepegawaian dan jurusaan terkait, dan dari dokumen lainnya seperti majalah yang diterbitkan Politeknik Negeri Medan.
3.6. Identifikasi Variabel dan Defenisi Operasional Variabel 3.6.1. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian pada dasarnya merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi mengenai hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya Sugyono, 2008. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu: variabel
independen, variabel intervening, dan variabel dependen. Tetapi dalam penelitian yang menggunakan analisis dengan tehnik analisis jalur, ketiga jenis variabel
tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu variabel eksogen dan variabel
endogen.
1. Variabel Eksogen X . Variabel eksogen dalam suatu model jalur ialah semua variabel yang tidak ada
penyebab-penyebab eksplisitnnya, dalam penelitian ini adalah variabel iklim organisasi X
1
dan variabel motivasi kerja X
2
2. Variabel Endogen Y . .
Variabel endogen ialah variabel yang mempunyai penyebab-penyebab eksplisit yang termasuk di dalamnya variabel perantara dan variabel tergantung. Dalam
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini adalah variabel kepuasan kerja Y
1
dan variabel kinerja dosen Y
2
3.6.2. Defenisi Operasional Variabel
.
Defenisi operasional variabel dan dimensi beserta indikator masing- masing variabel dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel: Defenisi, Dimensi, Indikator, dan Skala Pengukuran
Variabel Penelitian
Defenisi Operasi
Dimensi Variabel
Indikator Variabel
Skala Pengukuran
Iklim Organisasi
X
1
Persepsi anggota
organisasi terhadap
lingkungan internal yang
mempegaruhi perilaku dan
kinerja dosen.
1. Struktur 1. Pembagian
tugas yang jelas
2. Pengambilan keputusan
yang tepat Ordinal
1. Standard 1. Sasaran mutu
yang tinggi 2. SOP telah
dijalankan dengan baik
Ordinal
2. Tanggung jawab
1. Kebebasan dalam
mengambil keputusan
2. Kebebasan dalam
menyelesaika n pekerjaan
Ordinal
3. Penghargaan 1. Penghargaan akan kineja
yang baik 2. Sistem
promosi dijalankan
sesuai kemampuan
Ordinal
4. Dukungan 1. Sesama dosen
saling mempercayai
Ordinal 5. Komitmen
1. Bangga menjadi
Ordinal Lanjutan…
Universitas Sumatera Utara
dosen politeknik
negeri medan
2. Komitmen yang tinggi
untuk mencapai
tujuan
Motivasi Kerja X
2
Dorongan dalam diri
dosen untuk melakukan
tugas sesuai dengan
tanggung jawab yang
diberikan. 1. Tanggung
jawab 1.Menyelesaika
n pengajaran sesuai silabus
2. Melakukan pekerjaan
untuk lembaga
3. Mengajar dengan baik
Ordinal
2. Pengembang an diri
1. Meningkatka n kemampuan
diri 2. Mengatasi
persoalan dengan
bijaksana
3. Mengembang kan metode
pengajaran Ordinal
3. Kehadiran 1. Mengajar
tepat waktu 2. Menyerahkan
nilai tepat waktu
3. Aktif mengikuti
berbagai kegiatan
selain pengajaran.
Ordinal
4. Disiplin kerja
1. Mematuhi peraturan
2. Mengikuti SOP
Ordinal 5. Kerjasama
1. Membangun hubungan
sesama dosen 2. Berusaha
membantu teman dosen
Ordinal Lanjutan…
Universitas Sumatera Utara
3. Menerima kritikan
Kepuasan Kerja Y
1
Perasaan dosen tentang
menyenangkan
atau tidak pekerjaanya
setelah membanding
kan apa yang sudah
diterima dengan
jumlah yang seharusnya
diterima. 5. Imbalan
1. Puas dengan insentif yang
diterima 2. Puas dengan
waktu pembayaran
insentif Ordinal
5. Supervisi 1. Senang
dengan sikap ketua jurusan
2. Senang dengan sistem
monitoring 5. Kondisi
pekerjaan 1. Sebagai
dosen menyenangka
n
2. Pekerjaan dosen sesuai
dengan minat 3. Mata kuliah
sesuai dengan keahlian
Ordinal
5. Rekan kerja 1. Senang dengan
hubungan personal
2. Puas dengan kerjasama
sesama dosen Ordinal
5. Promosi 1. Puas dengan
sistem pemilihan
ketua jurusan
2. Senang dengan
kesempatan yang sama
3. Senang dengan
prosedur kenaikan
pangkat Ordinal
Kinerja Dosen
Hasil akhir kerja dosen
1. Kompetensi Pedagogik
1. Persiapan sebelum
Ordinal Lanjutan…
Universitas Sumatera Utara
Y
2
sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan
yang diukur per periode.
mengajar 2. Membuat
rencana perkuliahan
3. Menghidupka
n suasana kelas
4. Membuat kesimpulan
perkuliahan 5. Memberikan
kesempatan bertanya
6. Menggunakan fasilitas
perkuliahan 7. Melaksanakan
ujian 8. Melakukan
penilaian dengan
objektif
2. Kompetensi Profesional
1. Menjelaskan pokok
bahasan 2. Memberikan
contoh yang relevan
3. Menguasai isu-isu
terbaru 4. Melakukan
penelitian 5. Mempublikas
ikan hasil penelitian
6. Membimbing penelitian
mahasiswa Ordinal
3. Kompetensi Pribadi
1. Menjaga wibawa
2. Bersikap adil terhadap
mahasiswa Ordinal
4. Kompetensi Sosial
1. Kemampuan memberikan
Ordinal Lanjutan…
Universitas Sumatera Utara
pendapat 2. Kesiapan
menerima kritikan
3. Bersikap toleransi
terhadap keberagaman
mahasiswa
4. Pengabdian kepada
masyarakat
Sumber: Stringer 2002, Duryat 2009, Luthan 2006, Buku 1 Serdos 2008.
3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
3.7.1. Uji Validitas
Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, maka kuesioner yang dijadikan sebagai instrumen pengumpulan data harus diuji terlebih dahulu tentang
validitasnya sebelum dibagikan kepada responden. Menguji validitas konstruk dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara
skor butir pertanyaan dengan skor total item. Dari perhitungan akan diperoleh suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu
item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai Correlated Item- Total
Correlation r hitung pada setiap butir pertanyaan dengan nilai r tabel. Jika r hitung r tabel dan nilainya positif maka butir pertanyaan dalam setiap variabel
dinyatakan valid. Biasanya uji validitas dan realibilitas instrumen dengan menggunakan 30 orang responden yang tidak termasuk dalam sampel penelitian
dengan tujuan agar distribusi skor akan lebih mendekati kurva normal. Dalam pengujian validitas diberikan kepada 30 orang dosen di Politeknik Negeri Medan
yang tidak termasuk dalam sampel penelitian. Menurut Sugyono 2009, bahwa
Universitas Sumatera Utara
”jika nilai validitas setiap pertanyaan lebih besar dari 0,30 maka butir pertanyaan dianggap sudah valid”.
Berikut ini adalah hasil pengujian validitas dari setiap instrumen variabel penelitian yang dilakukan yaitu:
3.7.1.1. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Iklim Organisasi
Hasil pengujian instrumen variabel iklim organisasi dalam pengelolaan SPSS dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Uji Validitas Intrumen Iklim Organisasi No
Butir Pernyataan Corrected Item
Total Correlation Keterangan
1 Terdapat pembagian tugas yang jelas
di institusi ini.
0.856
Valid 2
Pemimpin selalu mengambil keputusan dengan tepat.
0.627
Valid 3
Dalam melaksanakan tugas terdapat sasaran mutu yang tinggi.
0.742
Valid 4
SOP telah dijalankan dengan baik di institusi ini.
0.793
Valid 5
Dalam menjalankan tugas, saya diberikan kebebasan mengambil
keputusan.
0.881
Valid
6 Saya diberikan kebebasan dalam
menyelesaikan tugas
0.449
Valid 7
Penghargaan terhadap kinerja yang baik telah dilakukan dengan adil.
0.789
Valid 8
Sistim promosi yang di institusi ini telah sesuai dengan kemampuan.
0.572
Valid 9
Terdapat saling mempercayai diantara sesama dosen.
0.679
Valid 10 Saya merasa bangga menjadi dosen
Politeknik Negeri Medan.
0.838
Valid 11 Saya memiliki komitmen tinggi
untuk mencapai tujuan organisasi.
0.532
Valid
Sumber: Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa pengujian instrumen variabel iklim organisasi menunjukkan bahwa semua nilai Corrected Item Total
Universitas Sumatera Utara
lebih besar dari 0,30. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian dikatakan valid dan selanjutnya dapat digunakan dalam penelitian.
3.7.1.2. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel
Motivasi Kerja
Hasil pengujian instrumen variabel
Motivasi Kerja
dalam pengelolaan SPSS dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut :
Tabel 3.5 Uji Validitas Intrumen
Motivasi Kerja
No Butir Pernyataan
Corrected Item Total Correlation
Keterangan
1 Saya dapat menyelesaikan
pengajaran sesuai dengan silabus.
0,499
Valid
2 Saya melakukan tugas untuk
kepentingan lembaga.
0,647
Valid
3 Saya selalu melaksanakan
pengajaran dengan sebaik- baiknya.
0,588
Valid
4 Saya berusaha meningkatkan
kemampuan yang dimiliki.
0,665
Valid 5
Saya berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan
bijaksana.
0,648
Valid
6 Saya berusaha untuk
mengembangkan metode pengajaran sesuai dengan
kebutuhan mahasiswa.
0,585
Valid
7 Saya mengajar selalu tepat
waktu.
0,330
Valid
8 Saya berusaha menyerahkan
nilai tepat waktu.
0,617
Valid
9 Saya aktif mengikuti berbagai
kegiatan selain pengajaran.
0,432
Valid
10 Saya berusaha mematuhi semua
peraturan yang berlaku dengan sebaik-baiknya.
0,793
Valid
11 Saya selalu mengikuti standar
operasi prosedur yang sudah ditentukan.
0,602
Valid
12 Saya berusaha membangun
hubungan yang baik diantara
0,809
Valid
Universitas Sumatera Utara
sesama dosen. 13
Saya berusaha membantu dosen yang mengalami kesulitan dalam
melakukan tugasnya.
0,686
Valid
14 Saya dapat menerima kritikan
dari sesama rekan kerja.
0,659
Valid
Sumber: Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.5 diketahui bahwa pengujian instrumen variabel motivasi kerja menunjukkan bahwa semua nilai Corrected Item Total lebih besar
dari 0,3. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian dikatakan valid dan selanjutnya dapat digunakan dalam penelitian.
3.7.1.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel
Kepuasan Kerja
Hasil pengujian instrumen variabel
kepuasan kerja
dalam pengelolaan SPSS dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Uji Validitas Intrumen
Kepuasan Kerja
No Butir Pernyataan
Corrected Item Total Correlation
Keterangan
1 Saya merasa puas dengan besar
imbalan yang diterima.
0.652
Valid 2
Saya merasa puas dengan waktu pembayaran imbalan setiap bulan.
0.632
Valid 3
Saya merasa senang dengan sikap ketua jurusan.
0.856
Valid 4
Saya merasa senang dengan sistim monitoring yang
dijalankan ketua jurusan.
0.736
Valid 5
Saya merasa senang memiliki profesi sebagai dosen.
0.791
Valid 6
Profesi dosen sesuai dengan minat yang saya miliki.
0.689
Valid 7
Saya merasa senang bahwa mata kuliah yang diajarkan sesuai
dengan keahlian.
0.711
Valid
Universitas Sumatera Utara
8 Saya merasa senang dengan
interaksi individu antar rekan kerja.
0.675
Valid
9 Saya merasa puas dengan
keharmonisan di antara rekan kerja.
0.665
Valid 10
Saya merasa puas dengan sistim pemilihan ketua jurusan.
0.533
Valid 11
Saya merasa puas dengan kebijaksanaan promosi yang
sudah dijalankan.
