Analisis Deskriptif Kinerja Dosen

masih tergolong rendah, sebab itu perlu perhatian dari pihak pimpinan untuk meningkatkan kepuasan kerja para dosen untuk pencapaian kinerja yang lebih baik, khususnya yang berkaitan dengan besar imbalan yang diterima dan juga waktu pembayaran setiap bulannya. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Robbin 2008 yang menyatakan bahwa pekerja yang bahagia cenderung lebih produktif. Berarti seseorang yang merasa puas akan lebih efektif dalam bekerja jika dibandingkan dengan yang tidak merasa puas. Davis 2000, juga menyatakan bahwa tingkat kepuasan seseorang dapat menimbulkan keikatan yang lebih besar atau dapat menimbulkan keikatan yang lebih kecil yang kemudian mempengaruhi upaya dan akhirnya kinerja prestasi.

4.5.4. Analisis Deskriptif Kinerja Dosen

Menurut Moehariono 2009 mendefenisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Sedangkan Mangkunegara 2009 menyatakan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan jawaban responden dan pengolahan data yang berkaitan dengan kinerja Tabel 4.9 menunjukkan bahwa kinerja dosen di Politeknik Negeri Medan masih belum maksimal. Hal ini dapat dilihat bahwa dari 20 pernyataan yang berkaitan dengan kinerja, ternyata masih cukup banyak yang Universitas Sumatera Utara memberikan jawaban netral dan tidak setuju. Jawaban tertinggi untuk pernyataan kinerja dosen yang maksimal adalah yang berkaitan dengan pengelolaan suasana kelas dimana responden yang menjawab sangat setuju sebesar 34,21 dan responden yang menjawab setuju sebesar 65,79. Hal ini menunjukkan bahwa dosen di Politeknik Negeri Medan selalu berusaha agar para mahasiswa memiliki motivasi untuk tetap bergairah mengikuti perkuliahan sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Kemampuan untuk menghidupkan suasana kelas harus selalu diperhatikan oleh seorang dosen karena ini merupakan tuntutan dari kemampuan paedagogik yang harus dimiliki oleh seorang dosen sebagaimana dijelaskan dalam buku 1 Pedoman Sertifikasi Dosen Tahun 2008. Kinerja dosen terendah terlihat dalam pernyataan yang berkaitan dengan mempublikasikan hasil penelitian dan juga ketepatan waktu dalam melaksanakan pengajaran. Untuk pernyataan yang berkaitan dengan mempublikasikan hasil penelitian, responden yang menjawab netral sebesar 42,11. Tingginya tangka tersebut bukan karena dosen tidak mempunyai niat untuk mempublikasikan hasil penelitiannya, melainkan disebabkan keterbatasan media yang ada di Politeknik Negeri Medan yang sampai sekarang hanya memiliki satu jurnal yang hanya terbit dua kali dalam setahun. Jawaban responden untuk pernyataan kehadiran dalam menjalankan pengajaran, responden yang menjawab netral sebesar 34,21 dan responden yang menjawab tidak setuju sebesar 10,53. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kinerja dosen di Politeknik Negeri Medan sudah baik tapi belum maksimal, oleh karena itu pihak manajemen perlu memperhatikan berbagai hal yang dapat meningkatkan kinerja dosen di Universitas Sumatera Utara lingkungan Politeknik Negeri Medan. Hal ini sesuai dengan penilaian kinerja dosen yang dikemukakan oleh Aiken Lewis R dalam Narimawati 2005 bahwa penilaian terhadap kinerja dosen penting dilakukan, mengingat dosen dalam posisi strategis dalam mempengaruhi pelaksanaan pendidikan mahasiswanya maka tidak mengherankan apabila pemerintah, orang tua mahasiswa, serta yang lain memperhatikan mutu pendidikan melalui kemampuan seorang dosen. Juga melalui sistem pen-jaminan mutu yang dikembangkan saat ini, dan telah menjadi acuan baku bagi tiap-tiap perguruan tinggi, menetapkan dosen sebagai sumber daya yang berkorelasi tinggi terhadap kemampuan lulusan untuk competition minded, yakni memiliki keahlian dan keilmuan sesuai dengan disiplin yang ditekuninya Djojonegoro, 2004, 13.

4.6. Pembahasan Analisis Statistik Infrensial

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kemampuan Individu dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pada Pegawai kependidikan Politeknik Negeri Lhokseumawe

2 101 146

Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Negeri Medan

3 67 98

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING.

8 16 39

Pengaruh Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Dosen dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening pada Politeknik Negeri Medan

0 1 2

PENGARUH MOTIVASI, KOMPENSASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 13

LAMPIRAN 1 ANGKET IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA DOSEN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA POLITEKNIK NEGERI MEDAN Pengantar

0 0 38

Analisis Pengaruh Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Dosen Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Politeknik Negeri Medan

0 2 39

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang - Analisis Pengaruh Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Dosen Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Politeknik Negeri Medan

0 0 12

ANALISIS PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA DOSEN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA POLITEKNIK NEGERI MEDAN TESIS

0 0 19

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP TURNOVER INTENTION DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING - Test Repository

0 4 127