36 Bila bisnis mudharabah mengalami kerugian, maka pembagian
kerugian itu bukan berdasarkan atas nisbah tetapi berdasarkan porsi modal masing-masing pihak. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
kemampuan untuk menanggung kerugian diantara kedua belah pihak. Kemampuan shahib al-mal untuk menanggung kerugian financial
tidak sama dengan kemampuan mudharib. Dari sisi mudharib sebenarnya mengalami kerugian pula, hanya saja kerugiannya dari sisi
pekerjaan. Artinya ketika pembiayaan mudharabah mengalami kerugian maka mudharib terancam hilangnya kerja, usaha dan waktu
yang telah dia curahkan untuk menjalankan bisnis itu. Sebenarnya kedua belah pihak mengalami kerugian, tetapi bentuk kerugiannya
yang ditanggung oleh keduanya berbeda, sesuai dengan objek mudharabah yang dikontribusikannya.
c. Jaminan
Ketentuan pembagian diatas hanya berlaku bila kerugian terjadi hanya murni diakibatkan oleh resiko bisnis business risk, bukan karena
karakter buruk, misalnya karena mudharib lalai danatau melanggar persyaratan-persyaratan kontrak mudharabah, maka shahib al-mal
tidak perlu menanggung kerugian seperti ini.
d. Menentukan Besarnya Nisbah
Besarnya nisbah ditentukan berdasarkan kesepakatan masing-masing pihak yang berkontrak. Angka besaran nisbah ini muncul sebagai hasil
37 tawar menawar antara shahibul al-mal dengan mudharib. Dengan
demikian, angka nisbah ini bervariasi, bisa 50:50, 60:40, 70:30, 80:20. Dalam praktiknya di perbankan modern, tawar menawar nisbah antara
pemilik modal yakni investor atau deposan dengan Bank Syariah adi bagi hanya terjadi bagi deposaninvestor dengan jumlah besar, karena
mereka ini memiliki daya tawar relatif tinggi. Kondisi ini disebut sebagai special nisbah. Sedangkan untuk deposan kecil, biasanya tawar
menawar tidak terjadi. Bank Syariah hanya mencantumkan nisbah yang ditawarkan, setelah itu deposan boleh setuju boleh tidak. Bila
setuju maka ia akan melanjutkan menabung. Bila tidak setuju, ia dipersilahkan mencari Bank Syariah lain yang menawarkan nisbah
yang lebih menarik.
e. Cara Menyelesaikan Kerugian
Jika terjadi kerugian, cara menyelesaikannya adalah: 1. Diambil terlebih dahulu dari keuntungan, karena keuntungan
merupakan pelindung modal. 2. Bila kerugian melebihi keuntungan, baru diambil dari pokok
modal.
E. Teori Zakat, Infak dan Sedekah ZIS
Pada pasal 16 ayat 1 dan 2 UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, secara eksplisit dinyatakan bahwa pendayagunaan zakat
adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup para mustahik sesuai dengan