0.661
Valid
12 Saya merasa puas bahwa ada
transparansi dalam sistim kenaikan pangkat.
0.494
Valid
Sumber: Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.6 diketahui bahwa pengujian instrumen variabel kepuasan kerja menunjukkan bahwa semua nilai Corrected Item Total lebih besar
dari 0,3. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian dikatakan valid dan selanjutnya dapat digunakan dalam penelitian.
3.7.1.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel
Kinerja Dosen
Hasil pengujian instrumen variabel
kinerja dosen
dalam pengelolaan SPSS dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7 Uji Validitas Intrumen
Kinerja Dosen
No Butir Pernyataan
Corrected Item Total Correlation
Keterangan
1 Saya selalu mempersiapkan diri
sebelum melakukan pengajaran.
0.687
Valid 2
Saya selalu membuat rencana pengajaran sebelum mengajar.
0.771
Valid 3
Saya selalu berusaha agar mahasiswa termotivasi untuk
belajar.
0.798
Valid
4 Saya selalu membuat kesimpulan
dari setiap pengajaran yang dilakukan.
0.885
Valid
Universitas Sumatera Utara
5 Saya selalu memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya.
0.861
Valid
6 Saya selalu memanfaatkan
fasilitas yang ada untuk melaksanakan pengajaran.
0.708
Valid 7
Saya selalu memberikan ujian secara berkala.
0.868
Valid 8
Saya selalu melakukan penilaian dengan objektif.
0.806
Valid 9
Saya selalu berusaha menjelaskan pokok bahasan.
0.799
Valid 10
Saya selalu berusaha memberikan contoh yang relevan sesuai
dengan pokok pembahasan.
0.442
Valid
11 Saya selalu menguasai isu-isu
terbaru untuk disampaikan kepada mahasiwa.
0.693
Valid 12
Saya selalu melakukan penelitian tiap tahun semester.
0.687
Valid 13
Saya selalu mempublikasikan hasil penelitian di jurnal yang
sudah terakreditasi.
0.801
Valid
14 Saya selalu aktif membimbing
penelitian mahasiswa.
0.766
Valid 15
Saya selalu menjaga wibawa sebagai dosen dihadapan
mahasiswa.
0.528
Valid 16
Saya selalu bersikap adil terhadap mahasiswa.
0.577
Valid 17
Saya selalu hadir dalam melakukan pengajaran.
0.340
Valid 18
Saya senang menerima kritikan dari mahasiswa.
0.414
Valid
19 Saya selalu bersikap toleransi
terhadap keberagaman mahasiswa.
0.589
Valid
20 Saya selalu melakukan
pengabdian kepada masyarakat setiap tahun semester.
0.384
Valid
Sumber: Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 3.7 diketahui bahwa pengujian instrumen variabel kepuasan kerja menunjukkan bahwa semua nilai Corrected Item Total lebih besar
dari 0,3. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian dikatakan valid dan selanjutnya dapat digunakan dalam penelitian.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur sebagai alat pengumpul data. Suatu instrumen dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan yang diberikan konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Untuk menguji reliabilitas kuesioner digunakan metode Cronbach`s
Alpha. Metode tersebut cocok digunakan pada skor berbentuk skala 1- 4 atau 1- 5. Priyatno: 2008. Jika nilai dari Cronbach`s Alpha 0,6, berarti pengukuran yang
dilakukan sudah reliabel. Ghozali, 2005. Hasil pengujian reliabilitas dari setiap instrumen variabel penelitian yang
terdiri dari iklim organisasi, motivasi kerja, kepuasan kerja, dan kinerja dosen dapat dilihat dalam Tabel 3.8 beriktut:
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Penelitian No
Variabel Cronbach’s
Alpha N
of Items Keterangan
1 Iklim Organisasi
0.926
11 Reliabel
2 Motivasi Kerja
0,905
14 Reliabel
3 Kepuasan Kerja
0.922
12 Reliabel
4 Kinerja Dosen
0.946
20 Reliabel
Sumber: Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.8 dapat dilihat bahwa pengujian reliabilitas instrumen variabel penelitian menunjukkan nilai Cronbach”s Alpha lebih besar
dari 0,6 yang berarti bahwa instrumen variabel penelitian adalah reliabel.
3.8. Teknik Analisis Data
Universitas Sumatera Utara
Tehnik analisis data dalam penelitian ini, menggunakan analisis deskriptif dan analisis jalur. Analisis deskriptif merupakan metode analisa yang bersifat
menggambarkan dan meringkas berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variabel dengan mengumpulkan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu
konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan status subjek penelitian saat ini. Sedangkan analisis jalur digunakan untuk
mengetahui nilai pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel eksogen terhadap variabel endogen melalui variabel intervening. Variabel intervening
merupakan variabel antara atau mediating, yang berfungsi memediasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Berdasarkan kerangka konsep sebelumnya, dapat dilihat model persamaan dua jalur yang terdiri dari dua persamaan struktural, dimana X
1
, X
2
merupakan variabel eksogen dan Y
1
dan Y
2
1. Dari x merupakan variabel endogen. Koefisien jalur
antara variabel eksogen dan variabel endogen dapat dituliskan dengan notasi sebagai berikut:
1
ke y
1
= py
1
x 2. Dari x
1 1
ke y
2
= py
2
x 3. Dari x
1 2
ke y
1
= py
1
x 4. Dari x
2 2
ke y
2
= py
2
x Sedangkan koefisien jalur antara variabel eksogen dengan variabel
endogen dituliskan dengan notasi sebagai berikut:
2
Dari y
1
ke y
2
= py
2
y
1
Dengan demikian model analisis jalur yang terdapat dalam kerangka konsep dapat ditulis persamaan strukturnya sebagai berikut:
.
Universitas Sumatera Utara
Persamaan substruktur 1:
Y
1
= py1.1 X
1
+ py1.2 X
2
+e Dimana: Y
1 1
X = Kepuasan Kerja
1
X = Iklim Organisasi
2
py = Motivasi Kerja
1
.
1
= Koefisien Jalur X py
1 1
.
2
= Koefisien Jalur X e
2 1
Persaman substruktur 2:
= Variabel yang tidak terungkap error term
Y
2
= py2.1X
1
+ py2.2X
2
+ py2.3X
3
+ e Dimana: Y
2 2
= X
Kinerja dosen
1
X = Iklim organisasi
2
X = Motivasi kerja
3
py = Kepuasan kerja
2
.
1
= Koefisien Jalur X py
1 2
.
2
= Koefisien Jalur X py
2 2
.
3
= Koefisien Jalur X e
3 2
3.8.1. Analisis Jalur Untuk Persamaan Substruktur Pertama
= Variabel yang tidak terungkap error term
Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja dosen di Politeknik Negeri Medan.
Pengaruh tersebut diuji dengan tingkat kepercayaan confidence interval 95 atau alpa = 0,05. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan uji serempak dan uji
parsial.
Universitas Sumatera Utara
3.8.1.1. Uji Serempak Uji F
Pengujian hipotesis untuk uji serempak pada persamaan substruktur 1 adalah sebagai berikut:
Ho: b1, b2 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama antara iklim organisasi dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja
dosen di Politeknik Negeri Medan. H
1
Untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen dapat dilakukan
dengan melmbandingkan F : b1, b2
≠ 0 artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara iklim organisasi dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja
dosen di Politeknik Negeri Medan.
Hitung
dengan F
tabel
. Rumus untuk menetukan F Pryatno: 2008 adalah sebagai berikut:
hitung
Jika F
hitung
F
tabel
pada tingkat kepercayaan 95, maka Ho diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika F
hitung
F
tabel
pada tingkat kepercayaan 95, maka Ho ditolak dan H
1
3.8.1.2. Uji Parsial Uji t
diterima.
Pengujian hipotesis untuk uji parsial pada persamaan substruktur 1 adalah: Ho: b
1
H = 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara iklim
organisasi terhadap kepuasan kerja dosen di Politeknik Negeri Medan.
1
: b
1
≠ 0, artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara iklim organisasi terhadap kepuasan kerja dosen di Politeknik Negeri Medan.
Universitas Sumatera Utara
Ho: b
2
H = 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi
kerja terhadap kepuasan kerja dosen di Politeknik Negeri Medan.
1
: b
2
Rumus untuk menentukan t ≠ 0, artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja
terhadap kepuasan kerja di Politeknik Negeri Medan.
hitung
Sanusi: 2011 adalah sebagai berikut:
Apabila t
hitung
t
tabel
pada tingkat kepercayaan 95, maka Ho diterima dan Ha ditolak, dan apabila t
hitung
t
tabel
, maka Ho diterima dan Ha ditolak pada tingkat kepercayaan 95.
3.8.2. Analisis Jalur Untuk Persamaan Substruktur Kedua
Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi, motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja dosen di Politeknik Negeri
Medan. Pengaruh tersebut diuji dengan tingkat kepercayaan confidence interval 95 atau alpa = 0,05. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan uji serempak dan
uji parsial.
3.8.2.1. Uji Serempak Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas yaitu iklim organisasi X
1
, motivasi kerja X
2
dan kepuasan kerja Y
1
secara serempak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat
yaitu kinerja dosen Y
2
di Politeknik Negeri Medan.
Universitas Sumatera Utara
Pengujian hipotesis untuk uji serempak pada persamaan substruktur kedua adalah sebagai berikut:
Ho: b
1
, b
2
, b
3
Ha: b = 0 artinya tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan secara
bersama-sama antara iklim organisasi, motivasi kerja dan kepuasan kerja terhada kinerja dosen di Politeknik Negeri Medan.
1
, b
2
, b
3
Pengujian hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan statistik F uji F, dengan ketentuan apabila hasil F
≠ 0 artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara iklim organisasi, motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap
kinerja dosen di Politeknik Negeri Medan.
hitung
F
tabel,
maka H ditolak
dan H
1
diterima, sebaliknya apabila F
hitung
F
tabel
, maka H diterima dan H
1
ditolak.
3.8.2.2. Uji Parsial Uji t
Pengujian hipotesis untuk uji Parsial pada persamaan substruktur 2 adalah sebagai berikut:
Ho: b
1
Ha: b = 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara iklim
organisasi terhadap kinerja dosen di Politeknik Negeri Medan.
1
Ho: b ≠ 0, artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara iklim organisasi
terhadap kinerja dosen di Politeknik Negeri Medan.
2
Ha: b = 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi
kerja terhadap kepuasan kerja dosen di Politeknik Negeri Medan.
2
≠ 0, artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja dosen di Politeknik Negeri Medan.
Universitas Sumatera Utara
Ho: b
3
Ha: b = 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan
kerja dengan kinerja dosen di Politeknik Negeri Medan.
3
Rumus untuk menentukan t ≠ 0, artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan kerja
dengan kinerja dosen di Politeknik Negeri Medan.
hitung
Apabila t Sanusi: 2011 adalah sebagai berikut:
hitung
t
tabel
pada tingkat kepercayaan 95, maka Ho diterima dan Ha ditolak, dan apabila t
hitung
t
tabel
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial pengaruh variabel bebas yaitu iklim organisasi X
, maka Ho diterima dan Ha ditolak pada tingkat kepercayaan 95 dengan
α = 0,05
1
, motivasi kerja X
2
, dan kepuasan kerja Y
1
terhadap kinerja dosen Y
2
signifikan atau tidak.
3.9. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian, maka sebaiknya dilakukan dahulu pengujian asumsi klasik. Tujuan pengujian tersebut
adalah untuk memastikan apakah alat uji parth analisisnya dapat dilakukan atau tidak. Apabila uji Asumsi Klasik telah terpenuhi, maka alat uji yang dipakai dapat
digunakan.
3.9.1. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pengukuran data-data yang berskala ordinal, interval maupun
rasio biasanya dengan menggunakan Uji Normalitas. Menurut Sugyono 2008 menyatakan bahwa model yang paling baik apabila datanya berdistribusi normal
Universitas Sumatera Utara
atau mendekati normal. Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas. Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan uji one sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data yang
berdistribusi normal jika asymp.sig. lebih besar dari 0,05.
