Uji Normalitas Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas

Ho: b 3 Ha: b = 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja dosen di Politeknik Negeri Medan. 3 Rumus untuk menentukan t ≠ 0, artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja dosen di Politeknik Negeri Medan. hitung Apabila t Sanusi: 2011 adalah sebagai berikut: hitung t tabel pada tingkat kepercayaan 95, maka Ho diterima dan Ha ditolak, dan apabila t hitung t tabel Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial pengaruh variabel bebas yaitu iklim organisasi X , maka Ho diterima dan Ha ditolak pada tingkat kepercayaan 95 dengan α = 0,05 1 , motivasi kerja X 2 , dan kepuasan kerja Y 1 terhadap kinerja dosen Y 2 signifikan atau tidak.

3.9. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian, maka sebaiknya dilakukan dahulu pengujian asumsi klasik. Tujuan pengujian tersebut adalah untuk memastikan apakah alat uji parth analisisnya dapat dilakukan atau tidak. Apabila uji Asumsi Klasik telah terpenuhi, maka alat uji yang dipakai dapat digunakan.

3.9.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pengukuran data-data yang berskala ordinal, interval maupun rasio biasanya dengan menggunakan Uji Normalitas. Menurut Sugyono 2008 menyatakan bahwa model yang paling baik apabila datanya berdistribusi normal Universitas Sumatera Utara atau mendekati normal. Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan uji one sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data yang berdistribusi normal jika asymp.sig. lebih besar dari 0,05.

3.9.2. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan linier antara variabel independen dalam model regresi. Model yang baik memiliki syarat jika tidak terdapat adanya multikolinieritas. Menurut Santoso 2002, pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Ghozali 2005 menyatakan bahwa jika nilai korelasi antara variabel bebas tersebut lebih besar dari 0,7 maka dapat dikatakan bahwa terjadi gejala multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan nilai variance inflation factor VIF pada model regresi. Apabila VIF lebih besar dari 5, maka variabel independen tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas.

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dimana terdapat ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka yang terjadi adalah homoskedastisitas, sedangkan jika variance berbeda disebut heteroskedastisitas. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak ada gejala heteroskedastisitas dalam pengujian yang dilakukan. Uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini dideteksi dengan Universitas Sumatera Utara melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana sumbu Y adalah yang diprediksi dan sumbu X adalah residual. Adapun dasar analisis untuk heteroskedastisitas adalah: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, hal ini mengindekasikan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas dalam model. 2. Jika tdak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, hal ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kemampuan Individu dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pada Pegawai kependidikan Politeknik Negeri Lhokseumawe

2 101 146

Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Negeri Medan

3 67 98

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING.

8 16 39

Pengaruh Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Dosen dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening pada Politeknik Negeri Medan

0 1 2

PENGARUH MOTIVASI, KOMPENSASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 13

LAMPIRAN 1 ANGKET IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA DOSEN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA POLITEKNIK NEGERI MEDAN Pengantar

0 0 38

Analisis Pengaruh Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Dosen Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Politeknik Negeri Medan

0 2 39

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang - Analisis Pengaruh Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Dosen Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Politeknik Negeri Medan

0 0 12

ANALISIS PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA DOSEN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA POLITEKNIK NEGERI MEDAN TESIS

0 0 19

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP TURNOVER INTENTION DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING - Test Repository

0 4 127