52 akan meningkatkan permintaan barang dan jasa dari kelompok miskin
yang umumnya adalah kebutuhan dasar seperti pangan, sandang dan papan. Permintaan yang lebih tinggi untuk kebutuhan dasar
masyarakat terkait ZIS ini, akan mempengaruhi komposisi produksi barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian, sehingga akan
membawa pada alokasi sumber daya menuju ke sektor-sektor yang lebih diinginkan secara social. Hal ini akan meningkatkan efisiensi
alokatif dalam perekonomian. Dalam perekonomian yang tidak memiliki mekanisme transfer
pendapatan wajib dan sebagian besar penduduknya adalah miskin, maka kebutuhan riil masyarakat sering tidak tercermin dalam
permintaan pasar. Dengan ZIS yang mentransfer pendapatan ke orang miskin, maka permintaan barang dan jasa orang miskin akan
meningkat. Dalam hal ini, kita dapat memandang fungsi alokatif ZIS yang merealokasi sumber daya dari orang kayak ke orang miskin ini,
sebagai cara yang efektif untuk memerangi kemiskinan S.I. Tag El- Din:1995.
2. ZIS, Kebijakan Fiskal dan Stabilisasi Makroekonomi
ZIS telah dianjurkan sebagai instrumen kebijakan fiskal dengan adanya diskresi yang dimiliki oleh pemerintah atau otoritas fiskal. Di
sini belanja ZIS bisa tidak sama dengan dana ZIS yang terkumpul, tergantung pada situasi perekonomian.
53 Pada perekonomian dalam kondisi ekspansi, pengumpulan dana
zakat meningkat akibat naiknya basis ZIS. Namun pada saat yang sama, jumlah penerima ZIS akan berkurang karena kondisi
ekonomi yang sedang baik IZDR,2010:57.
Dalam kerangka institusi sosial-ekonomi Islam, ZIS memiliki dampak stabilisasi terhadap perekonomian melalui jalur tabungan dan
investasi. Dalam perekonomian Islam, dimana ZIS diterapkan dan riba dilarang, keputusan investasi menjadi bagian integral dari keputusan
menabung. ZIS dikenakan terhadap tabungan dan dana yang menganggur. Jika investasi tidak menjadi bagian terintegrasi dalam
keputusan menabung, maka tingkat kekayaan akan menurun. Jika tabungan diikuti investasi, maka tingkat pengembalian proyek akan
tergantung sepenuhnya pada tingkat bagi hasil dan tingkat pengembalian proyek, karena tarif zakat adalah konstan.
3. ZIS dan Penciptaan Lapangan Kerja
Kerangka sosial-ekonomi perekonomian Islam mendorong penciptaan langan kerja melalui dua jalur, yaitu: penciptaan pekerjaan
dengan upah tetap fixed-wage job dan penciptaan peluang wirausahawan entrepreneurial opportunities. “ Dan salah satu
kerangka institusional terpenting dalam perekonomian islam untuk penciptaan lapangan kerja ini adalah zakat “ M. Fahim Khan:1995.
Islam memiliki institusi zakat yang merupakan sedekah wajib, serta menganjurkan sedekah tidak wajib seperti wakaf dan infak.