3.9.2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan linier antara variabel independen dalam model regresi. Model yang baik memiliki syarat
jika tidak terdapat adanya multikolinieritas. Menurut Santoso 2002, pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai
persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Ghozali 2005 menyatakan bahwa jika nilai korelasi antara variabel bebas tersebut lebih besar
dari 0,7 maka dapat dikatakan bahwa terjadi gejala multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan nilai variance
inflation factor VIF pada model regresi. Apabila VIF lebih besar dari 5, maka variabel independen tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas.
3.9.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dimana terdapat ketidaksamaan varian dari residual untuk semua
pengamatan pada model regresi. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka yang terjadi adalah homoskedastisitas, sedangkan
jika variance berbeda disebut heteroskedastisitas. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak ada gejala heteroskedastisitas dalam pengujian
yang dilakukan. Uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini dideteksi dengan
Universitas Sumatera Utara
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana sumbu Y adalah yang diprediksi dan sumbu X adalah residual. Adapun dasar analisis untuk
heteroskedastisitas adalah: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang
teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, hal ini mengindekasikan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas dalam model.
2. Jika tdak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, hal ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
4.1.1. Sejarah Singkat Politeknik Negeri Medan
Program pendidikan Politeknik merupakan jalur pendidikan vokasi pada tingkat perguruan tinggi yang membekali lulusannya dengan ketrampilan yang
didukung dengan pengetahuan dasar yang cukup dan sikap disiplin yang tangguh. Dengan bekal ini diharapkan alumni Politeknik dapat berkembang menjadi tenaga
profesional dalam bidangnya, khususnya dibidang industri maupun dibidang usaha pada umumnya. Di Indonesia, sistem pendidikan Politeknik sudah dirintis
sejak 1973, diawali dengan pembukaan Politeknik Mekanik Swiss PMS di
Universitas Sumatera Utara
Bandung tahun 1976 yang menjadi model pendidikan profesional, yang sekarang bernama Politeknik Manufaktur Polman.
Dasar hukum pendirian Politeknik adalah Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No.
032DJKEP1979, tentang pembentukan Politeknik di enam daerah yang mempunyai perguruan tinggi negeri yaitu: Politeknik Universitas Sumatera Utara,
Politeknik Universitas Sriwijaya, Politeknik Universitas Indonesia, Politeknik Institut Teknologi Bandung, Politeknik Universitas Diponegoro, dan Politeknik
Universitas Brawijaya. Seluruh kegiatan Politeknik di atas dikendalikan secara terpusat oleh
Technical Education Development Centre TEDC Bandung. Kemudian TEDC diubah menjadi Politecnic Education Development Centre PEDC yang juga
berfungsi sebagai lembaga pendidikan bagi doseninstruktur yang akan bertugas di Politeknik Negeri seluruh Indonesia.
Pembangunan fisik Politeknik USU dimulai pada tahun 1980, dan pengadaan peralatan tahap awal hampir selesai dilaksanakan pada tahun 1982,
sedangkan program pendidikan dimulai bulan September tahun akademik 19821983, dengan tiga program studi bidang keteknikan yaitu: Teknik Mesin,
Teknik Sipil, Teknik Elektro, dan pada tahun akademik 19831984 dibuka program studi teknik elektronika. Program studi teknik telekomunikasi dibuka
pada tahun 1987 dan program studi teknik energi pada tahun 1988. Operasional pendidikan berkembang dengan mendapat bantuan tenaga ahli dari Swiss, yang
disebut Swisscontact.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 1985, sejalan dengan pengembangan Politeknik di Indonesia, Politeknik USU Medan menambah satu jurusan di Bidang Tata Niaga dengan tiga
program studi yaitu: Administrasi Niaga, Perbankan Keuangan serta Akuntansi dengan bantuan tenaga ahli dari Australia, yang disebut Australian Project.
SK Mendikbud RI No. 35DIKTIkep1990 tanggal 5 september 1990 dikeluarkan untuk menegaskan kembali mengenai jumlah program studi yang ada
di Politeknik Negeri Medan yaitu: Program Studi Teknik Mesin, Teknik Energi, Teknik Sipil,Teknik Listrik,Teknik Elektronika, Teknik Telekomuniksi,
Administrasi Bisnis, Perbankan Keuangan, dan Akuntansi. Berdasarkan Kepmen No. 084O1997 pada tanggal 20 April 1997 Politeknik USU berubah
menjadi Politeknik Negeri Medan. Pada bulan Januari 2007, Politekenik Negeri Medan telah mendapat izin prinsip dari Dirjen Dikti untuk menyelenggarakan
program studi baru, yaitu Program Studi Teknik Komputer dan Program Studi Informatika dan program studi MICE kemudian pada tahun 2009 polmed
mendapat izin untuk membuka Program Studi Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan serta Program Studi Manajemen Rekayasa Kontruksi Gedung, dimana
ketiga program studi tersebut adalah Progran Studi Jenjang Diploma Empat 4. Dalam perkembangannya, jumlah dan jenjang program studi terus
bertambah sesuai dengan sumber daya yang dimiliki serta tuntutan kebutuhan masyarakat industri. Hingga akhirnya tahun 2013 polmed memiliki 11 Prgram
Studi Jenjang Diploma Tiga D3 dan Program Studi Jenjang Diploma Empat D4 atau Sarjana Sains Tarapan.
4.1.2. Visi dan Misi Politeknik Negeri Medan
Universitas Sumatera Utara
Politeknik Negeri Medan adalah perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi yang bertujuan mendidik tenaga ahli terampil di berbagai
lapangan kerja sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan. Selain itu Politeknik Negeri Medan diharapkan menjadi acuan atau standar untuk
pendidikan vokasi sejenis yang ada di Sumatera Utara serta memegang peranan penting dalam menghasilkan lulusan yang profesional di bidangnya, berwawasan
luas, inovatif dalam ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK sesuai dengan visi dan misi Politeknik Negeri Medan.
Visi Politeknik Negeri Medan: ”menjadi institusi pendidikan vokasi yang profesional dan unggul di tingkat nasional dan internasional”.
Misi Politeknik Negeri Medan: ”memajukan pendidikan dan pelatihan yang menghasilkan tenaga profesional dengan standar mutu nasional dan
internasional, melaksanakan penelitian di bidang ilmu terapan untuk pengembangan aplikasi ilmu pengetahuan teknologi IPTEK, serta menerapkan
IPTEK untuk memajukan kewirausahaan dan bermitra nasional, kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara”.
4.1.3. Struktur Organisasi Politeknik Negeri Medan
Organisasi Politeknik Negeri Medan tersusun dan diisi dari dua kelompok, yaitu dosen dan pegawai. Jabatan-jabatan seperti: Direktur dan pembantunya,
senat, dosen dan jabatan fungsional lainnya, UPPM, serta inkubator bisnis dan teknologi, dijalankan oleh kelompok dosen, sedangkan kelompok pegawai
menjalankan jabatan-jabatan selain dari yang disebut di atas, seperti urusan administrasi yang berhubungan dengan kemahasiswaan, keuangan dan
kepegawaian.
Universitas Sumatera Utara
Direktur beserta Pembantu Direktur I, II, III,dan, IV merupakan unsur pimpinan, pembina dan penanggung jawab seluruh penyelenggaraan tridarma
perguruan tinggi serta aktivitas-aktivitas lainnya. Senat Politeknik Negeri Medan bertugas secara berkala mengawasi kinerja
unsur pimpinan, serta ikut bersama-sama dengan pimpinan memikirkan dan merumuskan kebijakan-kebijakan dalam penyelenggaraan Tri Darma Perguruan
Tinggi di Politeknik Negeri Medan. Dewan penyantun merupakan unsur masyarakat diluar organisasi yang bertugas membantu menyantuni serta
mengasuh Politeknik Negeri Medan. Sebagaimana lembaga pendidikan yang lain, pengelolaan pendidikan
dilaksanakan oleh kelompok dosen bersama-sama dengan pegawai. Pengelolaan ini dibagi berdasarkan jurusan dan bidang studi. Untuk kegiatan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, pengelolaanya dilaksanakan oleh satu unit khusus yang disebut dengan UPPM. Di samping menyelenggarakan Tri Darma Perguruan
Tinggi, melalui pemanfaatan fasilitas laboratorium, bengkel, dan studio yang ada diluar jam pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi, Politeknik Negeri Medan
juga menawarkan jasa dan menghasilkan produk-produk komersial yang diperlukan bagi masyarakat umum. Bagan struktur organisasi Politeknik Negeri
Medan dapat dilihat dalam gambar 4.1. sebagai berikut:
DEWAN PENYANTUN
PEMBANTU DIREKTUR 1
SENAT DIREKTUR
PEMBANTU DIREKTUR 2
PEMBANTU DIREKTUR 3
PEMBANTU DIREKTUR 4
Universitas Sumatera Utara
UPT
Sumber: Politeknik Negeri Medan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Politeknik Negeri Medan 4.1.4.
Program Studi Politeknik Negeri Medan
Politeknik Negeri Medan mengasuh program pendidikan diploma III, diploma IV dan pendidikan satu tahun PPST, dengan menggunakan kurikulum
berbasis kompetensi dan telah memperoleh sertifikat dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi BAN-PT DIKTI Kemendiknas. Hingga tahun 2013
Politeknik Negeri Medan memiliki 11 Program Studi Jenjang Diploma Tiga D3 dan 3 Program Studi Jenjang Diploma Empat D4 Sarjana Sains Terapan. Profil
setiap Program Studi dapat dilihat dalam Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Profil Program Studi Politeknik Negeri Medan
No. Nama Prodi
Jenjang Tahun
Berdiri Akreditasi
1 Teknik Mesin
D3 1982
C
BAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK
KEMAHASISWAAN PERENCANAAN DAN
SISTEM INFORMASI BAGIAN
ADMINISTRASI UMUM KEUANGAN
KEPEGAWAIAN
SUB.BAG. PERENCANAAN
SIS. INFO SUB.BAG.
AKADEMIK KEMAHASISWAAN
DOSEN JABATAN FUNGSIONAL
LAINNYA SUB.BAG.
TATA USAHA
SUB.BAG KEPEGAWAIAN
UPT PUSTAKA
JURUSAN MESIN UPT JASA
PERBAIKAN
UPT INKUBATOR BISNIS
TEKNOLOGI UPT
PEMELIHARAAN PERBAIKAN
UPT PENERBITAN
UPT KOMPUTER
JURUSAN SIPIL JURUSAN ELEKTRO
JURUSAN AKUNTANSI JURUSAN ADM. NIAGA
UNIT PENELITIAAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT
Universitas Sumatera Utara
2 Teknik Konversi Energi
D3 1988
C 3
Teknik Sipil D3
1982 B
4 Teknik Listrik
D3 1982
B 5
Teknik Elektronika D3
1983 B
6 Teknik Telekomunikasi
D3 1987
C 7
Teknik Komputer D3
2007 B
8 Manajemen Informatika
D3 2007
B 9
Akuntansi D3
1986 B
10 Perbankan dan Keuangan
D3 1986
A 11
Administrasi Bisnis D3
1986 A
12 Usaha Jasa Konversi Perjalanan dan
Pameran MICE D4
2007 C
13 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan
D4 2009
Proses 14
Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
D4 2009
Proses
Sumber : Buku Informasi Politeknik Negeri Medan, 2012
Politeknik Negeri Medan diasuh oleh tenaga pengajar dan instruktur yang berkompeten di bidangnya, serta teknisi dan laboran yang berpengalaman.
Politeknik Negeri Medan telah mendapat berbagai bantuan HIBAH bersaing baik dari World Bank, Asian Development Bank, DIKTI, maupun dari pemerintah
provinsi Sumatera Utara untuk pengembangan staf pengajar, gedung kuliah, workshop, laboratorium, studio, perpustakaan, jaringan internet dan lain-lain.
Dalam bidang manajemen dan pelayanan kepada pelanggan mahasiswa, masyarakat dan stake holder, Politeknik Negeri Medan telah menerapkan standar
ISO 9001 : 2008 pada tanggal 26 Nopember 2009 dan telah berhasil mempertahankan sertifikasi tersebut dalam beberapa kali surveillance oleh
eksternal auditor PT SGS Indonesia.
4.2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan masa kerja.
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik responden berdasarkan usia responden disajikan pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Kelompok Usia
Jumlah Responden Orang
Persentase
20-29 Tahun 6
7,89 30-39
18 23,68
40-49 32
42,11 50
20 26,32
Jumlah 76
100
Sumber: Hasil Penelitian 2013 Data diolah
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa umur responden yang paling dominan adalah yang berusia 41 sampai dengan 50 tahun yang berjumlah 32 orang dan
responden yang berusia 51 sampai dengan 60 tahun berjumlah 20 orang. Berdasarkan umur responden dapat dilihat gambaran bahwa dosen Politeknik
Negeri Medan yang dominan berumur 41 sampai dengan 50 tahun adalah akibat pendirian jurusan bidang Tata Niaga pada tahun 1985 dimana pada saat ini
diadakan penerimaan dosen yang cukup banyak yang rata-rata berumur 24-26 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dosen yang menjadi responden sudah cukup
lama bekerja dan sudah memiliki banyak pengalaman mengenai situasi dan kondisi di Politeknik Negeri Medan.
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah Orang Persentase
Pria 50
65,79 Wanita
26 34,21
Total 76
100
Sumber: Hasil Penelitian 2013 data diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 50 orang dan responden wanita sebanyak 26 orang.
Hal ini menunjukkan bahwa Politeknik Negeri Medan mempunyai dosen pria lebih banyak dari dosen wanita. Perbedaan ini adalah akibat pada saat permulaan
pendirian Politeknik hanya membuka program keteknikan dimana dosen yang diterima dominan pria. Bahkan sampai sekarang jurusan tehnik jauh lebih banyak
dari jurusan Tata Niaga.
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan disajikan dalam Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan
Jumlah Orang Persentase
S1 5
6,58 S2
71 93,42
S3 -
- Total
76 100
Sumber: Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dosen yang menjadi responden
dominan berpendidikan S2 sebanyak 71 orang dan S1 sebanyak 5 orang. Hal ini menunjukkan bahwa Politeknik telah mengikuti Program Pemerintah yang
mewajibkan semua dosen yang mengajar di Lembaga Perguruan Tinggi harus berpendidikan S2.
4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat dalam Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Tahun
Jumlah Orang Persentase
0- 10 10
13,16 11 - 20
32 42,11
21 – 30 34
44,73 Total
76 100
Sumber: Hasil Penelitian 2013 Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa responden penelitian yang paling dominan adalah dosen yang sudah memiliki masa kerja 21 sampai 30 tahun
sebanyak 34 orang, kemudian responden yang masa kerjanya 11 sampai 20 tahun sebanyak 32 orang dan yang masa kerjanya 0 sampai 10 tahun sebanyak 10 orang.
Hal ini memberi gambaran bahwa dosen yang menjadi responden penelitian lebih banyak dosen yang diterima pada saat Politeknik mulai berdiri.
4.3. Jawaban Responden Atas Variabel Penelitian
4.3.1. Jawaban Responden Atas Variabel Iklim Organisasi
Jawaban responden untuk item variabel iklim organisasi dapat dilihat dalam Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Frekwensi Variabel Iklim Organisasi
Item No.
Pernyataan Jawaban Responden
SS S
N TS
STS F
F F
F F
1 Pembagian tugas
yang jelas 6
7,89 33
43,42 24
31,58 13
17,11 2
Pengambilan keputusan yang
tepat 26
34,21 21
27,63 29
38,16 3
Sasaran mutu yang tinggi
10 13,16
46 60,53
15 19,74
5 6,58
4 SOP telah
dijalankan dengan baik
22 28,95
44 57,89
10 13,16
5 Kebebasan dalam
mengambil 9
11,84 54
71,05 6
7,89 7
9,21
Universitas Sumatera Utara
keputusan 6
Kebebasan dalam menyelesaikan
pekerjaan 7
9,21 56
73,68 8
10,53 5
6,58 7
Penghargaan akan kineja yang baik
16 21,05
20 26,32
40 52,63
8 Sistem promosi
dijalankan sesuai kemampuan
15 19,74
24 31,58
37 48,68
9 Sesama dosen
saling mempercayai 35
46,05 32
42,11 9
11,84 10
Bangga menjadi dosen politeknik
negeri medan 42
55,26 34
44,74 11
Komitmen untuk mencapai tujuan
26 34,21
50 65,79
Sumber: Hasil Penelitian 2013 Data diolah Catatan: F = Frekuensi
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa iklim organisasi di Politeknik Negeri Medan belum kondusif. Hal ini ditunjukkan dari pernyataan yang
berhubungan dengan iklim organisasi dimana masih banyak responden yang menjawab netral. Iklim organisasi yang tidak kondusif banyak ditunjukkan
jawaban responden yang berkaitan dengan pembagian tugas yang jelas sebanyak 31,58 menyatakan netral. Bahkan untuk pernyataan yang berkaitan dengan
penghargaan kinerja, sistim promosi, dan pengambil keputusan, jawaban responden menyatakan tidak setuju masih cukup besar yaitu sebanyak 52,63
untuk penghargaan kinerja, sebanyak 48,68 untuk sistim promosi, dan sebanyak 38,16 untuk pengambilan keputusan yang tidak tepat. Secara umum bahwa
iklim organisasi di Politeknik Negeri Medan masih belum kondusif, hal ini terlihat dari 11 butir pernyataan yang dibagikan kepada responden hanya 2 butir
pernyataan yang mendapat jawaban sangat setuju dan setuju yaitu rasa bangga menjadi dosen Politeknik Negeri Medan dan komitmen yang tinggi untuk
mencapai tujuan organisasi.
4.3.2. Jawaban Responden atas Variabel Motivasi Kerja
Universitas Sumatera Utara
Jawaban responden untuk item variabel Motivasi Kerja dapat dilihat dalam Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kerja
Item No.
Pernyataan Jawaban Responden
SS S
N TS
STS F
F F
F F
1 Menyelesaikan
pengajaran sesuai silabus
20 26,32
49 64,47
7 9,21
2 Melakukan
pekerjaan untuk lembaga
17 22,37
46 60,53
15 19,74
3 Mengajar dengan
baik 17
22,37 41
53,95 18
23,68 4
Meningkatkan kemampuan diri
27 35,53
46 60,53
3 3,95
5 Mengatasi persoalan
dengan bijaksana 16
21,05 52
68,42 8
10,53 6
Mengembangkan metode pengajaran
15 19,74
47 61,84
14 18,42
7 Mengajar tepat
waktu 3
3,95 38
50,00 24
31,58 11
14,47 8
Menyerahkan nilai tepat waktu
24 31,58
42 55,26
10 13,16
9 Aktif mengikuti
berbagai kegiatan selain pengajaran
10 13,16
33 43,42
21 27,63
12 15,79
10 Mematuhi peraturan
22 28,95
40 52,63
13 17,11
11 Mengikuti SOP
12 15,79
56 73,68
8 10,53
12 Membangun
hubungan sesama dosen
27 35,53
44 57,89
5 6,58
13 Berusaha membantu
teman dosen 13
17,11 40
52,63 18
23,68 5
6,58 14
Menerima kritikan 23
30,26 46
60,53 7
9,21
Sumber: Hasil Penelitian 2013 Data diolah Catatan: F = Frekuensi
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa motivasi kerja dosen di Politeknik Negeri Medan masih belum maksimum. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan yang
berhubungan dengan motivasi kerja bahwa masih banyak yang menjawab netral dan untuk beberapa pernyataan masih ada jawaban yang tidak setuju. Untuk
pernyataan mengajar dengan tepat waktu, responden menjawab dengan netral tertinggi sebesar 31,58 dan terendah untuk meningkatkan kemampuan diri
Universitas Sumatera Utara
sebesar 3,95. Bahkan untuk jawaban tidak setuju dari responden dapat dilihat jawaban tertinggi dari pernyataan mengikuti kegiatan diluar pengajaran sebesar
15,79, dan jawaban tidak setuju dari responden terendah, dapat dilihat dari pernyataan membantu sesama dosen sebesar 6,58.
4.3.3. Jawaban Responden Atas Variabel Kepuasan Kerja
Jawaban responden untuk item variabel kepuasan kerja dapat dilihat dalam Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Kerja
Item No.
Pernyataan Jawaban Responden
SS S
N TS
STS F
F F
F F
1 Puas dengan
insentif yang diterima
6 7,89
28 36,84
22 28,95
20 26,32
2 Puas dengan waktu
pembayaran insentif
2 2,63
18 23,68
28 36,84
28 36,84
3 Senang dengan
sikap ketua jurusan 1
1,32 30
39,47 25
32,89 20
26,32 4
Senang dengan sistem monitoring
1 1,32
18 23,68
27 35,53
30 39,47
5 Sebagai dosen
menyenangkan 44
57,89 31
42,11 6
Pekerjaan dosen sesuai dengan minat
38 50,00
33 44,74
4 5,26
7 Mata kuliah sesuai
dengan keahlian 34
44,74 39
51,32 3
3,95 8
Senang dengan hubungan personal
12 15,79
53 69,74
9 11,84
2 2,63
9 Puas dengan
kerjasama sesama dosen
7 9,21
55 72,37
11 14,47
3 3,95
10 Puas dengan sistem
pemilihan ketua jurusan
1 1,32
21 27,63
28 36,84
26 34,21
11 Senang dengan
kebijaksanaan promosi
14 18,42
26 34,21
36 47,37
12 Senang dengan
kenaikan pangkat 11
14,47 65
85,53
Sumber: Hasil Penelitian 2013 Data diolah Catatan: F = Frekuensi
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa kepuasan kerja untuk dosen Politeknik Negeri Medan untuk beberapa pernyataan sudah mencapai tingkat kepuasan yang
baik. Pernyataan seperti pekerjaan sebagai dosen menyenangkan, responden
Universitas Sumatera Utara
menjawab sangat setuju sebesar 57,89 dan responden yang menjawab setuju sebesar 42,11. Demikian juga dengan pernyataan dengan kenaikan pangkat,
responden yang menjawab sangat setuju sebesar 14,47 dan responden yang menjawab setuju sebesar 85,53. Bahkan pernyataan-pernyataan yang berkaitan
dengan pekerjaan sebagai dosen dan hubungan sosial diantara dosen sudah menunjukkan keadaan yang baik sekalipun masih ada responden yang menjawab
netral dan tidak setuju. Tetapi untuk pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan besar insentif dan waktu pembayarannya, responden memberikan jawaban
netral dan tidak setuju lebih besar dari 50. Pernyataan yang berkaitan dengan sikap ketua jurusan, terutama dengan sistim monitoring yang dijalankan,
responden memberikan jawaban tidak setuju paling tinggi sebesar 39,47. Ketidakpuasan paling tinggi yang dialami oleh para dosen terlihat dalam
kebijaksanaan promosi, dimana responden yang menjawab netral sebesar 47,37 dan tidak setuju sebesar 34,21.
Secara keseluruhan, kepuasan kerja dosen di Politeknik Negeri Medan masih rendah karena dari 14 pernyataan yang dibagikan untuk dijawab oleh
responden hanya dua pernyataan yang meberikan jawaban sangat setuju dan setuju.
4.3.4. Jawaban Responden Atas Variabel Kinerja Dosen
Jawaban responden untuk item variabel kinerja dosen dapat dilihat dalam Tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Dosen
Item No.
Pernyataan Jawaban Responden
SS S
N TS
STS F
F F
F F
1 Persiapan
sebelum 21
27,63 46
60,53 9
11,84
Universitas Sumatera Utara
mengajar 2
Membuat rencana perkuliahan
16 21,05
49 64,47
11 14,47
3 Menghidupkan
suasana kelas 26
34,21 50
65,79 4
Membuat kesimpulan
perkuliahan 18
23,05 50
65,79 8
10,53 5
Memberikan kesempatan
bertanya 35
46,05 41
53,95 6
Menggunakan fasilitas perkuliahan
31 40,79
39 51,32
6 7,89
7 Melaksanakan ujian
32 42,11
44 57,89
8 Melakukan
penilaian dengan objektif
23 30,26
47 61,84
6 7,89
9 Menjelaskan pokok
bahasan 23
30,26 49
64,47 4
5,26 10
Memberikan contoh yang relevan
26 34,21
43 56,58
7 9,21
11 Menguasai isu-isu
terbaru 21
27,63 50
65,79 5
6,58 12
Melakukan penelitian
18 23.68
47 61,85
11 14,47
13 Mempublikasikan
hasil penelitian 15
19,74 29
38.16 32
42,11 14
Membimbing penelitian
mahasiswa 23
30,26 45
59,21 8
10,53 15
Menjaga wibawa 22
28,95 47
61,84 7
9,21 16
Bersikap adil terhadap mahasiswa
29 38,16
44 57,89
3 3,95
17 Hadir tepat
menjalankan pengajaran
5 6,58
37 48,68
26 34,21
8 10,53
18 Kesiapan menerima
kritikan 23
30,26 48
63,16 5
6,58 19
Bersikap toleransi terhadap
keberagaman mahasiswa
38 50,00
34 44,74
4 5,26
20 Pengabdian kepada
masyarakat 18
23,68 48
63.16 10
13,18
Sumber: Hasil Penelitian 2013 Data diolah Catatan: F = Frekuensi
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa kinerja dosen di Politeknik Negeri Medan belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari seluruh pernyataan yang berkaitan
dengan kinerja dosen masih banyak dosen yang menjawab netral dan tidak setuju. Jawaban responden untuk pernyataan mempublikasikan hasil penelitian,
merupakan jawaban netral tertinggi yaitu sebesar 42,11 dan juga jawaban tidak
Universitas Sumatera Utara
setuju tertinggi yaitu sebesar 10,53 untuk pernyataan ketepatan waktu dalam menjalankan pengajaran.
4.4. Analisis Statistik Infrential
4.4.1. Pengujian Asumsi Klasik Persamaan Substuktur Pertama
4.4.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah jika data berdistribusi normal
atau mendekati normal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Untuk uji normalitas dalam penelitian ini digunakan uji one sample Kormogorov- Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Uji normalitas dilakukan
dengan bantuan program SPSS yang hasilnya dapat dilihat dalam Tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Persamaan Substruktur Pertama
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted Value
N 76
Normal Parameters
a,,b
Mean 43.3552632
Std. Deviation 2.83666671
Most Extreme Differences
Absolute .079
Positive .079
Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .691
Asymp. Sig. 2-tailed .727
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat hasil pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dimana diperoleh hasil bahwa data berdistribusi
normal karena nilai asymp.sig lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0,727.
4.4.1.2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan linier antara variabel indevenden dalam model jalur. Syarat yang harus dipenuhi dalam
model tidak terdapat multikolinieritas. Pengujian multikolinieritas dalam peneletian tersebut dilakukan dengan melihat nilai variance inflation factor VIF.
Apabila nilai VIF lebih besar dari 5 maka variabel indevenden mempunyai persoalan multikolinieritas Santoso: 2002. Pengujian multikolinieritas dapat
dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini:
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas Persamaan Substruktur Pertama
Coefficients
€
Model Unstandardized
Coefficients Standardi
zed Coefficie
nts t
Sig. 95.0
Confidence Interval for B
Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta
Lower Bound
Upper Bound
Toler ance
VIF 1
Constant 10.033
4.870 2.060 .043
.328 1.974E 1
Iklim Organisasi
.433 .099
.417 4.389 .000 .236
.630 .919 1.089
Motivasi Kerja
.294 .076
.367 3.867 .000 .142
.445 .919 1.089
a. Dependent Variable: kepuasan kerja
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat hasil perhitungan nilai Variance
Universitas Sumatera Utara
Inflation Factor VIF yang menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 5. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolineritas antar variabel bebas dalam model penelitian tersebut.
4.4.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi karena adanya perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dalam pengujian ini menggunakan
diagram pancar residual. Cara pengambilan keputusan yaitu: a. Jika diagram pancar membentuk pola-pola tertentu yang teratur, maka regresi
mengalami gangguan heteroskedastisitas. b. Jika diagram pancar tidak membentuk pola atau acak, maka regresi tidak
mengalami gangguan heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan alat bantu
SPSS dengan mengamati pola yang terdapat pada scatterplot yang hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas Persamaan Substruktur Pertama
Scatterplot
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Berdasarkan Gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan substruktur pertama terbebas dari asumsi heteroskedastisitas, sehingga
hasil penelitian ini dapat diterima dan dilanjutkan pengujian hipotesis dengan menggunakan Path Analysis Analisis Regresi Bertingkat .
4.4.2. Pengujian Asumsi Klasik Persamaan Substruktur Kedua 4.4.2.1.
Uji Normalitas Persamaan Substruktur Kedua
Uji normalitas yang digunakan pada persamaan substruktur kedua sama seperti yang digunakan dalam persamaan substruktur pertama yaitu Uji one
sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Hasil uji normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS yang hasilnya dapat
dilihat pada tabel 4.12 berikut ini
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Persamaan Substruktur Kedua
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Universitas Sumatera Utara
Unstandardized Predicted Value
N 76
Normal Parameters
a,,b
Mean 80.1973684
Std. Deviation 6.79815370
Most Extreme Differences
Absolute .074
Positive .074
Negative -.053
Kolmogorov-Smirnov Z .642
Asymp. Sig. 2-tailed .804
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.12, dapat dilihat Hasil Uji Normalitas dengan One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dimana diperoleh hasil bahwa data
berdistribusi normal karena nilai asymp.sig lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0,804.
4.4.2.2. Uji Multikoliniearitas Persamaan Substruktur Kedua
Uji Multikolinearitas yang digunakan sama seperti yang digunakan dalam persamaan substruktur pertama yaitu dengan melihat nilai variance inflation
factor VIF pada model . Apabila VIF lebih besar dari 5 maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas. Hasil pengujian
dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikoliniearitas Persamaan Substruktur Kedua
Coefficients
a
Model Unstandardize
d Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. 95.0 Confidence
Interval for B Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Lower
Bound Upper
Bound Toleranc
e VIF
Universitas Sumatera Utara
1 Constant
.594 8.145 .073 .942 -1.564E1 16.830
Iklim Organisasi
.677 .180 .332
3.752 .000 .317
1.037 .727
1.376 Motivasi
Kerja .946 .136
.603 6.982 .000
.676 1.216
.762 1.312
Kepuasan Kerja
.005 .190 .030
.027 .978 -.374
.385 .604
1.655
a. Dependent Variable: Kinerja dosen
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF, dimana tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF
lebih besar dari 5. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas dalam model penelitian.
4.4.2.3. Uji Heterokedastisitas Persamaan Substruktur Kedua
Heteroskedastisitas terjadi karena adanya perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dalam pengujian ini menggunakan
diagram pancar residual. Cara pengambilan keputusan yaitu: a.
Jika diagram pancar membentuk pola-pola tertentu yang teratur, maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas.
b. Jika diagram pancar tidak membentuk pola atau acak, maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.
Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut :
Scatterplot
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 data diolah:
Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Persamaan Substruktur Kedua
Berdasarkan Gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan substruktur kedua terbebas dari asumsi heteroskedastisitas, sehingga
hasil penelitian ini dapat diterima dan dilanjutkan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis jalur.
4.4.3. Hasil Pengujian Hipotesis 4.4.3.1. Pengujian Hipotesis Persamaan Substruktur Kedua
Untuk mengetahui bagaimana pengauruh variabel iklim organisasi, variabel motivasi kerja dan variabel kepuasan kerja terhadap variabel kinerja dosen pada
Politeknik Negeri Medan dapat dilihat pada persamaan jalur kedua atau pengaruh tidak langsung. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebelumnya dengan
persamaan jalur kedua atau pengaruh tidak langsung sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Y
2
= 0,332X
1
+ 0,603X
2
+ 0,030X
3
+ e
4.4.3.1.1. Menguji Koefisien Jalur
2
Pengujian koefisien jalur dilakukan dengan Uji F dan Uji t. Uji F dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel sedangkan uji t
dilakukan dengan membandingkan angka taraf signifikansi sig hasil perhitungan dengan taraf signifikansi 0,05 atau 5.
4.4.3.1.2. Pengujian Secara Serempak Hipotesis Pada Persamaan Jalur Kedua Uji F
Pengujian ini dilakukan dengan menetapkan hipotesis sebagai berikut: H
: b
1
, b
2
, b
3
H = 0, tidak ada hubungan positif dan signifikan antara variabel
organisasi, variabel motivasi kerja, dan variabel kepuasan kerja terhadap variabel kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan.
1
: b
1
, b
2
, b
3
Hasil pengujian dapat dilihat dari angka-angka perhitungan pada tabel 4.14 berikut:
≠ 0, ada hubungan positif dan signifikan antara variabel iklim organisasi, variabel motivasi kerja, dan variabel kepuasan kerja terhadap variabel
kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan.
Tabel 4.14 Kelayakan Model ANOVA Persamaan Substruktur Kedua
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
3466.117 3
1155.372 34.605
.000
a
Residual 2403.922
72 33.388
Total 5870.039
75
a. Predictors: Constant, Iklim organisasi, Motivasi kerja, Kepuasan kerja b. Dependent Variable: kinerja dosen
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa nilai
Fhitung
sebesar 34,605 dan nilai signifikansi 0,000. Pada tingkat kepercayaan 95 atau alpha = 0,05
Universitas Sumatera Utara
diperoleh nilai F
tabel
sebesar 2,725. Hal ini menunjukkan F
hitung
F
tabel
yaitu 34,605 2,725 dan taraf signifikansi hasil penelitian taraf signifikansi yaitu
0,000 0,05. Oleh karena itu H ditolak dan H
1
4.4.3.1.3. Koefisien Determinasi R-Square Persamaan Substruktur Kedua
diterima, yang berarti bahwa variabel iklim organisasi, variabel motivasi kerja, dan variabel kepuasan kerja
secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan.
Untuk melihat pengaruh variabel iklim organisasi, variabel motivasi kerja dan variabel kepuasan kerja secara serempak terhadap variabel kinerja dosen pada
Politeknik Negeri Medan dapat dilihat hasil perhitungan dalam model summary, khususnya angka R Square pada Tabel 4.15 berikut ini:
Tabel 4.15 Nilai Koefisien Determinasi R
2
Persamaan Jalur Kedua
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .768
a
.590 .573
5.77822 1.886
a. Predictors: Constant, kepuasan kerja, motivasi kerja, iklim organisasi b. Dependent Variable: kinerja dosen
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat besarnya angka R Square R
2
KD = r sebesar 0,590. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh
variabel iklim organisasi, variabel motivasi kerja, dan variabel kepuasan kerja terhadap variabel kinerja dosen dengan cara menghitung koefisien determinasi
dengan rumus sebagai berikut:
2
KD = 0,590 x 100 x 100
KD = 59,00. Koefisien Determinasi sebesar 59,00 berarti bahwa pengaruh variabel iklim
organisasi, variabel motivasi kerja, dan variabel kepuasan kerja terhadap variabel
Universitas Sumatera Utara
kinerja dosen adalah sebesar 59,00, sedangkan sisanya sebesar 41,00 100 - 59,00 dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, bahwa variabel kinerja
dosen yang dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel iklim organisasi, variabel motivasi kerja dan variabel kepuasan kerja adalah sebesar 59,00 dan
sebesar 41,00 disebabkan oleh variabel lain di luar model.
4.4.3.1.4. Pengujian Secara Parsial Hipotesis Persamaan Substruktur Kedua Uji t
Pengujian ini dilakukan dengan menetapkan hipotesis sebagai berikut: H
o:
b
1
H = 0, tidak ada hubungan positif dan signifikan antara variabel iklim
oraganisasi terhadap variabel kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan.
1
: b
1
H ≠ 0, ada hubungan positif dan signifikan antara variabel iklim organisasi
terhadap variabel kinerja pada Politeknik Negeri Medan.
o
: b
2
H = 0, tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel motivasi kerja
terhadap variabel kinerja pada Politeknik Negeri Medan
1
: b
2
H ≠ 0, ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel motivasi kerja
terhadap variabel kinerja pada Politeknik Negeri Medan.
o
: b
3
H = 0, tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel kepuasan
kerja terhadap kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan.
1
: b
3
Hasil pengujian menunjukkan, apabila t ≠ 0, ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel kepuasan kerja
terhadap kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan.
hitung
t
tabel
, maka H
o
ditolak dan H
1
diterima, sedangkan apabila t
hitung
t
tabel
, maka H
o
diterima dan H
1
Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh hasil pengujian hipotesis secara parsial sebagai berikut:
ditolak.
Universitas Sumatera Utara
1. Pengaruh Variabel iklim organisasi X
1
Y terhadap variabel kinerja dosen
2
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel iklim organisasi memiliki t
.
hitung
sebesar 3,752 sedangkan t
tabel
sebesar 1,665. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t
hitung
t
tabel
, yaitu 3,752 1,665, maka H
1
diterima dan H
2. Pengaruh variabel motivasi kerja X ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel iklim
organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja dosen pada Polteknik Negeri Medan.
2
Y terhadap variabel kinerja dosen
2
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja memiliki t
.
hitung
sebesar 6,982 sedangkan t
tabel
sebesar 1,665. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t
hitung
t
tabel
, yaitu 6,982 1,665, maka H
1
diterima dan H
o
3. Pengaruh variabel kepuasan kerja Y ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa variabel motivasi
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan.
1
Y terhadap variabel kinerja dosen
2
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja memiliki t
.
hitung
0,027 sedangkan t
tabel
1,665. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t
hitung
t
tabel
, yaitu 0,027 1,665, maka H
1
ditolak dan H
o
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel kepuasan kerja tidak
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan.
Universitas Sumatera Utara
4.4.3.2. Hasil Pengujian Hipotesis Persamaan Substruktur Pertama
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh iklim organisasi dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja dosen pada Politeknik Negeri Medan dapat dilihat
dari persamaan jalur pertama. Berdasarkan Tabel 4.11 sebelumnya dapat dilihat bentuk persamaan substruktur pertama pengaruh langsung sebagai berikut:
Y
1
= 0,417X
1
+ 0,367X
2
+ e
4.4.3.2.1. Menguji Koefisien Jalur
1
Pengujian koefisien jalur dilakukan dengan Uji F dan Uji t. Uji F dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel sedangkan uji t
dilakukan dengan membandingkan angka taraf signifikansi sig hasil perhitungan dengan taraf signifikansi 0,05 5.
4.4.3.2.2. Pengujian Secara Serempak Persamaan Substruktur Pertama Uji F
Pengujian ini dilakukan dengan menetapkan hipotesis sebagai berikut: H
: b
1
, b
2
H = 0, tidak ada hubungan positif dan signifikan antara variabel
organisasi dan variabel motivasi kerja terhadap variabel kepuasan kerja dosen pada Politeknik Negeri Medan.
1
: b
1
, b
2
Hasil pengujian dapat dilihat dari angka-angka perhitungan pada tabel 4.16 berikut ini:
≠ 0, ada hubungan positif dan signifikan antara variabel iklim organisasi dan variabel motivasi kerja terhadap variabel kepuasan kerja dosen
pada Politeknik Negeri Medan.
Tabel. 4.16 Kelayakan Model ANOVA Persamaan Substruktur Pertama
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig.
Universitas Sumatera Utara
1 Regression
603.501 2
301.750 23.894
.000
a
Residual 921.907
73 12.629
Total 1525.408
75
a. Predictors: Constant, motivasi kerja, iklim organisasi b. Dependent Variable: kepuasan kerja
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai F
hitung
sebesar 23,894 dan nilai signifikansi 0,000. Pada tingkat kepercayaan 95 atau alpha = 0,05,
diperoleh nilai F
tabel
sebesar 2,725. Hal ini menunjukkan F
hitung
F
tabel
4.4.3.2.3. Koefisien Determinasi R- Square Persamaan Substruktur Pertama
yaitu 23,894 2,725 dan taraf signifikansi hasil penelitian taraf signifikansi yaitu
0,000 0,05. Oleh karena itu Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel iklim organisasi dan variabel motivasi kerja secara serempak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja dosen pada Politeknik Negeri Medan.
Untuk melihat pengaruh variabel iklim organisasi dan variabel variabel motivasi kerja secara serempak terhadap variabel kepuasan kerja dosen pada
Politeknik Negeri Medan dapat dilihat hasil perhitungan dalam model summary, khususnya angka R square pada Tabel 4.17 berikut :
Tabel 4.17 Nilai Koefisien Determinasi R
2
Persamaan Jalur Pertama
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .629
a
.396 .379
3.55371 1.771
a. Predictors: Constant, motivasi kerja, iklim organisasi b. Dependent Variable: kepuasan kerja
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.17 dapat di ihat besarnya angka R Square R
2
sebesar 0,396. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel iklim organisasi dan variabel
motivasi kerja secara serempak terhadap variabel kepuasan kerja dosen dengan
Universitas Sumatera Utara
cara menghitung koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut: KD = r
2
KD = 0,396 x 100 x 100
KD = 39,60. Koefisien Determinasi sebesar 39,60 berarti bahwa pengaruh variabel
iklim organisasi dan variabel motivasi kerja terhadap variabel kepuasan kerja dosen adalah sebesar 39,60, sedangkan sisanya sebesar 60,40 100 -
39,60 dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, bahwa variabel kepuasan kerja dosen yang dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel iklim organisasi
dan variabel motivasi kerja adalah sebesar 39,60 dan sebesar 60,40 disebabkan oleh variabel lain di luar model.
4.4.3.2.4. Pengujian Secara Parsial Hipotesis Pada Persamaan Substruktur Pertama Uji t
Pengujian ini dilakukan dengan menetapkan hipotesis sebagai berikut: H
o
: b
1
H = 0, tidak ada hubungan positif dan signifikan antara variabel iklim
organisasi dengan variabel kepuasan kerja dosen pada Politeknik Negeri Medan.
1
:b
1
H ≠ 0, ada hubungan positif dan signifikan antara variabel iklim organisasi
dengan variabel kepusan kerja pada Politeknik Negeri Medan.
o
: b
2
H = 0, tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel motivasi
kerja dengan variabel kepuasan kerja pada Politeknik Negeri Medan.
1
: b
2
Hasil pengujian menunjukkan, apabila t ≠ 0, ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel motivasi kerja
dengan variabel kepuasan kerja pada Politeknik Negeri Medan.
hitung
t
tabel
, maka H ditolak dan
H
1
diterima, sedangkan apabila t
hitung
t
tabel
, maka H
o
diterima dan H
1
ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.11 diperoleh hasil pengujian hipotesis secara parsial sebagai berikut:
1. Pengaruh variabel iklim organisasi X
1
terhadap variabel kepuasan kerja Y
1
. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel iklim organisasi memiliki t
hitung
sebesar 4,389 sedangkan t
tabel
sebesar 1,665. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t
hitung
t
tabel
, yaitu 4,389 1,665, maka H
1
diterima dan H
o
2. Pengaruh variabel motivasi kerja X
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel iklim organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel kepuasan kerja dosen pada Polteknik Negeri Medan.
2
terhadap variabel kepuasan kerja Y
1
. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja memiliki t
hitung
sebesar 3,867 sedangkan t
tabel
sebesar 1,665. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t
hitung
t
tabel
, yaitu 3,867 1,665, maka H
1
diterima dan H
o
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa variabel motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel kepuasan kerja dosen pada Politeknik Negeri Medan.
4.4.3.2.5. Koefisien Determinasi Total R
2
Universitas Sumatera Utara
Nilai koefisien determinasi total dalam penelitian ini diperoleh melalui nilai e
e error term pada persamaan substruktur pertama dan persamaan
substruktur kedua sebagai berikut:
1
persamaan substruktur pertama :
e
1
= 0,78 e
2
persamaan substruktur kedua :
2
Dengan demikian, nilai koefisien determinasi total R = 0,64.
2
R :
2
= 1 - e
1 2
x e
2 2
R
2
= 1 - [ 0,78
2
x 0,64
2
R ]
2
R = 1 – 0,608 x 0,409
2
R = 1 – 0,248
2
Nilai R Square total sebesar 0,752, artinya bahwa variabel kinerja yang dijelaskan iklim organisasi, motivasi kerja dan kepuasan kerja sebagai variabel intervening
sebesar 75,20 dan sisanya 24,40 dijelaskan faktor lain di luar model misalnya budaya organisasi, linkungan kerja, pelatihan dan faktor lainnya.
= 0,752.
4.4.3.3. Analisis Pengaruh
Analisis pengaruh ditujukan untuk melihat seberapa kuat pengaruh suatu variabel dengan variabel lainnya baik secara langsung, maupun secara tidak
langsung. Interpretasi akan hasil ini akan memberikan pemahaman yang jelas untuk pengambilan strategi yang tepat dalam peningkatan kinerja. Menurut kajian
Universitas Sumatera Utara
teoritis dan hasil pengujian hipotesis sebelumnya, bahwa iklim organisasi dan motivasi kerja memiliki efek langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja
dosen.
4.4.3.3.1. Pengaruh Langsung Direct Effect
Pengaruh langsung variabel independen terhadap variabel dependen
dalam penelitian tersebut terdiri dari:
1. Pengaruh variabel iklim organisasi terhadap variabel kepuasan kerja. Berdasarkan hasil pengujian koefisien jalur pada persamaan jalur pertama
diperoleh angka koefisien jalur variabel iklim organisasi sebesar 0,417 sehingga dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan. 2. Pengaruh variabel iklim organisasi terhadap variabel kinerja dosen .
Berdasarkan hasil pengujian koefisien jalur pada persamaan jalur kedua diperoleh angka koefisien jalur variabel iklim organisasi sebesar 0,332
sehingga dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan.
3. Pengaruh variabel motivasi kerja terhadap variabel kepuasan kerja. Berdasarkan hasil pengujian koefisien jalur pada persamaan jalur pertama
diperoleh angka koefisien jalur variabel motivasi kerja sebesar 0,36 sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan.
4. Pengaruh variabel motivasi kerja terhadap variabel kinerja.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil pengujian koefisien jalur pada persamaan jalur kedua diperoleh angka koefisien jalur variabel motivasi kerja sebesar 0,603
sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan.
4.4.3.3.2. Pengaruh Tidak Langsung Indirect Effect
Pengaruh tidak langsung variabel independen terhadap variabel dependen
dalam penelitian tersebut terdiri dari:
1. Pengaruh variabel iklim organisasi terhadap kinerja melalui variabel kepuasan kerja dosen.
Berdasarkan hasil pengujian koefisien jalur pada persamaan jalur pertama dan kedua menunjukkan pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja melalui
kepuasan kerja, dimana pengaruh tersebut ditunjukkan hasil perkalian antara pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja dan pengaruh kepuasan kerja
terhadap kinerja yaitu 0,417 x 0,030 = 0,013. Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja hanya
mempunyai pengaruh yang sangat kecil jika dibandingkan dengan pengaruh langsung iklim organisasi terhadap kinerja sebesar 0,332.
2. Pengaruh variabel motivasi kerja terhadap kinerja melalui variabel kepuasan kerja dosen.
Berdasarkan hasil pengujian koefisien jalur pada persamaan jalur pertama dan kedua menunjukkan pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja melalui
kepuasan kerja, dimana pengaruh tersebut ditunjukkan hasil perkalian antara pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja dan pengaruh kepuasan kerja
terhadap kinerja yaitu 0,367 x 0,030 = 0,011. Hasil ini menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
Py1x1
0.417
Py1x2
.367
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja melalui kepuasan kerja hanya mempunyai pengaruh yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan pengaruh
langsung motivasi kerja terhadap kinerja sebesar 0,603. Pengaruh langsung dan tidak lansung variabel independen terhadap
variabel dependen dapat dilihat
e
1
Py2x1 0.013
= 0,78
0.332
P p
py2y1
.003
Py2x1 0.011
0.603
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Gambar 4.4 Hasil Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung
1. Y
1
=
.417
X
1
+
.367
X
2
+ e
1
2. Y
persamaan substruktur 1
2
=
.332
X
1
+
.603
X
2
+
.030
Y
1
+ e
2
4.4.3.3.3. Pengaruh Total Total Effect
persamaan substruktur 2
Pengaruh total dari variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian tersebut terdiri dari:
1. Pengaruh variabel iklim organisasi terhadap kinerja dosen melalui variabel kepuasan kerja.
Berdasarkan pengujian koefisien jalur pada persamaan substruktur pertama dan persamaan substruktur kedua dapat diketahui pengaruh total yang merupakan
hasil penjumlahan antara pengaruh variabel iklim organisasi terhadap variabel
X1 Iklim Organisasi
X2 Motivasi Kerja
Y1Kepuasan Kerja
Y2Kinerja Dosen
0.030
e
2
= 0,64
Universitas Sumatera Utara
kinerja dan pengaruh variabel iklim organisasi terhadap variabel kinerja melalui variabel kepuasan kerja yaitu 0,332 + 0,0125 = 0,345. Hasil ini menunjukkan
bahwa pengaruh keseluruhan dari variabel iklim organisasi terhadap variabel kinerja melalui variabel kepuasan kerja adalah sebesar 0,345 atau 34,50 dan
sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar model. 2. Pengaruh variabel motivasi kerja terhadap variabel kinerja dosen melalui
variabel kepuasan kerja. Berdasarkan pengujian persamaan jalur pada persamaan pertama dan
kedua dapat diketahui pengaruh total yang merupakan hasil penjumlahan antara pengaruh variabel motivasi kerja terhadap variabel kinerja dan pengaruh variabel
motivasi kerja terhadap variabel kinerja melalui variabel kepuasan kerja yaitu 0,603 + 0,0125 = 0,616. Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh keseluruhan dari
variabel motivasi kerja terhadap variabel kinerja melalui variabel kepuasan kerja adalah sebesar 0,616 atau 61,60 dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar
model.
4.5. Pembahasan Analisis Statistik Deskriptif
4.5.1. Analisis Deskriptif Iklim Organisasi
Menurut Wirawan 2007 bahwa “iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi,
mengenai apa yang ada atau terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan prilaku anggota organisasi dan kinerja anggota
organisasi secara individu dan kelompok yang kemudian menentukan kinerja organisasi”. Sedangkan Tagiuri dan Litwin dalam Wirawan 2007 menyatakan
bahwa “iklim organisasi merupakan kualitas lingkungan internal yang secara
Universitas Sumatera Utara
relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi, mempengaruhi perilaku setiap anggotanya”.
Berdasarkan hasil pengolahan data tentang iklim organisasi Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa iklim organisasi di Politeknik Negeri Medan masih belum
baik. Hal ini dapat dilihat dari 11 pernyataan yang berkaitan dengan iklim organisasi yang dibagikan kepada responden, ternyata masih banyak responden
memberikan jawaban netral dan tidak setuju. Jawaban tidak setuju tertinggi dapat dilihat untuk pernyataan yang berkaitan dengan penghargaan akan kinerja yaitu
sebesar 52,63. Kemudian pernyataan yang berkaitan dengan promosi yang dijalankan sebesar 48,68 dan pernyataan pengambilan keputusan yang tepat
sebesar 38,16. Situasi ini dapat terjadi akibat kurang bijaksananya pimpinan dalam merespon harapan dari dosen sehingga banyak kebijakan yang dijalankan
yang tidak sesuai dengan keinginan para dosen. Misalnya, penghargaan terhadap kinerja masih jauh dari yang diharapkan, sistim promosi yang belum dijalankan
secara adil dan sesuai dengan kemampuan. Kemudian untuk jawaban sangat setuju tertinggi dapat dilihat untuk pernyataan kebanggaan menjadi dosen
Politeknik Negeri Medan yaitu sebesar 55,26, pernyataan sesama dosen saling mempercayai sebesar 46,05 dan pernyataan komitmen untuk pencapaian tujuan
sebesar 34,21. Hal ini adalah merupakan sesuatu yang rasional, karena pekerjaan menjadi seorang dosen merupakan pekerjaan terpandang di kalangan
masyarakat. Juga pekerjaan dosen akan lebih memugkinkan untuk menjauhi tindakan- tindakan yang tidak rasional misalnya persaingan yang tidak sehat
diantara sesama dosen yang dapat menimbulkan saling tidak percaya. Secara umum, dapat dikatakan bahwa iklim organisasi di Politeknik Negeri Medan masih
Universitas Sumatera Utara
belum baik, oleh sebab itu pihak pimpinan perlu mengambil langkah-langkah yang lebih bijak sehingga iklim organisasi tersebut dapat semakin sehat yang tentu
akan berpengaruh terhadap kinerja dosen. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Wirawan 2007 yang menyatakan bahwa iklim organisasi
mempengaruhi kinerja organisasi. Sikap dan perilaku anggota organisasi mempengaruhi kinerja mereka secara individual dan kelompok yang kemudian
mempengaruhi kinerja organisasi. Iklim organisasi mempengaruhi produktivitas anggota dan selanjutnya mempengaruhi efektivitas dan efisiensi organisasi. Juga
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andriani, et al., 2004 yang menyatakan bahwa iklim organisasi berpengaruh langsung secara positif terhadap
kinerja karyawan.
4.5.2. Analisis Deskriptif Motivasi Kerja
Robbins 2008 menyatakan bahwa motivasi adalah sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seseorang individu untuk mencapai
tujuannya. Pada dasarnya orang termotivasi untuk melakukan pekerjaannya adalah untuk memenuhi kebutuhannya.
Dari hasil pengolahan data atas motivasi kerja Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa motivasi kerja dosen di Politeknik Negeri Medan masih belum maksimal.
Motivasi yang belum maksimal ini dapat dilihat dari 14 butir pernyataan yang dibagikan kepada responden dimana masih banyak responden yang menjawab
netral dan tidak setuju. Motivasi kerja paling rendah adalah pernyataan yang berhubungan dengan mengajar dengan tepat waktu, responden yang menjawab
netral sebesar 31,58 dan responden yang menjawab tidak setuju sebesar 14,47. Demikian juga untuk pernyataan yang berkaitan dengan keaktifan dalam
Universitas Sumatera Utara
mengikuti kegiatan lain diluar pengajaran dan membantu sesama dosen masih ada responden yang menjawab netral dan tidak setuju. Sedangkan motivasi kerja
tertinggi adalah yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan diri, dimana responden yang menjawab sangat setuju sebesar 35,53, yang menjawab setuju
sebesar 60,53 dan yang menjawab netral sebesar 3,95. Hal ini merupakan sesuatu yang rasional, dimana seorang dosen harus selalu berusaha untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta untuk menjawab kebutuhan mahasiwa.
Peningkatan kemapuan diri sebagai agen pembelajaran tentu akan meningkatkan kompetensi profesional dari dosen yang bersangkutan. Sesuai dengan Buku 1
Pedoman Sertifikasi Dosen Tahun 2008 yang menyatakan bahwa seorang dosen dalam menjalankan tugas sebagaimana diamanatkan dalam Tridarma Perguruan
Tinggi harus memiliki empat kompetensi yaitu: 1 kompetensi Paedagogik, 2 kompetensi Profesional, 3 kompetensi pribadi, dan 4 kompetensi sosial.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja dosen di Politeknik Negeri Medan masih belum maksimal. Oleh karena itu perlu
ditingkatkan dengan harapan kinerja dari dosen akan lebih baik di lembaga tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh oleh Munandar 2001
bahwa ada hubungan positif antara motivasi dan kinerja dengan pencapaian prestasi. Demikian juga Gibson 2000 menyatakan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah motivasi.
4.5.3. Analisis Deskriptif Kepusan Kerja
Universitas Sumatera Utara
Kepuasan kerja pegawai merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Jika seseorang
memandang pekerjaannya menyenangkan maka dia akan melakukannya dengan baik dan penuh tanggungjawab.
Berdasarkan pengolahan data tentang kepuasan kerja Tabel 4.8, hasilnya dapat dilihat bahwa kepuasan kerja dosen di Politeknik Negeri Medan
masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari 12 pernyataan yang berkaitan dengan kepuasan kerja dosen, masih lebih banyak responden menjawab netral dan tidak
setuju. Untuk pernyataan kepuasan mengenai besar insentif dan waktu pembayaran, lebih dari 50 responden menjawab netral dan tidak setuju.
Pernyataan mengenai sikap ketua jususan dan sistim monitoring yang dijalankan, juga responden menjawab netral dan tidak setuju lebih dari 50. Jawaban
tertinggi atas ketidakpuasan kerja dosen dapat dilihat pada pernyataan kebijaksanaan promosi yang belum dilaksanakan secara adil. Responden yang
menjawab netral sebesar 47,37 dan responden yang menjawab tidak setuju sebesar 34,21. Sedangkan jawaban tertinggi mengenai kepuasan kerja dosen
dapat dilihat pada pernyataan yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai dosen menyenangkan. Responden yang menjawab sangat setuju sebesar 57,89 dan
responden yang menjawab setuju sebesar 42,11. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar karena setiap orang harus memandang pekerjaannya sebagai sesuatu
yang menyenangkan. Kepuasan kerja dosen juga dapat dilihat pada pernyataan yang berkaitan dengan kenaikan pangkat dimana responden yang menjawab
sangat setuju sebesar 14 ,47 dan responden yang menjawab setuju sebesar 85,53. Secara keseluruhan bahwa kepuasan kerja di Politeknik Negeri Medan
Universitas Sumatera Utara
masih tergolong rendah, sebab itu perlu perhatian dari pihak pimpinan untuk meningkatkan kepuasan kerja para dosen untuk pencapaian kinerja yang lebih
baik, khususnya yang berkaitan dengan besar imbalan yang diterima dan juga waktu pembayaran setiap bulannya.
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Robbin 2008 yang menyatakan bahwa pekerja yang bahagia cenderung lebih produktif. Berarti seseorang yang
merasa puas akan lebih efektif dalam bekerja jika dibandingkan dengan yang tidak merasa puas. Davis 2000, juga menyatakan bahwa tingkat kepuasan seseorang
dapat menimbulkan keikatan yang lebih besar atau dapat menimbulkan keikatan yang lebih kecil yang kemudian mempengaruhi upaya dan akhirnya kinerja
prestasi.
4.5.4. Analisis Deskriptif Kinerja Dosen
Menurut Moehariono 2009 mendefenisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi baik
secara kuantitatif maupun kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Sedangkan Mangkunegara 2009 menyatakan kinerja adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Berdasarkan jawaban responden dan pengolahan data yang berkaitan dengan kinerja Tabel 4.9 menunjukkan bahwa kinerja dosen di Politeknik
Negeri Medan masih belum maksimal. Hal ini dapat dilihat bahwa dari 20 pernyataan yang berkaitan dengan kinerja, ternyata masih cukup banyak yang
Universitas Sumatera Utara
memberikan jawaban netral dan tidak setuju. Jawaban tertinggi untuk pernyataan kinerja dosen yang maksimal adalah yang berkaitan dengan pengelolaan suasana
kelas dimana responden yang menjawab sangat setuju sebesar 34,21 dan responden yang menjawab setuju sebesar 65,79. Hal ini menunjukkan bahwa
dosen di Politeknik Negeri Medan selalu berusaha agar para mahasiswa memiliki motivasi untuk tetap bergairah mengikuti perkuliahan sehingga tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Kemampuan untuk menghidupkan suasana kelas harus selalu diperhatikan oleh seorang dosen karena
ini merupakan tuntutan dari kemampuan paedagogik yang harus dimiliki oleh seorang dosen sebagaimana dijelaskan dalam buku 1 Pedoman Sertifikasi Dosen
Tahun 2008. Kinerja dosen terendah terlihat dalam pernyataan yang berkaitan dengan mempublikasikan hasil penelitian dan juga ketepatan waktu dalam
melaksanakan pengajaran. Untuk pernyataan yang berkaitan dengan mempublikasikan hasil penelitian, responden yang menjawab netral sebesar
42,11. Tingginya tangka tersebut bukan karena dosen tidak mempunyai niat untuk mempublikasikan hasil penelitiannya, melainkan disebabkan keterbatasan
media yang ada di Politeknik Negeri Medan yang sampai sekarang hanya memiliki satu jurnal yang hanya terbit dua kali dalam setahun. Jawaban responden
untuk pernyataan kehadiran dalam menjalankan pengajaran, responden yang menjawab netral sebesar 34,21 dan responden yang menjawab tidak setuju
sebesar 10,53. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kinerja dosen di Politeknik
Negeri Medan sudah baik tapi belum maksimal, oleh karena itu pihak manajemen perlu memperhatikan berbagai hal yang dapat meningkatkan kinerja dosen di
Universitas Sumatera Utara
lingkungan Politeknik Negeri Medan. Hal ini sesuai dengan penilaian kinerja dosen yang dikemukakan oleh Aiken Lewis R dalam Narimawati 2005 bahwa
penilaian terhadap kinerja dosen penting dilakukan, mengingat dosen dalam posisi strategis dalam mempengaruhi pelaksanaan pendidikan mahasiswanya maka tidak
mengherankan apabila pemerintah, orang tua mahasiswa, serta yang lain memperhatikan mutu pendidikan melalui kemampuan seorang dosen. Juga
melalui sistem pen-jaminan mutu yang dikembangkan saat ini, dan telah menjadi acuan baku bagi tiap-tiap perguruan tinggi, menetapkan dosen sebagai sumber
daya yang berkorelasi tinggi terhadap kemampuan lulusan untuk competition minded, yakni memiliki keahlian dan keilmuan sesuai dengan disiplin yang
ditekuninya Djojonegoro, 2004, 13.
4.6. Pembahasan Analisis Statistik Infrensial
4.6.1. Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Dosen
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah bahwa iklim organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan.
Pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja dosen dapat diketahui dalam uji hipotesis secara parsial pada persamaan substruktur kedua. Pengujian hipotesis
dengan menggunakan analisis jalur yang hasilnya dapat dilihat dalam Tabel 4.13. Hasil pengujian menyatakan bahwa iklim organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja dosen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen pada
Politeknik Negeri Medan. Artinya, jika terdapat iklim organisasi yang semakin sehat, tentu akan meningkatkan kinerja dari para dosen, dan sebaliknya jika iklim
organisasi semakin tidak sehat akan menurunkan kinerja dari para dosen. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan hasil penelitian Andriani, et al., 2004 menyatakan bahwa iklim organisasi berpengaruh langsung secara positif terhadap kinerja karyawan.
4.6.2. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Dosen
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen pada Politeknik Negeri
Medan. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja dosen dapat diketahui dalam uji hipotesis secara parsial dalam persamaan substruktur kedua. Pengujian hipotesis
dengan menggunakan analisis jalur yang hasilnya dapat dilihat dalam Tabel 4.13. Hasil pengujian menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan. Artinya, bahwa kinerja dosen akan semakin meningkat jika motivasi kerja semakin ditingkatkan
dan sebaliknya kinerja dosen akan semakin menurun jika motivasi kerja berkurang. Hal ini sesuai dengan penelitian Risetiawan 2010 dengan judul:
“Pengaruh Ikilm Organisasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Blora”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Semakin tinggi motivasi akan mengakibatkan meningkatnya kinerja karyawan dan
sebaliknya jika motivasi semakin rendah juga akan mengakibatkan menurunnya kinerja dari karyawan.
4.6.3. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Dosen
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen pada Politeinik Negeri
Medan. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja dosen dapat dilihat dalam uji hipotesis secara parsial dalam persamaan substruktur kedua. Pengujian hipotesis
dengan menggunakan analisis jalur dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.13. Hasil pengujian menyatakan bahwa kepuasan kerja tidak berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan. Nilai t positif menunjukkan bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan yang searah
dengan kinerja dosen tetapi tidak signifikan. Artinya ditemukan hubungan positif yang lemah antara kepuasan kerja dengan kinerja dosen. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Laffaldano dan Muchinsky 1985 dengan meta analisis mengakumulasi hasil 74 penelitian yang menghubungkan kepuasan
kerja dengan kinerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang lemah antara variabel kepuasan kerja terhadap variabel kinerja
karyawan. Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan menunjukkan, bahwa kinerja dosen tidak tergantung pada kepuasan kerja yang dirasakan para
dosen. Sesuai dengan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa kinerja dosen di Politeknik Negeri Medan sudah baik sekalipun belum maksimal. Sedangkan berdasarkan
analisis deskriptif Tabel 4.8, menunjukkan bahwa kepuasan kerja dosen secara keseluruhan masih tergolong belum memuaskan. Tetapi untuk pernyataan bahwa
menjadi dosen menyenangkan, responden menjawab sangat setuju sebesar 57,89 dan menjawab setuju sebesar 42,11. Dari jawaban responden tersebut dapat
dilihat bahwa faktor utama yang mempengaruhi kinerja dosen adalah niat atau hasrat dari dalam diri dosen itu sendiri untuk melakukan aktifitasnya sebagai
Universitas Sumatera Utara
tenaga pengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat G. R. Terry dalam Hasibuan 2007 yang menyatakan bahwa ”Motivasi yang paling berhasil adalah
pengarahan diri sendiri oleh pekerja yang bersangkutan”. Artinya bahwa motivasi yang dimulai dari dalam diri sendiri motivasi intrinsik merupakan yang paling
menentukan untuk mengarahkan seseorang dalam pencapaian tujuan. Keinginan atau dorongan tersebut harus datang dari individu itu sendiri dan bukanlah dari
orang lain dalam bentuk kekuatan dari luar. Demikian juga pendapat dari F. Herzberg dalam terori kepuasan kerja dua faktor yang dikemukakan manyatakan,
bahwa yang dapat memicu orang bekerja dengan baik dan bergairah hanyalah kelompok motivator atau satisfier. Oleh sebab itu dapat ditarik kesimpulan bahwa
seorang dosen akan selalu bergairah dalam melakukan pekerjaannya karena pekerjaan sebagai dosen adalah sesuai dengan minat dan sangat menyenangkan
sekalipun faktor lainnya tidak terpenuhi dengan baik misalnya kepuasan kerja.
4.6.4. Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja
Hipotesis keempat dalam penelitian ini bahwa iklim organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada Politeknik
Negeri Medan. Pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja dapat dilihat dalam uji hipotesis pada persamaan substruktur pertama. Pengujian hipotesis
dengan menggunakan analisis jalur dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.11. Hasil pengujian menyatakan bahwa iklim organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja pada Politekinik Negeri Medan. Artinya jika iklim organisasi semakin sehat, maka akan meningkatkan kepuasan dalam diri
dosen dalam melaksanakan aktifitasnya,dan sebaliknya jika iklim organisasi semakin tidak sehat akan mengurangi kepuasan kerja dalam diri dosen. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan hasil penelitian Rongga et al., 2001 yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara iklim organisasi yang lebih beriorentasi pekerja, lebih
terbuka dan lebih bersifat konsultatif dan umumnya dihubungkan dengan sikap yang lebih positif.
4.6.5. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
Hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada Politeknik
Negeri Medan. Pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja dapat dilihat dalam uji hipotesis secara parsial dalam persamaan substruktur pertama.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis jalur dan hasilnya dapat dilihat Dalam Tabel 4.11. Hasil pengujian menyatakan bahwa motivasi kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada Politeknik Negeri Medan. Artinya jika motivasi kerja semakin meningkat, maka kepuasan
dalam diri dosen untuk melakukan aktifitasnya juga akan semakin tinggi, sebaliknya jika motivasi kerja semakin menurun akan mengakibatkan
berkurangnya kepuasan dalam diri dosen yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Prabu 2005 dengan judul penelitian:”
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa motivasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara
Enim.
4.6.6. Pengaruh Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan
Kerja
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh iklim organisasi dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja secara serempak dapat dilihat dalam Tabel 4.14. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa variabel iklim organisasi dan variabel motivasi kerja secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja dosen pada
Politeknik Negeri Medan. Artinya bahwa secara bersama-sama variabel iklim organisasi dan variabel motivasi kerja dapat mempengaruhi kepuasan kerja dosen
Politeknik Negeri Medan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widastuty 2004 yang menganalisis pengaruh iklim organisasi dan motivasi
kerja terhadap kinerja pegawai melalui variabel kepuasan kerja sebagai variabel intervening pada Dinas Pertanian Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa iklim organisasi dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai.
4.6.7. Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Dosen Melalui Kepuasan Kerja
Pengaruh ini dapat dilihat dari hasil pengujian koefisien jalur pada persamaan substruktur pertama dan persamaan substruktur kedua. Berdasarkan
hasil perhitungan pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung iklim organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja dosen, menunjukkan komparasi
yang mengarah lebih tingginya pengaruh langsung daripada pengaruh tidak langsung. Pengaruh langsung iklim organisasi terhadap kinerja sebesar 0,332
sedangkan secara tidak langsung 0,013. Demikian juga pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja dosen, dimana pengaruh langsung sebesar 0,603 dan pengaruh
tidak langsung sebesar 0,011. Dengan demikian bahwa variabel kepuasan kerja dalam penelitian tersebut tidaklah berfungsi sebagai intervening. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitan Widyastuti 2004 yang meneliti pengaruh iklim organisasi
Universitas Sumatera Utara
dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening pada Dinas Pertanian Kota Semarang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengaruh langsung variabel iklim organisasi dan variabel motivasi terhadap kinerja pegawai lebih besar daripada pengaruh tidak langsung.
Dengan demikian, bahwa kinerja dosen dapat meningkat apabila iklim organisasi semakin baik dan motivasi kerja semakin ditingkatkan tanpa memperhatikan
variabel kepuasan kerja.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, beberapa hal dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Iklim organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan.
2. Motivasi kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja dosen pada Politeknik Negeri Medan. 3.
Kepuasan kerja tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja dosen pada Politeknik
Negeri Medan. 4.
Iklim organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada Politeknik
Negeri Medan. 5.
Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dosen pada Politeknik Negeri
Medan. 6.
Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa iklim organisasi dan motivasi kerja memiliki pengaruh
langsung yang lebih besar terhadap kinerja dosen daripada pengaruh tidak langsung melalui kepuasan kerja. Pengaruh tersebut dapat dilihat sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Iklim organisasi terbukti berpengaruh langsung terhadap kinerja dosen dan juga dapat berpengaruh secara tidak langsung melalui kepuasan kerja.
Pengaruh iklim organisasi secara lansung terhadap kinerja memiliki koefisien jalur sebesar 0,332 sehingga lebih besar dibandingkan koefisien
jalur secara tidak langsung melalui kepuasan kerja sebesar 0.013. b. Motivasi kerja terbukti berpengaruh langsung terhadap kinerja dosen dan
juga dapat berpengaruh secara tidak lansung terhadap kinerja melalui kepuasan kerja. Pengaruh motivasi kerja secara lansung terhadap kinerja
memiliki koefisien jalur sebesar 0,603 sehingga lebih besar dibandingkan koefisien jalur secara tidak langsung melalui kepuasan kerja sebesar 0.011.
5.2. Saran